8 - Teka Teki

1.2K 90 16
                                    

***

Hidupku penuh teka teki karena dia.
Sampai ketika aku merasa nyaman,
Dan aku tidak tau apa jawaban dari akhir kisah ini.

***

Waktu menunjukkan pukul delapan malam, aku masih terdiam di meja belajarku sedari tadi. Tatapan ku kosong banyak pikiran yang menyelimuti seluruh otakku. Tiba-tiba saja pintu kamarku terbuka.

"Nesa kamu gak ikut makan malam?" tanya ayah dengan lembut.

"aku gak lapar yah," jawabku sambil memalingkan tubuh ku ke arah pintu.

"Dari pada kamu sakit, ayo makan saja."

"Tapi ayah-"

"Sudah ayo," ayah langsung menarik lenganku agar aku ikut makan malam.

Bukannya aku tak lapar, melainkan aku sedang ingin menenangkan diri ku untuk melupakan semua kata-kata bunda tadi.

"Kamu di suruh makan aja susah banget sih, bukan disuruh cari duit juga," jawab bunda cetus.

"Bunda sudah, jangan begitu," balas ayah.

Setelah selesai makan perang tadi sore sepertinya berlanjut.

"Nesa gimana sekolahnya?" tanya ayah.

"Ayah belum tau?" balas bunda.

"Tau apa?" tanya ayah.

"Nesa di skors selama tiga hari yah," jawab ku.

"Makanya kamu jangan suka bikin masalah," balas bunda.

"Kamu salah ?" Tanya ayah.

"Aku gak salah yah," jawab ku.

"Ayah percaya sama kamu, sekarang kamu kembali ke kamar istirahat ya sayang."

Aku beruntung memiliki ayah yang sangat menyayangi ku dari kecil hingga saat ini. Lalu aku langsung pergi menuju kamar.

Saat kembali ke kamar, aku membuka ponselku. Ada 2 pesan dari Fano?

Fano:
P
Nes

Vanesa:
?

Tak menunggu lama, Fano langsung membalas pesan ku.

Fano:
Maaf

Vanesa:
Buat?

Fano:
Gue udah denger rekaman yang di tunjukin Nadine ke lo

Vanesa:
Tanpa di kasih tau juga lo harusnya udah tau, kan itu semua ucapan lo.

Fano:
Lo marah?

Vanesa:
Ada manfaatnya?

Fano:
Jadi lo udah gak marah

Vanesa:
G

Fano:
Maaf

Vanesa:
Buat?

Fano:
Lo udah gak marah, tapi lo benci gue kan?

Vanesa:
Y

Setelah itu tak ada balasan lagi dari Fano, terakhir ia hanya membaca pesan ku. Mungkin saja dia kehabisan kata-kata. Aku baru ingat balasan surat dari si sosok misterius itu belum ku balas. Lalu aku segera mengambil secarik kertas dari buku ku dan mengambil pena, lalu menulis kata demi kata.

RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang