(23)

1.4K 87 12
                                    

Namjoon sudah pulih. Chanyeol menceritakan tentang Ibu Jane pada Namjoon.

Tanpa basa basi, Namjoon berlari menuju Ibu Jane dan memeluknya erat. "Kenapa Eomma tak bilang dari dulu. Doaku selama ini terkabul. Terima kasih,Tuhan."

"Aku bangga punya anak sepertimu, Namjoon. Aku tak salah melahirkan dan mendidikmu."

Kejadian itu mengundang banyak air mata berjatuhan. Mengalir bebas menuruni setiap pelosok di wajah.

Namjoon telah menemukan harapan barunya. Bersama sang Ibu, dia berjalan. Tanpanya, dia terdiam. Dan itu sudah cukup bagi Namjoon.

Cukup melangkah dalam kesederhanaan.

Namjoon membeli sebuah rumah untuk ditinggali bersama sang Ibu. Tadinya dia akan mengajak Bangtan yang lain, namun mereka menolak. Mereka akan membiarkan Namjoon hidup berdua dengan sang Eomma. Tapi bukan berarti kalau hubungan Namjoon dengan para Bangtan berakhir. Ini merupakan awal. Awal kebahagiaan dari satu per satu namja itu.

Dan masih panjang.
****
Tak terasa, liburan hanya bersisa 5 hari lagi. Bangtan sudah mulai terbiasa dengan ke tiadaan Namjoon di antara mereka.

Jungkook pun sudah mulai bisa berbaur seperti semula. Meski terkadang dia suka bertemu Astrid.

Tapi ada yang aneh dengan Taehyung. Dia menjadi lebih jauh dari Jungkook.

Taehyung tak dapat menolak perasaan ini. Dia mencintai Lisa. Dan itu murni bukan kehendaknya.

Selama liburan, Jungkook sudah sangat jarang bertemu atau sengaja menemui Lisa.

Hari itu, hari yang sangat cerah. Matahari bersinar dengan awan di sekelilingnya.

"Jin Hyung, aku pamit sebentar." Jungkook sudah memakai setelan bepergian. Jin hanya mengangguk. Jungkook pun pergi dengan motor merahnya.

Chat*
Jk: "Kau sudah di tempat?"

A: "Sudah,Kookie."

Jk: "Aku akan segera kesana."

A: "Ok."
Chat end*

Jungkook telah sampai di sebuah taman. Seorang yeoja tengah duduk menunggunya di salah satu kursi taman. Tampak begitu cantik.

Astrid.

"Lama tak berjumpa,Kookie." Astrid menyapa hangat pada namja itu.

"Lama? Baru saja kemarin kita bertemu." Mereka tertawa.

"Aku merindukanmu." Astrid mencubit pipi kanan Jungkook. Ini membuat namja itu meringis sakit.

"Emhh,, Astrid?"

"Ya?" Yeoja itu menoleh pada Jungkook.

"Aku menyukaimu. Kau mau jadi kekasihku?" Jungkook berkata cepat seolah tanpa spasi. Pernyataan sekaligus pertanyaan tadi membuat pipi Astrid merona.

Astrid tampak berfikir. "Aku terima." Jungkook tersenyum bahagia. Dia memeluk Astrid dengan erat.

Jungkook mencoba melupakan Lisa. Melupakan dengan mendatangkan yeoja baru dalam hidupnya. Tanpa dia sadari, seorang namja tengah melihat mereka dari kejauhan.

"Bagus kalau begitu." Namja itu tersenyum sinis lalu pergi.
****
Tok..tok..tok..
Suara ketukan pintu terdengar di Apartement Jisoo, Jennie, Rose, dan Lisa.

Baru selesai mandi dan keramas, Lisa membuka pintu dengan tangan masih sibuk mengeringkan rambutnya.

"Tae?!" Lisa menyapa dengan riang.

"Lisa. Kau baru mandi? Ini sudah siang." Tae tertawa kecil. Membuat Lisa menunduk malu.

"Ini liburan. Aku ingin bebas sekejap. Oh ya, ayo masuk." Lisa menarik tangan Taehyung dengan cepat. Aroma shampo Lisa tercium jelas oleh namja bertubuh tinggi itu.

"Tunggu." Tae mendekatkan wajahnya pada kepala Lisa. Lalu menghirup rambut pirang itu dalam dalam. Jantung Lisa mulai berdetak kencang.

"Kau pakai shampo bayi?!" Tae mentertawakan Lisa. "Memangnya kenapa? Aku suka wanginya." Lisa cemberut.

"Ish, aku bercanda. Noonaku kemana?" Mata namja itu menerawang ke setiap sudut.

"Ketiga Eonnie-ku pergi ke Mall. Mereka meninggalkanku hanya karena aku masih tidur." Lisa tampak sebal karena sudah di tinggal.

"Eh, ayo ke balkon." Taehyung mendahului. Lisa berjalan menyusul.

Taehyung melipat kedua tangannya di atas pagar. Menatap pemandangan kota yang indah.

"Ada apa,Tae?" Lisa mengikuti namja itu. Menatap pada pemandangan. Dirinya mulai gugup.

"Lisa, aku sangat menyukaimu. Bisa di bilang, mencintaimu." Taehyung berkata dengan menoleh ke arah yeoja di sampingnya itu.

Lisa tiba tiba tersedak. Entah apa, mungkin golok.

"Apa?" Lisa sudah melampaui kata gugup. Baru kali ini ada namja yang menyatakan perasaannya pada dirinya.

"Iya. Aku mencintaimu. Mau jadi kekasihku,tidak?" Taehyung tertawa kecil. Di balik tawanya, tersimpan sejuta rasa gugup yang terus mengguncang hatinya. Benar benar mendebarkan.

Taehyung POV*
Akh, aku sangat gugup. Kenapa ini?

Pertama kalinya dalam sejarah, seorang Kim Taehyung mengajak seseorang untuk berpacaran. Lisa yang pertama bagiku. Mendengar bahwa Jungkook berpacaran dengan yeoja lain, membuatku semakin bersemangat untuk mendapatkan Lisa.

Sekarang, apa jawabannya?
Taehyung POV end*

"Emh, Tae. Izinkan aku berfikir. Hari pertama sekolah, aku akan menjawabnya." Lisa tersenyum.

Taehyung merangkul Lisa, dia tak menolak. "Hah,Lisa... Santai saja." Taehyung menatap langit.

Sebetulnya hatinya sangat kecewa. Kenapa tak jawab sekarang saja? Kenapa harus menunggu nanti? Bagaimana kalau sudah menunggu lama, Taehyung di tolak?

Pertanyaan yang memenuhi benak dan fikiran Taehyung.

Belum selesai, Jisoo sudah datang. Mengacaukan suasana mereka.

"Tae! Sedang apa kalian?!" Jisoo berseru tegang.

"T..t..tidak. hanya melihat pemandangan." Taehyung menjawab dengan sangat gugup.

"Sudah,Eonnie. Aku juga tak marah." Rose mengusap lengan Jisoo. Mencoba menenangkan. Sedangkan Jennie, dia langsung ke kamar dan mencoba pakaiannya.

Jennie sudah mengambil keputusan. Dia menerima tawaran untuk menjadi model brand terkenal itu. Dia akan memulai pemotretan seminggu lagi.
****
Di kamar, Taehyung melamun menatap langit langit.

"Jika Lisa mengetahui bahwa Jungkook berpacaran, apa reaksinya? Pasti dia akan sangat sakit hati. Lisa, izinkan aku untuk jadi kekasihmu. Aku tak akan menyakitimu seperti Jungkook." Taehyung masih melamun. Meski masih merasa benci, Taehyung juga kecewa terhadap Jungkook. Tega teganya Jungkook membuat Lisa berharap beberapa bulan ini.
****
Di kamar Lisa.

"Aku menyayangi Taehyung. Tapi aku belum bisa melupakan Kookie. Jika aku menerimanya, aku takut Jungkook akan kecewa. Tapi jika aku menolaknya, pasti Taehyung yang kecewa. Mengapa berat sekali? Lagipula, belakangan ini Jungkook terasa menjauh." Lisa masih murung sendirian. Dia belum mengatakan pada siapa siapa tentang hal ini.
****
"Lisa, maafkan aku. Aku hanya tak mau merusak kepolosanmu itu. Aku sudah berhubungan jauh dengan Astrid. Aku tak mau jika kau juga begitu." Jungkook berkata lirih dalam lamunannya. Dia menghela nafas dalam.

Halo readers!!
Segini dulu aja ya untuk chapter ini. Maap kalau ada typo. Oh ya, vomment nya jangan lupa.

Kalau sudi, tap follow aku author juga ya hehe... bye!

See you,
Author

For You-Blacktan [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang