Happy reading 🤗
Happy new year!!!***
Bahagiakan dia aku tak apa
Biar aku yang pura-pura
Lupa — Mahen***
Hari berjalan seperti biasanya. Tidak ada yang berbeda yang berbeda mungkin hanya perasaan ku saja. Perasaan untuk merelakan itu selalu saja membuat ku berpikir berulang kali. Namun aku harus yakin untuk merelakannya, karena menurut aku itu bukan keputusan yang salah kan?
"Nes, gue mau bicara sesuatu sama lo," ucap Nadine ketika bel istirahat berbunyi, ia duduk di tempat duduk Inara, sebelah ku.
"Ada apa?"
"Nes, berhenti ngorbanin perasaan lo buat orang lain, lo berhak buat suka sama seseorang. Maaf kalau perkataan gue terasa merintah, tapi gue capek aja liat sikap lo yang gak pernah mau berjuang buat kebahagiaan lo."
"Din, gue rasa keputusan gue untuk menjauh itu benar. Gue mohon ya, jangan bikin gue goyah sama apa yang udah gue rancang."
"Semua jawaban ada di lo, iya, lo berhak atas pilihan lo itu. Ingat, jangan terus-terusan sakit hati, gak baik."
"Iya, makasih Din."
Setelah itu aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan saja. Bukan ingin membaca buku, namun aku rasa aku butuh waktu untuk sendiri. Aku hanya ingin tau apa yang sebenarnya aku mau, sampai sekarang aku tidak tahu tentang apa yang aku mau, aku terlalu mengikuti alur cerita orang, hingga cerita aku sendiri sudah tak ku ketahui sudah sampai di mana.
Aku berjalan melewati koridor kelas Syasya. Di depan pintu ada Syasya yang tengah berdiri dengan tangan yang di lipat di dada. Tak ada rasa bersalah yang ku lihat darinya, dia sangat terlihat menjengkelkan.
"Ada yang mau gue bicarakan," ucap Syasya yang tengah menahan tangan ku ketika aku berjalan di depannya.
"Lo gak mau berurusan dengan polisi kan?" ancam ku segera.
"Gue gak takut."
"Dan gue gak punya waktu buat bicara sama lo!" aku segera pergi dan melepaskan cekalan tangan ku darinya.
***
Sepertinya aku sudah salah tujuan, karena kini aku melihat pemandangan yang sungguh tak ingin ku lihat. Di sana ada Fano, dan Nasya, orang yang pernah di kagumi oleh Fano. Aku tidak boleh mundur, aku harus tetap berada di perpustakaan ini, hitung-hitung mencoba untuk terbiasa melepasnya.
"Nesa," panggil Nasya. Sejak kelas sepuluh, aku dan Nasya berteman baik, kami pun tak pernah punya masalah sebelumnya, dia orang yang baik, pantas untuk Fano. Sudahlah aku tidak peduli dengan siapa Fano nantinya.
"Nes?" aku tersadar oleh lamunanku.
"Eh, iya Nas. Ada apa?"
"Kebetulan ada kamu, jadi anak kelasan kita yang dulu mau adain semacam reuni gitu."
"Hah? Reuni, kita kan masih satu sekolah, cuma mencar kelas juga, untuk apa reuni kalau setiap hari ketemu?" tanya ku heran.
"Ya kita mau bikin acara senang-senang aja, kita kan udah mau naik kelas dua belas, dan pasti kita akan sibuk belajar. Lo ikut ya Nes di acara ini."
"Hm, acaranya kapan?"
"Sabtu depan, sekalian malam mingguan," jawab Nasya sambil terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa
Teen FictionTerimakasih sudah hadir, aku pamit. ______________________________________________ [] Publis : 5/Februari/2019 [] (males revisi, pas dibaca ulang alay bgt ternyata) MAAF KALO TERNYATA ALAY BANGET??!!?!? -angel 2023