(5)

3.2K 193 22
                                    

"Bahkan jika Tuhan mau,
Maka aku pun tak bisa."

Kini, pundak Seokjin sudah terbanjiri oleh air mata Jung Hoseok. Ceritanya benar benar memilukan, tak ada yang dapat menahan air mata mereka di sana. Tak menyangka bahwa hidup seorang Hoseok begitu berat.

"Appa-mu seperti Appa-ku. Meninggalkan keluarganya hanya untuk yeoja baru." Jin berkata datar. Tanpa ekspresi apapun, tanpa nada bicara apa pun.

"Benarkah,Hyung? Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya Taehyung penasaran. Kini mereka semua mulai penasaran dengan kisah masing masing dari mereka.

"Menceritakannya justru akan membuatku semakin membenci dan ingin membunuh namja bajingan itu." Kini nada bicara Seokjin meninggi. Menekan di kata 'bajingan'. Ia tak bercanda. Sepertinya Jin benar benar membenci Appa-nya itu.

"Jika suatu hari Hyung butuh teman berbagi, kami siap jadi pendengar atas keluh kesahmu itu." Ucap Jungkook datar dan kembali mengundang tawa yang lainnya. Kamar itu benar benar hangat. Hangat dengan canda riang sebuah keluarga baru.

"Kau ini. Selalu mencoba jadi bijak, Kookie." Itu Suga sambil mengacak rambut hitam maknaenya itu.

Keesokan paginya, di saat mereka semua harus bersekolah, mereka memilih bolos dan menjaga Hoseok. Padahal jika difikir, cukup seorang saja yang menjaganya. Tapi itulah mereka. Selalu mengutamakan persahabatan di banding yang lainnya.

Kring...kring...

Suara telefon itu berasal dari handphone Taehyung. Terdengar begitu nyaring.

"Hallo?"

"Tae,kenapa kau tidak sekolah?" Suara galak itu benar benar membuat semua orang terkejut dan ingin tahu.

"Begini. Hoseok dirawat di rumah sakit, dan kami harus menjaganya. Jadi aku izin saja sehari."

"Sakit apa anak itu?" Suaranya terdengar lumayan tinggi.

"Dia hanya trauma." Tae berkata datar.

"Oh, katakan padanya cepat sembuh supaya kau bisa kembali lagi bersekolah,Tae." Kini suara si garang terlihat melembut.

"Baiklah. Eh ya, sampaikan salam pada Lisa. Ini dari Jungkook kami." Pernyataan Taehyung membuat semua orang tertawa dan kembali mengejek Kookie. Namun kali ini, Jungkook hanya tersenyum.

Dia pun menutup telfonnya.

"Kenapa kau bisa punya nomor Jisoo?" Tanya Jimin penasaran.

"Apa kalian berpacaran?" Tanya Namjoon.

"Jawab kami..." Najmoon membujuk.

"Pacaran? Hahaha.. mana mungkin aku berpacaran dengan Noona-ku sendiri." Membuat semua orang terkejut.

"Noona? Pantas saja dia tak terlihat membencimu. Astaga, dan selama ini kita sering membicarakan Jisoo di depan Taehyung.. aduh.." Kata Jimin khawatir.

"Benar. Aku selalu mengabsen orang yang membicarakan Noona-ku itu, lalu malam harinya ku telfon dan ku adukan padanya. Hahaha!!" Taehyung tertawa puas. Membuat yang lainnya khawatir.

"Apa?!" Tanya Namjoon sewot.

"Tenanglah,, aku tak serius kok. Aku tahu kalian kesal padanya, tapi sebetulnya dia itu sangat penyayang loh. Sifatnya mirip dengan Jin Hyung, bawel dan rajin." Jelas Taehyung.

"Hei, aku minta nomor telfonnya?!" Pinta Jin membuat yang lain tersedak dan menganga.

"Apa kau menyukainya?!" Tanya serentak.

****

"Kemana Bangtan? Sepi sekali." Tanya Jennie sinis.

"Mereka sedang merawat Hoseok di rumah sakit." Jelas Jisoo.

For You-Blacktan [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang