(21)

1.4K 93 7
                                    

"Kau mau menjadi model brand kami?" Pertanyaan itu sontak membuat Jennie terkejut. Brand Loyaly adalah brand ternama di Seoul. Dan Jennie ditawari untuk jadi model?

Dengan senyuman, Jennie mengatakan, "Aku akan fikirkan baik baik. Berapa nomor telfon Ahjussi? Biar nanti aku hubungi." Jennie menyodorkan handphone nya. Manager Loyaly itu mengetikkan nomornya, lalu berpamitan untuk pergi.
****
Namjoon masuk ke kamar Jungkook. Kebetulan pintunya terbuka. Dia melihat Jungkook sedang melamun.

"Kookie?" Jungkook hanya mengangguk saja. Tanpa berkata apa pun.

"Jangan mati,Jungkook." Namjoon duduk di samping adiknya itu.

"Siapa yang mau bunuh diri?" Jungkook tersenyum kecil.

"Hhh, kau hampir mati. Tentu saja. Ini bukanlah Jungkook yang aku kenal. Jungkook adikku itu selalu tersenyum, tertawa, dan seperti anak anak." Namjoon tersenyum sambil menoleh ke arah Jungkook. Namja di sampingnya juga ikut tersenyum. Sebetulnya dia ingin tertawa dengan perkataan Namjoon, tapi dia seolah lupa cara untuk tertawa.

"Begini. Kau ikutlah denganku jalan jalan?!Aku ingin beli celana. Ayo?" Namjoon begitu bersemangat. Jungkook hanya tersenyum dan mengangguk cepat.

Dia mengganti pakaiannya dan ikut pergi dengan Namjoon. Berbarengan dengan perginya Jungkook, Taehyung datang dengan senyum yang sangat lebar. Dia menyapa dua orang yang sedang berjalan itu.

Melihat Jungkook ikut dengan Namjoon, para Bangtan merasa heran karena hanya Namjoon yang dapat membuat Jungkook lebih tenang.

Dua namja itu sudah sampai di pusat perbelanjaan yang di tuju. Jungkook mulai terlihat ceria lagi. Namjoon tersenyum bangga karena dia telah menghidupkan lagi gairahnya Jungkook.

Setelah selesai berbelanja, Namjoon dan Jungkook melewati sebuah restoran.

"Kookie, kau mau makan? Tadi kau belum sarapan,lho." Namjoon terdiam di tempatnya. Jungkook berbalik.

"Tidak ah,Hyung." Jungkook menolak dengan singkat.

"Aku yang traktir. Mau?" Namjoon mengangkat alisnya.

"Tentu!!" Jungkook begitu bersemangat saat mendengar kata 'traktir'.

Namja manis itu makan dengan sangat lahap. Namjoon menatapnya dengan sayu, "aku harap, kau terus tersenyum,Jungkook. Aku sangat sedih saat mendengar tentang perbuatanmu tadi malam." Tak terasa, air mata menetes menuju pipi Namjoon. Namja itu buru buru mengusap cairan bening yang membasahi pipinya sebelum Jungkook melihat.

"Hyung, kau tak makan lagi?" Tanya Jungkook.

"Aku sudah kenyang, Kookie."

"Kalau begitu, ayo pulang." Ajak Jungkook dengan semangat.

"Bagus. Setelah makan pulang." Jungkook tertawa riang mendengar gurauan Namjoon.

Maknae itu merangkul Hyungnya yang bahkan lebih tinggi darinya. Begitu erat, seperti pada kakak kandung sendiri.

Jungkook begitu semangat. Hingga dia menyebrang, tak sadar sebuah mobil melaju kencang dari jarak yang cukup dekat.

"Jungkook awas!!" Namjoon berlari dan mendorong Jungkook.

Brakkk!!

Tubuh tinggi Namjoon terpental beberapa meter. Si pengemudi justru pergi begitu saja tanpa tanggung jawab.

Apa ini? Cairan merah. Darah keluar begitu banyak dari kepala Namjoon.

Banyak orang yang membantu mereka. Salah satu menelfon ambulans.

Tak lama, ambulans datang. Mereka membawa Namjoon dengan cepat. Jungkook juga ikut.
****
kringg..
Handphone Jin berdering memecah keheningan.
"Halo?"

"Apa?!" Teriak Jin berhasil membuat orang di sekelilingnya penasaran.

"Kenapa,Hyung?" Tanya Jimin dengan panik.

"Namjoon kecelakaan." Semuanya buru buru pergi ke rumah sakit yang di sebutkan Jungkook.
****
Ah! Jungkook baru ingat. Saat liburan, dia sempat meminta nomor telfon yeoja paruh baya bernama Jane. Dia harus menelfonnya.

Perjalanan dari pantai hanya memakan waktu 3 jam. Semoga sempat.

Ibu Jane terdengar begitu terkejut saat tahu bahwa Namjoon kecelakaan. Dia bilang bahwa dia akan cepat ke sini. Entah memakai apa.

Dokter dan perawat dengan cepat membawa Namjoon ke ruang UGD.

"Namjoon!!" Dokter itu nampak sangat kaget kala melihat Namjoon. Ada apa?

"Dokter? Apa dia akan baik baik saja?" Tanya Jungkook khawatir. Sebetulnya dia juga bertanya, kenapa dokter ini mengenal Namjoon?

"Tentu saja. Perawat! Cepat tangani adikku!"

Tunggu. Adik? Dokter itu kakaknya Namjoon?

Keenam Bangtan dengan cepat menghampiri Jungkook. Tak lama, Jisoo dan yang lainnya juga datang. Sama paniknya.

"Dokter sedang menanganinya, Hyung." Ucap Jungkook dengan nafas terengah engah. Belum selesai masalah kematian orang tuanya, kini sudah datang musibah lagi. Ada apa dengan liburan kali ini?

Sejam kemudian,Dokter itu keluar dengan lesu.

"Namjoon kehilangan banyak darah. Dia membutuhkan donor darah secepatnya." Namja tinggi itu begitu lunglai.

"Apakah ada persediaan darahnya?" Tanya Hoseok.

"Jika ada, sudah dari tadi aku tangani. Golongan darahnya itu O rhesus negatif. Darah yang sangat langka." Jelas dokter.

Memang benar, populasi orang dengan golongan O rhesus negatif hanyalah 1% di seluruh dunia. Meski bukan kelainan atau penyakit, golongan darah ini benar benar langka.

"Dokter, bukankah tadi kau bilang bahwa Namjoon Hyung itu adalah adikmu? Apa golongan darahmu sama dengannya?" Semua orang terkejut dengan ucapan Jungkook. Dokter itu adalah kakaknya Namjoon.

Padahal Namjoon tak pernah bercerita kalau dia punya seorang kakak.

"Aku memang kakaknya. Namaku Park Chanyeol. Tapi golongan darahku berbeda dengannya."

Chanyeol menunduk dan menangis melihat keadaan adiknya yang membutuhkan banyak darah.

"Golongan darahku O, tapi bukan negatif. Apa bisa?" Ucap Taehyung.

Jennie menjawab, "Tentu saja tidak, bodoh. Jika orang be-rhesus negatif di aliri oleh orang be-rhesus positif, maka kemungkinannya orang itu bisa meninggal. Ini terjadi karena di dalam darah orang be-rhesus positif terdapat kandungan antigen. Jika darah ini mengalir di dalam tubuh orang be-rhesus negatif, maka darah itu akan di anggap sebagai benda asing sehingga antibody atau pertahanan tubuh akan menghancurkan benda asing tersebut,akibatnya akan terjadi penggumpalan darah sehingga terjadi kematian. Mengerti?" Jennie menjelaskan dengan rinci. Chanyeol hanya mengangguk membenarkan. Yang lain, mereka melongo saja.

"Aduh,, lalu siapa yang punya?" Tanya Jungkook khawatir.

"Aku tak tahu." Suga terduduk di lantai. Berdekatan dengan Chanyeol.

"Jungkook? Namjoon kenapa?" Yeoja paruh baya itu datang dengan di temani dua orang namja bertubuh tinggi.

"Ibu Jane?" Chanyeol menatap tak percaya saat melihat yeoja itu.

Hai!!

Gimana chapternya? Ada pelajaran yang bisa di ambil gak ni? Selalu ambil pelajaran yaw.

Jangan lupa vomment seperti biasa.

Siapa yang punya darah O rhesus negatif,ya??

See you,
Author

For You-Blacktan [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang