Rasa

- Prolog

Ketika banyak orang mengagumi dia aku bersikap biasa, namun mengapa ketika semakin banyak orang yang mengagumi dia aku merasa takut kehilangan? Ya Tuhan apa yang pantas untuk menamakan rasa ini?

Rasa? Siapa yang dapat menjelaskan secara rinci tentang rasa? Siapa yang tahu asal usulnya? Mengapa dalam kehidupanku banyak tanda tanya dengan rasa? Dan mengapa, mengapa aku harus terjatuh dalam rasa yang cukup membuat ku pusing bukan main? Ya, tentang siapa rasa ini harus ku beri ?

Benci? Ingin sekali ku mengatakan hal itu. Namun apa daya tidak memiliki kekuatan untuk membenci. Aku pernah bertanya dalam lubuk hatiku yang paling dalam "apa jika aku membenci dia aku dapat memilikinya? Atau apa jika aku membenci dia dengan mudah aku dapat melupakannya?"

Aku tahu aku tidak dapat memilikimu. Namun apa Tuhan pernah bilang "kalau dia bukan jodohmu kamu tidak boleh berharap lebih dengannya?" Tidak! Tuhan tidak pernah bilang. Namun dimana ada harapan, jika harapan itu tidak di takdir kan untuk kita jelas saja pasti ada rasa sakit yang terselubung dalam harapan itu.

Mungkin aku seperti orang bodoh yang menuliskan kisahku yang ku tak tahu bagaimana aku dapat menahan luka yang berada dalam alur demi alur yang ku tuliskan, dan bagaimana akhir cerita yang menungguku di ujung sana. Ku harap engkau, cerita yang menungguku di ujung sana, tidak akan memberikan ku setetes pun air mata seperti saat aku menjalani alur yang begitu sulit untuk ku tuliskan dengan kata kata, namun aku berusaha sekuat tenaga untuk menahan rasa sakit yang ku tuliskan ini. Karena aku tahu masih banyak jawaban tentang kisah ini.

Yang ku harapkan dalam akhir cerita ini adalah senyuman, senyuman yang teramat sulit untuk diartikan dan di jelaskan dengan sepatah kata.

—Vanesa Claudia

Oke ini baru prolog aja ya
Semoga kalian suka sama cerita ini

Kalau udh baca jangan segan-segan
Untuk vote dan komen👇👇👇

Terima kasih tunggu chapter 1 ya😊

Selamat menunggu😂

Selamat membaca :)