32 - 3600 detik

772 50 43
                                    

***

"Tiga ribu enam ratus detik ku tunggu kau ucap kata 'rindu'."

***

Pagi ini aku sudah di perbolehkan untuk kembali. Walau sebenarnya aku yang memaksa. Arvin mengantar ku ke rumah Inara. Awalnya Inara yang ingin menjemput ku, namun secara halus ku tolak.

"Makasih ya Vin," ucap ku ketika motor yang di kendarai Arvin sampai di sebuah rumah.

"Iya sama-sama Nes."

"Gue masuk dulu ya."

"Eh tunggu Nes!"

"Hm?"

"Jangan lupa minum obat lo secara teratur. Makannya juga jangan susah. Terus kata dokter banyak minum air putih. Sama itu, lo harus banyak istirahat juga."

"Iya-iya."

"Gue cabut dulu ya."

Motor Arvin melaju dari hadapan ku.

"Nesa, akhirnya kamu balik."

"Ra, bener aku gak ngerepotin?"

"Kayak lagi sama siapa aja sih Nes. Ayo masuk."

Inara membantu ku membawakan koper ku. Mengantarkan ku ke ruang tamu untuk duduk sejenak.

"Duduk dulu ya Nes, bi Inah lagi buatin minuman buat kita."

"Makasih banyak ya Ra."

"Iya Nes, oh iya tadi kamu ke sini sama siapa?"

"Oh, itu tadi Arvin."

"Oh."

"Non ini minumannya," ucap seorang wanita paruh baya, bi Inah.

Dengan keadaan hening kami menyeruput secangkir teh hangat.

"Nes, nanti kamar kamu di samping kamar aku ya. Kebetulan itu kamar tamu."

"Oke Ra."

Setelah selesai minum dan juga berbincang-bincang, Inara mengantarkan ku ke kamar yang akan ku singgahi.

"Ini kamar kamu Nes, aku ke kamar aku dulu ya, kalau butuh apa-apa kamu panggil aku aja."

"Iya Ra, makasih lagi ya."

"Sama-sama lagi kalau gitu," ucapnya sambil tertawa.

Aku mulai membereskan barang-barang ku. Ketika sudah selesai, aku merasa lemas. Ketika aku bercermin, aku melihat wajahku yang sangat pucat. Tubuh ku terasa sangat lemas. Aku segera duduk di samping ranjang.

"Gak boleh! Aku gak boleh ngerepotin Inara lagi. Ini semua udah cukup ngerepotin dia. Tentang ini, Inara gak boleh tau. Kamu kuat Nes," ucap ku. Namun tak lama setelah itu sakit kepala menyerang ku dan akhirnya aku tak sadarkan diri.

***

"Nes? Nes?" panggil Inara.

Aku mulai membuka mata ku.

"Eh, ada apa Ra?"

"Tadinya aku mau ngajak kamu makan malam. Tapi aku liat kamu tidur pulas banget. Jadi ini makanannya aku bawa ke kamar kamu. Aku udah selesai makan."

Ternyata Inara tak sadar, jika sedari tadi tidur ku bukan di sengaja namun aku pingsan. Ini sedikit membuat ku lega.

"Makasih Ra."

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang