24 - Kejutan

783 60 34
                                    

***

Percayalah!
Kejutan ini adalah kejutan yang akan selalu aku kenang sepanjang hidup ku!
Aku berjanji pada diri ku sendiri,
Jika aku tak akan membiarkan diri ku sebodoh ini lagi!

***

Sudah tiga hari Fano tidak masuk sekolah. Informasi yang aku tau dari sekertaris kelasnya, keterangan Fano adalah izin. Aku tidak tau izin mengapa, yang jelas hari ini adalah hari ulang tahun Fano dan hari ini juga aku akan menjawab akhir dari kata teman ini. Sedari pagi selama jam pelajaran berlangsung hingga sore ini , aku terus memikirkan pakaian apa yang akan ku pakai untuk party nanti malam.

"Udah gila ya? Senyum-senyum mulu? Udah berapa cowok yang lo rebut? Sampai seneng banget gitu" tanya Nadine tidak suka.

"Din, kamu gak boleh begitu, bukannya kamu udah minta maaf ya sama Nesa? Tapi kenapa sifat jahat kamu kembali lagi?"

"Apa lo bilang sifat jahat? Lebih jahat mana gue sama temen lo? Siapa Va?"

"Temen lo yang tukang perebut kebahagiaan orang!"

"Berhenti menghina Nesa, apa kalian gak sadar? Omongan kalian itu merendahkan orang"

"Nara, lo denger gue baik-baik. Pasang telinga lo baik-baik. Sebentar lagi kebahagiaan lo yang akan di rebut sama manusia perebut itu, jadi gue pikir lo harus jauhin spesies manusia ini"

"Nesa ayo kita pulang aja" ujar Nara.

Aku segera meraih tas ku dan pergi bersama Inara.

"Nesa, kamu gak usah masukin ke hati ya omongan mereka"

"Iya Ra santai aja. Makasih ya udah mau bela aku"

"Nanti kamu datang ke pestanya Fano kan?

"Iya"

***

Pukul lima sore. Aku sudah mulai bersiap-siap. Padahal pesta di mulai pukul tujuh. Sebenarnya aku tidak terlalu mementingkan dandanan ku, namun yang lebih aku persiapkan adalah kata-kata nanti, ketika aku akan menerima cintanya. Sungguh aku benar-benar tidak sabar.

Aku memilih mengenakan dress berwarna hitam selutut dengan lengan yang terbuka, rambut ku, ku biarkan terurai menutupi bahu ku dan menggunakan sepatu wedges berwarna hitam. Sekarang sudah pukul setengah tujuh, aku segera berangkat.

"Ayah, bunda, Nesa izin ke acara ulang tahun temen Nesa ya" pamit ku.

"Jangan malam-malam ya pulangnya, kalau gitu biar ayah antar saja ya"

"Boleh ayah"

Selama di perjalanan, senyum ini tak ingin padam. Membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Sungguh ini benar-benar fenomena langka dalam hidup ku, jantung ku terus berdegup kencang.

Menyebalkan, di tengah perjalanan aku di hadang oleh kemacetan.

"Ayah, kira-kira macetnya masih lama gak?"

"Sepertinya sih begitu"

Sudah pukul tujuh, dan aku masih juga terjebak macet. Dan tak akhirnya jalanan sudah kembali normal, dan aku sampai di tujuan pukul tujuh lewat lima belas menit.

"Ayah Nesa masuk dulu ya"

"Pulangnya jangan lama-lama, nanti kamu telepon ayah aja ya"

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang