(38)

1.5K 81 14
                                    

Jeon Jungkook.

Ahh, hari pertama sekolah. Aku harus datang pagi supaya dapat kursi depan di kelas. Aku di terima di kelas X-3, sekolah baruku.

Sial! Aku malam begitu sibuk mempersiapkan hari ini. Sehingga sekarang aku sedikit kesiangan. Bukan sedikit sih, tapi lumayan.

Aku datang ke sekolah tanpa sarapan. Dan heyy,, aku masih cukup kecil saat itu. Belum terbiasa tidak sarapan. Perutku lapar. Tak apa lah, yang penting tidak berbuat ulah di hari pertama dengan datang terlambat.

Tapi tunggu. Banyak kunang kunang di sini, kenapa mataku seperti siaran tv yang suram. Banyak semutnya, mulai abu abu. Dan hitam. Aku tak melihat apa pun.

Tuhan, apa aku sudah mati??!! Huhu.. tolonglah, aku masih punya banyak dosa.

Aku menghela nafas panjang. Jika aku mati, mana mungkin aku bernafas. Aku menengok ke sekelilingku. Masih gelap.

"Sadarlah,Junior. Cukup pingsannya.. ayo bangunlah..."

Suara itu terdengar samar dalam telingaku. Pingsan? Aye!! Aku masih hidup. Tapi bagaimana cara aku bangun?

"Jika saja dia tidak manis, sudah aku pukul dia supaya bangun!"

Umpatan yang masih terdengar hingga kini. Ish,, bau menyengat apa ini?

Minyak kayu putih.

Ugh! Aku benci aromatherapynya. Begitu menusuk batang hidungku.

Mataku mulai terbuka. Samar samar, ku lihat seseorang sedang menatapku. Bodohnya aku, aku menyangka kalau dia itu malaikat maut. Pft, tapi ternyata dia hanya sunbaeku.

"Ah, kau bangun juga. Kau kenapa bisa pingsan?" Sunbae itu tersenyum ramah padaku. Rambutnya hitam legam, terlihat berkilau terkena cahaya lampu.

"E..entahlah. tiba tiba saja semuanya gelap dan aku ada di sini." Ucapku masih lemas.

"Namamu siapa?" Tanyanya lagi. Sunbae yang lain meninggalkan kami berdua.

"Jeon Jungkook. Biasa di panggil Jungkook atau Kookie." Aku tersenyum meski tubuhku masih lemas.

"Baiklah,Jungkook. Kau sudah makan?" Tanya nya dengan begitu ramah.

"Aku lupa. Tadi aku terlambat dan.." Belum aku lanjutkan, Sunbae itu menyodorkan sebuah roti.

"Makanlah." Dia tersenyum. Membuatku malu, bukan berarti aku menyukainya tapi aku malu karena telah menyusahkannya.

"Baiklah." Tapi jujur, aku begitu lemas.

"Aaa.." Apa? Dia menyuapiku? Astaga. Aku sangat malu. Aku takut jika aku di sangka macam macam di hari pertamaku.

Aku menerima suapan itu dengan ragu.

"Namaku Kim Seokjin. Kau boleh memanggilku Jin Hyung. Kau junior pertama yang aku kenal. Jika kau mencari, aku ada di kelas XI-2. Mari berteman?" Dia mengulurkan tangannya padaku. Aku menerimanya dengan senyuman.

Sejak saat itu, aku sering berbincang dengannya, hingga dia memperkenalkanku pada satu per satu sahabatnya. Dan mereka menerimaku. Aku seperti memiliki keluarga baru di sekolah. Bangtan.

Suatu hari, mereka mengajakku untuk tinggal bersama di sebuah apartement. Awalnya aku ragu, tapi akhirnya aku menerima tawaran itu.

Itu adalah kali pertamanya aku mengenal Jin Hyung. Manusia pertama yang menolongku di hari pertamaku bersekolah.

~_~

Kim Seokjin

Hari pertama masa orientasi sekolah. Aku dan beberapa temanku sudah mempersiapkan segala rencana ke depannya.

Upacara hari pertama. Semua murid berbaris rapi di lapang. Untung saja belum di mulai karena aku melihat ada seorang namja berlari tergesa gesa dari gerbang.

"Cepat baris!" Teriak Suga pada namja baru itu.

Kenapa wajahnya pucat? Aku melihat dia sudah berkeringat. Ini hari yang cukup dingin,lho.

Aku melihat dia menunduk, lalu mendongkak lagi. Ada yang tak beres dengannya. Aku terus mengawasi namja itu, sepertinya dia sedang sakit.

Gubrakk..

Dia pingsan. Untung dia baris di paling belakang. Aku dan beberapa orang membantu mengangkatnya. Upacara terhenti sebentar.

Kami membawanya ke UKS. Dia terbaring begitu lemah. Benar kan, ada yang tak beres dengan dirinya.

Aku membalurkan minyak kayu putih pada dada dan lehernya. Kasihan sekali dia.

Tubuhnya sedikit mengerliat saat aku membalurkan minyak itu di lehernya. Geli mungkin.

Aku tersenyum pasi melihat ekspresinya itu.

"Sadarlah,Junior. Cukup pingsannya.. ayo bangunlah..."
Aku mengguncang pelan tubuhnya. Dia sakit atau kurang tidur sih? Dia justru terlihat lebih nyenyak saat aku menggoyangkan tubuhnya. Aku mulai kesal.

"Jika saja dia tidak manis, sudah aku pukul dia supaya bangun!"
Aku tak jadi memukulnya. Kasihan dia, wajahnya yang manis nanti jadi terluka. Bukan berarti aku suka padanya, tetapi jujur saja dia itu memang manis. Seperti bayi kelinci yang kehilangan induknya.

Suga datang membawakan sebungkus roti. Dia menyodorkannya padaku.

"Kau saja yang jaga. Aku malas." Aku memutar bola mataku pada Suga.

"Aku harus mengurus siswa. Kau di sini saja. Enak diam kan?" Tanpa ba bi bu lagi, Suga pergi dengan cueknya.

Aku kesal. Ku oleskan saja minyak itu pada lubang hidungnya. Dan berhasil. Dia bangun dengan begitu cepatnya.

Dia tak suka bau kayu putih. Aku menahan tawa saat itu. Dia melihatku seperti melihat seorang setan. Terkejut rupanya.

"Ah, kau bangun juga. Kau kenapa bisa pingsan?" Aku mencoba menjadi seramah mungkin. Dan aku berkenalan dengannya.

Dia menjadi sahabatku. Aku perkenalkan pada Suga, Namjoon, dan Hoseok yang saat itu sudah mengenalku. Tak lupa dengan Taehyung dan Jimin. Aku mengenal mereka karena sering berbuat ulah. Dan aku belum tahu jika Taehyung adalah adiknya Jisoo. Jisoo sendiri adalah kakak kelas yang terkenal sangat sadis saat mengorientasi siswa.

Aku ajak dia, Taehyung dan Jimin untuk ikut tinggal di apartement. Biaya sewanya tinggal patungan. Dan mereka mau. Sejak itulah kami bersama, dan aku tak menyangka bahwa berpisah dengan mereka akan secepat ini.

-
-
-
-
-~_~-


For You-Blacktan [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang