(17)

1.6K 106 17
                                    

Sudah sore hari. Apartement Bangtan ***
"Jin Hyung, aku akan ke makam Eomma dan Appa." Jungkook berpamitan, yang lain hanya terdiam melihatnya.

"Jangan seperti kemarin,Kook. Pulang malam." Perintah Jin. Jungkook hanya mengangguk dan pergi.

Sebetulnya, setelah dari makam, dia akan kembali menjumpai Astrid. Yeoja itu begitu asyik di ajak bicara. Dan bersahabat. Sekolahnya berbeda dengan Jungkook.

Malam hari. Baru pukul setengah sembilan. [?Baru?]

"Astrid?!" Jungkook berseru dengan cukup kencang. Pengunjung mulai berdatangan.

"Ah,Kookie!" Astrid begitu cantik. Dia memakai kemeja putih dengan rok senada, rambutnya terikat rapi, menampilkan leher jenjang miliknya.

"Hai! Aku ingin bergabung denganmu lagi,boleh?" Jungkook bertanya gemas.

"Pintu selalu terbuka untukmu,Kook!" Astrid kembali tersenyum.

Mereka pun masuk. DJ sudah mulai memainkan musik yang membuat pengunjung terhibur di bawah pengaruh alkohol.

Pelayan mengantarkan dua gelas minuman ke meja Astrid dan Jungkook. Astrid menerimanya dengan ramah.

"Minumlah, Kookie." Astrid menyodorkan gelas itu. Jungkook tampak ragu.

"Mm,entahlah,Astrid. Aku dilarang meminum alkohol oleh sahabatku." Tolak Jungkook.

"Sekali saja. Jika kau takut untuk pulang, kau bisa menginap."

Dengan bodohnya, Jungkook menerima gelas itu dan meneguknya habis. Dia ketagihan hingga sudah 5 gelas di teguknya. Astrid juga mabuk tak kepayang.

Jungkook pergi dengan keadaan masih mabuk berat. Jalannya linglung, kadang menabrak sesuatu di trotoar. Mabuk membuat dirinya lupa untuk membawa motornya. Tapi lebih baik begitu daripada dia kecelakaan.

Tidit!!!
Suara klakson mobil berseru nyaring. Mobil sedan itu menepi. Mengeluarkan seorang yeoja dengan rambut pirang. Lisa.

*flashback
"Jisoo Eonnie, aku ingin meminjam mobilmu sebentar. Aku ingin pergi keluar sebentar. Mencari angin." Pinta Lisa pada Jisoo yang sedang membaca.

"Nyalakan saja kipas. Itu pun ada anginnya." Ucap Jennie meledek. Mereka belum tidur, kecuali Rose.

"Ambil saja kuncinya." Ucap Jisoo malas berpanjang panjang.
*flashback end

"Astaga,Jungkook! Kau mabuk?!" Lisa berlari menghampiri namja itu. Terlihat sebuah bercak merah di leher putihnya itu. Merah pekat.

Lisa menuntun namja itu memasuki mobilnya. Berniat mengantarnya pulang. Di perjalanan, Jungkook berceracau tak jelas. Beberapa kali menyebut nama Lisa dan para Bangtan.

Mereka sudah sampai di apartement Bangtan. Lisa memasukinya. Begitu sepi seolah tak ada kehidupan.

Hanya terlihat Jin. Melamun di sofa. Dia tak memperhatikan Lisa yang kesulitan membawa Jungkook.

"Jin Ahjussi, aku menemukan Jungkook sedang mabuk di jalan, jadi ku putuskan untuk membawanya pulang." Jelas Lisa. Jin masih terdiam, hanya mengangguk lalu berkata, "Bawa dia ke kamarnya. Aku malas." Jawab Jin begitu datar.

Lisa menurutinya meski hatinya sebal. Kenapa dia tak membantunya?.

Lisa membaringkan tubuh namja itu di kasurnya. Jungkook terlihat begitu lelah. Bercak merah di lehernya masih belum juga hilang. Tak tahu itu apa.

Kenapa kau mabuk,Kookie? Jangan perlakukan dirimu begini...

Ucap batin Lisa lirih. Ini bukan Jungkook yang dia kenal.

Saat Lisa berbalik untuk pergi, tangan Jungkook mencegahnya. Memegangnya erat. Lalu menarik tubuh Lisa ke dalam pelukannya.

Sontak membuat yeoja itu terpaku dan melotot tak percaya. Lisa mencoba melepaskan pelukan itu, tapi pelukan Jungkook terlalu kuat. Lisa menyandarkan telinganya di dada bidang Jungkook. Merasakan alunan lirih detak jantungnya. Menghirup aroma yang merembes keluar dari balik kain penutup tubuhnya itu. Lisa merasa sangat tenang berada dalam pelukan Jungkook.

"Jangan pergi..." ucap Jungkook lirih.

"A..aku harus pulang. Sudah sangat malam."

"Uhhh, jangan pergi... ayo lakukan lagi!" Jungkook berkata apa, Lisa tak mengerti.

"Lakukan apa,Kookie?" Membuat Lisa penasaran.

"Kau begitu cantik dan seksi....


















....ASTRID."
Lisa bertanya tanya. Siapa Astrid? Dan kenapa Jungkook minta untuk lakukan lagi? Lakukan apa?

Lisa sakit hati, ini benar benar diluar dugaannya. Jungkook membuat dirinya kecewa.

Lisa melepaskan pelukan itu lalu pergi dengan cepat. "Sudah,Lisa?" Tanya Jin datar.

"Jin-ssi, Jungkook sangat aneh. Dia menyebut nama yeoja, lalu meminta untuk melakukan lagi. Dan apa dia sedang sakit gatal? Terlihat beberapa titik di leher Jungkook yang memerah.
Apa apa ini?" Lisa lalu pergi dengan cepat.

Jin bergegas masuk ke kamar Jungkook. "Kau mabuk!" Jin mengumpat kecil.

Dia memeriksa leher Jungkook. Lisa benar, terlihat beberapa bekas berwarna merah. Itu bukan gatal, tapi kissmark.

"Apa kau main wanita,Jungkook?" Jin bertanya tak percaya atas apa yang dilakukan adiknya itu.
****
"Aku pulang." Lisa datang dengan lesu. Tak ada yang menyahutnya. Mereka sudah tidur. Wajar saja, ini sudah jam 12 malam. Siap siap saja besok pagi akan kena omelan Eonnie Eonnie-nya.

Lisa melangkahkan kakinya ke dalam kamar dengan lelah. Dia masih memikirkan perkataan Jungkook. Astrid? Siapa yeoja itu? Apa Jungkook menyukainya sekarang? Belakangan ini, Kookie seolah menjauh darinya. Lisa mencoba mengeyahkan semua fikiran itu jauh jauh.

Sedangkal itu kah pemikiran Lisa hingga dia berburuk sangka pada Jungkook? Apakah rasa cintanya itu tulus?

Wuahhh!
Halo gais!!! Apa kabar?
Chapnya pendek ya? Emang sengaja sih. Ga papa kan? Double apdet dah...

Berjalan jalan kecil dapat menurunkan tingkat stress, ini menurut kajian psikologi.

Terus ingat kata kata Jennie itu yaw! Eh ya, readersnya koar dong.. kalau ga komen juga minimal like lah yak?!

Okey, masih rada panjang ceritanya. Segini aja dulu ya...

SPOILER UNTUK BEBERAPA CHAP LAGI.

"Hargailah kami!"

"Ini untukmu..."

"Aa.. lucunya."

"Eonnie!! Tae meninggal!!"

Okey dah!! Bye,readers!!"

See you,
Author

For You-Blacktan [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang