(27)

1.4K 88 4
                                    

Keempat gadis populer itu selalu membuat banyak orang terpana.

Sosok mereka yang sangat cantik, pintar, dan berbakat menjadikan mereka sebagai idaman para namja. Tak hanya Jisoo dan lainnya, Taehyung juga jadi terbawa populer. Ini karena semua siswa sudah tahu bahwa Taehyung adalah adik Jisoo.

Sedangkan Bangtan, mereka tetap populer meski tak seterkenal Jisoo dan lainnya. Jungkook dan Taehyung selalu jadi favorit para yeoja. Ketika mereka lewat, banyak yeoja yang akan memanggil manggil mereka.

Hari ini, hari yang cukup cerah. Terlihat seorang namja manis tengah duduk sendirian di taman. Menulis mungkin.

Secara tiba tiba, seseorang datang dan duduk di samping namja itu.

"Tae. Kau membuatku terkejut." Jungkook menghela nafas. Dari kejauhan, beberapa yeoja tengah memperhatikan dua namja populer itu.

"Kook, sedang apa?" Tae melihat kertas itu, namun Jungkook menutupnya. Taehyung sudah tidak membenci Jungkook lagi. Perasaannya sudah seperti semula.

"Ish, kau ingin tahu saja." Jungkook tersenyum. Kesal, Taehyung mengacak rambut Jungkook.

"Ah, jangan acak rambutku,Tae. Nanti aku rusak." Kedua namja itu tertawa. Tae merangkul Jungkook dengan sangat hangat.

"Eh ya, bagaimana Astrid?" Tae tiba tiba bertanya. Membuat Jungkook sedikit melongo.

"Dia baik. Kenapa kau menanyakannya?" Jungkook mengernyitkan kedua alisnya.

"Tidak. Tak apa apa. Aku ingin bertanya sesuatu boleh?" Tae mulai memperbaiki posisi duduknya.

"Tentu saja. Apa memang?"

"Apa kau masih menyukai Lisa,Kook?" Jungkook langsung terlihat terkejut mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu.

Jungkook menghela nafas, "Sudah tidak. Aku sekarang mencintai Astrid. Apa kau menyukai Lisa?"

"T..tidak. aku tak menyukainya." Tae mencoba berbohong.

"Kau bohong,Tae. Aku tak apa jika kau menyukai Lisa." Jungkook tersenyum. Membuat Taehyung secara refleks memeluk dirinya. "Terima kasih,Kookie."

Dalam hati, sebetulnya Jungkook masih mencintai Lisa. Dia berpacaran dengan Astrid hanya supaya dirinya bisa melupakan yeoja berambut pirang itu.
****
Setelah pulang sekolah, Lisa melihat Jungkook bersama dengan seorang yeoja. Begitu cantik. Sepertinya yeoja itu berasal dari sekolah lain. Seragam mereka berbeda.

Rose menghampiri Lisa. Merangkul tubuh adiknya yang masih bertanya tanya tentang siapa yeoja yang bersama Jungkook.

"Lupakan namja itu." Rose berkata datar.

"Kenapa? Kenapa aku harus melupakan Kookie?" Tanya Lisa penasaran.

"Yeoja itu adalah kekasih Jungkook." Rose masih berkata datar. Lisa terkejut.

"Kekasih?"

"Ya. Kau menyangka jika dia mencintaimu,kan? Lihat sendiri perbuatannya." Tak terasa air mata menetes di pipi Lisa.

"Ayo pulang,Eonnie." Lisa menarik tangan Rose dengan cepat. Dia masih menangis.

Rose begitu sakit hati melihat adiknya kembali menangis. Jisoo dan Jennie tak tahu apa apa tentang ini.

Tapi untung. Sepertinya Lisa tidak terlalu memikirkannya. Sore ini dia harus pergi ke toko untuk membuat kue seperti biasanya. Jisoo menemani Lisa. Sedangkan Rose pamit untuk pergi sebentar.
****
Rose mengendarai sepedanya dengan penuh emosi. Tak terasa, air mata terus menetes di pipinya.

Dia menekan bel di Apartement Bangtan. Yang membukanya adalah Jin.

"Rose, kau sendirian kemari?" Tanya Jin dengan penuh tanda tanya.

"Mana adik bungsumu? Suruh dia keluar, atau aku yang masuk?!" Rose terlihat berapi api. "Masuklah,Rose." Jin mempersilakan.

"Jungkook!!! Dimana kau?!" Rose berteriak. Membuat beberapa orang penasaran. Termasuk Jimin.

"Kau kenapa,Rose?" Tanya Jimin.

"Mana bajingan yang bernama Jungkook?!" Rose melotot. Menyadari apa perkara semua ini, Taehyung mencoba menenangkan  Rose.

"Rose, tenanglah." Tangan Taehyung di tepis kasar oleh Rose.

Seseorang keluar dari kamarnya. Jungkook. Merasa ada keributan yang melibatkannya, dia segera keluar.

Rose menghampiri Jungkook lalu menamparnya hingga namja itu tersungkur. Pipi Jungkook langsung memerah berkat tamparan itu.

"Bajingan bodoh! Tega sekali kau menghianati adikku! Kau tahu? Belakangan ini Lisa sudah sering tersenyum dan tertawa. Tapi berkat perlakuanmu hari ini, Lisa kembali menangis. Terima kasih!! Karena sudah berkali kali dirimu membuat Lisa menangis. Pastinya manusia sepertimu tak tahu apa penyebabnya, kan? Kau telah membuat Lisa jatuh cinta padamu! Tapi bukan memberi sebuah kepastian, Kau justru berpacaran dengan anak pemilik Club malam! Jika akan seperti ini, tak usah dirimu merusak kepolosan adikku itu!" Rose masih menangis.

"I.. ini bukan seperti yang kau fikirkan, Rose." Jungkook bangkit dan berdiri di hadapan yeoja itu.

"Apa?!! Kau berpacaran dengan yeoja itu untuk apa? Selama ini, Lisa menyangka bahwa kau juga mencintainya. Dia berharap terlalu tinggi atas dirimu,Bajingan!! Dan aku ingatkan, jangan pernah usik kehidupan Lisa lagi! Ini peringatan kedua. Kali ini aku tak akan memaafkan dirimu seperti dulu. Tak akan ku izinkan lagi kau mendekati adikku. Suatu hari, kau pasti akan menyesal karena telah melepas orang yang mencintaimu dengan tulus. Ucapanku tak akan salah!" Sekali lagi, Rose memukul Jungkook hingga tersungkur. Dia melenggang keluar dengan cepat.

"Tak akan ku biarkan seseorang menyakitimu,Lisa. Tak akan." Rose mengayuh sepedanya dengan cepat menuju toko kuenya dengan Lisa.
****
Hari sudah malam, Apartement Bangtan begitu sepi. Seperti biasa. Sudah jarang sekali terdengar canda dan tawa yang menghangatkan suasana
-~-
Di kamar, air mata tak terasa menetes membasahi penjuru pelipis wajah Jin.

"Kebencian membutakanku."

Apa dia harus bermetamorfosis? Kenapa banyak pertanyaan yang mengganggu dirinya? Dia bahkan belum bisa menjawab pertanyaan dari dalam dirinya sendiri.
-~-
Jungkook masih menangis.
"Maaf,Lisa. Betul kata Rose, kau sering menangis karena ulahku."

"Apa aku harus menghilang sampai waktu tak berpihak padaku? Aku terlalu malu untuk di cintai." Ucapnya lirih.
-~-
"Hari belum terlalu malam. Lebih baik aku pergi ke Apartement Jisoo." Taehyung bergegas pergi.
****
Rose sedang diam di kamarnya. Menonton film drama kesukaannya.

Seperti biasa, Jennie sedang belajar. Sedangkan Jisoo, membaca novel.

Hanya Lisa yang diam di ruang tv. Menonton film kartun. Bukannya dihiasi tawa, Lisa justru menangis.

"Kau menghianatiku,Jungkook. Aku marah padamu." Air mata menetes lagi di pipi tembamnya.

Yee beres juga ni chapter. Saran, vomment, always!

Maaf kalau ada typo, sekian dulu bye!

See you,
Author

For You-Blacktan [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang