***
Jangan terlalu banyak tertawa.
Karena bisa saja tawamu itu alamat menuju air mata.***
Kemarin setelah aku mengantarkan bekal untuk Vira. Arvin mengantarkan ku pulang dengan motornya. Aku juga bingung, mengapa motornya bisa ada di sekolah Vira, padahal berangkat ke sana saja dia bersama ku. Mungkin itu adalah bukti fakta dari pernyataan konyolnya Arvin, tentang dia bisa membaca pikiran.
Hari ini Arvin mengajak ku untuk makan di sebuah cafe. Aku mengiyakan ajakannya. Mungkin ini bisa mengisi waktu luang ku yang tak berguna.
"Bun aku izin keluar ya."
"Hm," jawab bunda.
Setelah aku mencium punggung telapak tangan bunda, aku segera keluar dari rumah.
Aku melihat motor ninja berwarna biru sudah berada di depan gang rumah ku beserta sang pemilik motor itu. Aku segera menghampirinya.
"Maaf lama," kata ku.
"Y," jawabnya sambil menyodorkan helm kepada ku.
"Ga usah so singkat lo," balasku sambil memakai helm.
"Iya Vanesa Claudia gak apa-apa, gue gak nunggu lama," jawabnya panjang lebar dengan muka yang memaksakan senyum. Aku sontak tertawa melihat perlakuan teman ku yang sudah bertahun-tahun tak ku temui.
"Ayo naik," serunya
"Y," balasku.
"Ga usah ikut-ikut," jawabnya. Aku hanya tersenyum melihat tingkah Arvin.
***
Sesampainya di cafe, sang pelayan datang untuk mencatat pesanan yang akan kami pesan.
"Lo mau makan apa?" tanya ku pada Arvin.
"Di bayarin kan?" tanyanya.
"Yeuh, coeg."
"Di bayarin gak?"
"Iya-iya," jawab ku, karena merasa kasihan kepada sang pelayan yang masih berdiri.
"Burger nya 1, steak daging nya 1, soup ayamnya 1, chicken katsu nya 1, minumannya jus jeruk nya 1, hm.. apa lagi Clau?"
Ingin sekali aku berteriak ; ARVIN KAMPRET..................................
"Nasi goreng seafood nya 1 sama jus mangga nya 1," jawab ku masih berusaha untuk tersenyum.
"Masa itu doang sih Clau, mba di tambah ken—" seru Arvin yang tentu saja langsung ku potong pembicaraanya.
"Udah mba itu aja," kata ku ramah dengan sang pelayan.
"Oke saya ulang ya," balas sang pelayan tak kalah ramah sambil mengulang kembali pesanan yang tadi kami pesan. "Di tunggu ya mas, mba."
"Vin, gue gak mau tau," ucap ku dengan nada serius.
"Ya udah gak usah tau," balasnya.
"Gue serius."
"Apa?" jawabnya sok serius.
"Bayar makanan lo yang bejibun itu sendiri!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa
Teen FictionTerimakasih sudah hadir, aku pamit. ______________________________________________ [] Publis : 5/Februari/2019 [] (males revisi, pas dibaca ulang alay bgt ternyata) MAAF KALO TERNYATA ALAY BANGET??!!?!? -angel 2023