(19)MENGERAM DEKAP SUGA

1.7K 104 7
                                    

Jimin: "Sekarang giliranmu bercerita, Hyung. Aku juga ingin tahu."

Suga: "Malas. Nanti saja lagi."

Jimin: "Ayolah berbagi."

"Baiklah.." Suga berkata dengan malas. "Sebetulnya aku tak mau menceritakan ini padamu. Tapi sudah terlanjur."

*flashback
Min Suga POV

"Hyung, kenapa Appa dan Eomma bertengkar terus?" Tanya ku pada Baekhyun.

Aku dan Baekhyun hanya menjadi saksi bisu. Kami berdiam di kamar dengan tubuh bergetar. Aku sangat takut sesuatu terjadi di antara mereka. Usiaku baru 7 tahun saat itu.

"Ssshhh, jangan takut,Suga. Hyung akan selalu bersamamu." Dia memeluk erat tubuhku.

Aku sangat menyayangi Baekhyun, dia selalu menjagaku meski usia kami hanya terpaut setahun. Terkadang, dia memelukku saat aku ketakutan.

"Kita bercerai!!" Suara itu menggema di telingaku dan Baekhyun. Kami terkejut. Tak menyangka bahwa mereka akan berpisah di usia kami yang masih kecil. Appa bilang bahwa Eomma harus pergi tanpa membawa kami.

Jujur, hatiku teriris. Sebetulnya, aku dan Baekhyun sangat ingin ikut dengan Eomma. Kami lebih menyayanginya ketimbang Appa yang jauh lebih galak.

Eomma terdengar menangis. Kami tak berani keluar dari kamar. Sangat ketakutan.

Hingga akhirnya kami terlelap dengan air mata yang sudah mengering.

"Suga, bangun. Hari sudah siang." Baekhyun menggoyangkan tubuhku pelan. Dia mengusap rambutku. Begitu lembut.

Aku malas untuk bangun. Tapi sulit untuk tidur lagi. Cahaya matahari masuk ke mataku remang remang. Terlihat sosok Baekhyun yang sedang berdiri di hadapanku.

"Ada apa?"

"Bangunlah. Appa mengajak kita pindah ke Australia. Rumah ini di jual." Baekhyun berkata datar. Apa benar yang ku dengar? Akan pindah?

Aku cepat cepat bersiap. Membereskan semua barang barangku. Memasukkan pakaian, dan selembar foto. Foto diriku, Baekhyun, Appa, dan Eomma. Keluarga kami yang masih utuh.

Appa bilang, dia pindah untuk mengurus perusahaannya di Melbourne, Australia. Sekaligus menyekolahkanku di sana. Sudah beberapa negara yang di tanami cabang perusahaannya Appa. Kami pun tinggal di sana.

Bertahun tahun lamanya, aku dan Baekhyun sudah remaja.

Appa menjadi orang yang sangat tempramental. Tak mengenal siapa dia dan dimana. Kadang dia menyiksa orang dengan hal spele. Untuk mencegahnya, aku dan Baekhyun harus rela jadi sasaran pukulan Appa.

Saat di rumah, pernah sekali aku di lempari oleh buku tebal hanya karena aku pulang terlambat. Dia begitu emosi.

"Kau kemana saja? Membuat aku khawatir!!" Blak,.. sebuah buku menghantam keningku dan membuat luka sedikit di sana.

Baekhyun. Aku pernah melihatnya di banting ke sofa hanya karena nilai sekolahnya turun. Padahal, hanya turun satu angka saja, dan itu masih tergolong predikat A. "Dasar anak bodoh! Hobinya berkeliaran saja! Lihat! Nilaimu hancur kan?!" Bentak Appa dengan begitu kasar.

Ku lihat tangan Appa sudah mengepal kuat. Aku berlari, hendak menahannya.

Dan benar. Aku yang terpukul hingga tersungkur. Appa memukul tepat di pelipisku. "Suga! Kau baik baik saja?" Tanya Baekhyun khawatir. Aku hanya mengangguk, menandakan bahwa aku memang tak apa.

Appa pergi dengan begitu cueknya. Tanpa bertanya sedikit pun atau sekedar mengucap kata maaf. Tidak sama sekali. Bullshit jika Appa akan melakukannya.

For You-Blacktan [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang