3 - Menjalani Hukuman

1.9K 139 32
                                    


***

Jika terlambat nya terus bersama mu,
Kenapa tidak aku teruskan.
Namun aku sadar,
Jika aku teruskan,
Maka patah hatinya juga harus ku teruskan.

***

Cahaya matahari yang begitu terik dari arah jendela berhasil membuat ku terbangun dari tidurku. Ketika posisiku sudah dalam keadaan duduk aku berusaha mengumpulkan nyawaku. Lalu aku melihat ke arah jam dinding yang berada tepat di atas pintu kamarku. Apa??? Pukul enam lewat sepuluh menit??? Bunda kenapa tidak membangunkan aku??? Aku langsung bergegas ke kamar mandi dan setelah selesai mandi serta menggunakan seragam ku, aku langsung buru-buru memakai sepatuku.

"Ngeyel sih, kemarin bunda kan sudah bilang untuk tidak tidur malam-malam. Ya sudah, sarapan dulu sana."

"Gak usah bun Nesa sudah hampir terlambat, nanti sarapan dikantin aja."

"Nesa-"

"Aku berangkat ya bunda," lalu aku langsung buru-buru memesan ojek online. Untung saja aku tidak perlu menunggu terlalu lama. Dan aku menyuruh sang pengemudi untuk meningkatkan kecepatan sepeda motornya.

***

Sesampainya di sekolah, gerbang sekolahpun sudah tertutup rapat. Aku berdengus kesal. Lalu ada guru BK yang menghampiri ku. Mengapa kata-kata bunda tadi malam menjadi realita?

"Vanesa Claudia, kenapa kamu terlambat?" tanya guru BK yang paling killer di sekolahku . Sebelum aku menjawab pertanyaannya aku sudah dibuat jantungan terlebih dahulu.

"Zefano Adriko, kenapa kamu juga terlambat?"

Aku dan Fano terdiam, niat ku untuk menjawab pertanyaan Bu Ranti guru BK ku, ku urungkan.

"Oke, ibu tidak mau mendengar alasan kalian berdua," siapa juga yang mau ngasih alasan dan berdua? jantung ku ingin copot rasanya ketika mendengar kata "berdua".

"Kalian harus membersihkan gudang belakang!!" perintah Bu Ranti.

"Kapan Bu?" pertanyaan konyol itu terucapkan oleh Fano.

"SEKARANG!!!!!"

"Ibu sering-sering denger lagu selow dong biar gak ngegas terus," kata Fano dengan wajah datarnya aku ingin tertawa, namun melihat wajah datarnya, hatiku langsung mengatakan jangan tertawa.

"Kamu juga Fano sering-sering denger lagu Agnes Monica yang logika, biar kamu punya logika untuk tidak telat terus-menerus. Apa kamu gak bosan namamu selalu di panggil sama ibu? Sudah-sudah sekarang kalian bersihkan gudang secepatnya!!!"

"Iya bu," hanya kalimat itu yang bisa aku lontarkan untuk sedikit menenangkan detak jantungku yang sangat tidak karuan.

***

Lalu aku dan deg, Fano pergi menuju gudang belakang. Astaga Nesa kamu bodoh atau singkatan bebek goreng sih??? Kemarin kamu baru chatan sama Fano tentang hal yang gak jelas dan sekarang kamu masih berani berada tepat di sampingnya, astaga plis jangan bodoh-bodoh banget . Gumam ku dalam hati memaki diriku sendiri.

"Woyyy!" satu kata yang di ucapkan Fano berhasil membuat ku mematung ditempatnya.

"Lo kenapa sih, ayo bantuin beresin," seru Fano.

"Eh, iya-iya, sabar dikit napa sih," kata ku dengan nada do re mi fa sol la si do.

"Tumben lo telat?" tanya Fano, ini kenapa jantungku gak bisa di ajak kompromi sih kalau di dekat dia. Barusan dia nanya apa tumben? telat? Apa dia tau kalau aku jarang telat. Hm... Jangan terbang dulu Nesa, inget mantan dia cakeup.

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang