Dikediaman reynand seorang pria tengah berenang walau jam sudah menunjukan pukul sembilan malam.
"lo kalo mau mati gantung diri kek atau kalo gak lompat dari gedung pencakar langit biar cepet. Kalo cara lo kayak gini gak bakal mati yang ada cuman masuk angin doang" rossa menatap heran kearah reynand.
Reynand mengeluarkan kepalanya dari dalam kolam dan menuju ketepian kolam. "kok lo jahat sih kak, lo mau gue cepet mati ya!"
"tuh lo tau. Lagian lo tuh bego atau apa sih? Adara cewek sebaik itu lo tinggalin sendirian lo gak inget lo udah janji sama tante lina hah"
"kok lo belain orang lain sih ros" reynand mencipratkan air kearah rossa membuat rossa mendelikan mata kearah reynand.
"gue kasih tau ya rey, mungkin sekarang lo belum ngerasain apa apa tapi ingat suatu saat lo bakal nyesel udah ninggalin adara. Gimana pun gue ini kakak lo dan gue tau apa yang lo rasain sekarang. Saran gue jangan terlalu gengsi sama perasaan" rossa kembali membaca tabloitnya.
Reynand duduk ditepian kolam. "bukan gitu ros gue cuman takut setelah gue bilang semua dia malah menjauh dari gue, gue engak mau itu terjadi"
"dasar oon lo takut dia ngejauh. Sekarang gue kasih pilihan lo takut dia ngejauh atau lo takut dia punya cowok lain" rossa memukul kepala reynand menggunakan tabloitnya.
"diemkan lo! Kalo lo belum coba kenapa lo harus takut. Bukannya lo yang ngejauh dari adara? So, seterah lo gue sih cuman saran. Tapi kalo lo jadian sama adara gue yang dukung paling depan lo tenang aja gini gini gue kan kakak lo. Jadi gue mau yang terbaik buat lo"
Reynand berdiri dan langsung memeluk rossa. "thanks ya ros, gue gak nyangka ternyata lo baik juga" reynand semakin mengeratkan pelukannya.
"reynand lepasin gue gak! Oncom lo. basah semua nih" rossa mencoba menghindar dari pelukan adiknya itu.
"gue sayang sama lo my sister" reynand mencolek pipi rossa membuat rossa menjadi tambah keki.
"liat gara gara lo gue jadi basah semuakan" dengan menghentakkan kaki rossa meninggalkan reynand yang sedang tertawa karena berhasil mengerjainya.
*****
Adara membawakan cemilan untuk vania yang berada dibalkon rumahnya.
"nih dimakan dulu"
"nanti aja dar"
"sorry ya van gue jadi ngerepotin lo" adara menatap bintang bintang dari balkon rumahnya.
"yaampun adara lo kayak sama siapa aja deh, anything for you babe" vania merangkul adara.
"btw dar lo serius lagi berantem sama reynand"
Adara mengangkat bahunya dan berdecak. "gue bingung van. Dia bilang udah gak mau gue ganggu lagi"
"bentar deh dari cerita lo, kalo felling gue sih bilang si reynand cemburu liat lo sama agam. Karena akar permasalahan ini dari waktu agam ngajak lo jalan malam itu"
Adara menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "gak mungkin van reynand itu cemburu. lo kira dia suka sama gue"
Vania mencubit pipi adara dengan gemas. "oh may good adara....lo itu oon atau emang bego sih"
Adara cemberut melihat respon yang vania berikan kepadanya.
"nih ya gue kasih tau dari awal gue liat lo berdua gue percaya kalian sama sama meyimpan rasa. Iya kan? Udah deh dara sampai kapan lo bohongin perasaan lo terus! Mau nunggu sampai reynand punya pacar iya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adara|{END}
Ficção AdolescenteSangat sakit ketika kita melihat orang yang kita cintai begitu mencintai orang lain. Ketika kita memendam rasa, tetapi orang itu tidak kunjung menyadarinya. Saat kita bisa didekatnya, tetapi tidak banyak yang bisa kita lakukan. Dan bodohnya! kita...
