23 - Menghilang

774 51 23
                                    

***

Perlahan muncul manusia dalam hidup ku. Mereka sungguh aneh.
Karena sejatinya manusia itu tidak sempurna, namun mereka merasa dirinya sempurna

***

Hari ini aku menjalankan aktivitas ku seperti biasa. Mulai dari pagi hingga siang ini, istirahat kedua, aku belum juga menemukan manik mata Fano.

"Ra, ke kantin mau gak?" ajak ku.

"Tumben kamu ke kantin"

"Dari pagi sampai sekarang aku belum ngeliat Fano, chat dari aku juga belum di bales. Aku pikir dia lagi ada di kantin"

"Oh gitu ya rasanya rindu" sambar Reva menggoda ku.

"Ih apaansi"

"Eh, Nesa tunggu" seru Justin yang menghadang langkah ku.

"Kenapa?"

"Lo mau ke kantin kan? Kalau gitu gue nitip permen kaki ya, gope dua kan? Pake duit lo aja dulu nanti gue ganti, anggap aja gue lagi ngutang. Makasih Vanesa cantik" setelah Justin mengatakan hal yang super tidak penting itu, aku segera melanjutkan jalan ku.

***

Sesampainya di kantin pun aku belum juga menemukan Fano.

Kemana dia?
Tiba-tiba menghilang?
Sungguh aku sedang tidak ingin bermain teka teki!

"Udah Nes kamu beli itu aja?" tanya Inara menyadarkan ku.

"Eh, iya. Ayo ke kelas"

"Gak ada ya Fano nya?"

Aku hanya menggelengkan kepalaku.

"Hai Vanesayang, gimana tour ke kantinnya? Pesenan gue ada kan?"

"Kantinnya tutup" jawab ku asal.

"Lah kalau tutup kenapa lo bisa beli air mineral?"

"Kantinnya di buka cuma buat orang waras doang Justin bibir" kali ini yang menjawab Inara.

Apa perlu aku chat lagi? tanya ku pada diriku sendiri.

Vanesa:
No, Lo dimana? Lo gak sekolah? Lo sakit?

3...2...1... Dan di read. Rasanya ingin berjingkrak!! Kutunggu sampai dua menit bahkan hingga lima menit, sepuluh menit. Ia tak kunjung membalas pesan ku.

"Kenapa lo?" tanya Nadine.

"Eh, gak apa-apa"

"Nesa ada yang nyariin tuh" seru Arvin dari depan pintu.

"Siapa?"

"Gue" jawab Arvin.

"Cie Nesa" goda Nadine.

"Nes gue mau ngomong sama lo, tapi jangan di sini, depan kelas aja" bisik Reva.

"Oke,ayo"

Sesampainya di depan kelas, Reva kembali mengeluarkan suaranya.

"Lo suka sama Arvin?" tanyanya.

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang