(9)

2.3K 142 7
                                    

Lisa sudah terbangun dari tidurnya. Menatap Jisoo yang tengah melamun di sofa. "Eonnie," Lisa menyeru.

"Jisoo Eonnie!" Kini lebih keras. Membuyarkan semua lamunan gadis itu. "Lisa, kau sudah bangun!" Jisoo bersorak gembira sambil menghampiri dan memeluk Lisa.

****
"Eonnie, tadi aku hilang kendali,ya?" Rose bertanya pada Jennie dengan sendu.

"Kau sedang tertekan,Rose. Jangan fikirkan hal berat. Kalau kau sudah baikan, kita ke kamar Lisa untuk memastikan keadaannya."

"Aku tak apa. Ayo ke kamar Lisa!" Rose bangkit dan berdiri. Di ikuti Jennie.

"Kau sudah sadar,Lisa!" Rose menatap tak percaya dan segera memeluk adiknya itu. Lisa hanya tersenyum. Jennie menghampiri Jisoo yang sudah merasa baikan atas keadaannya.

"Jisoo eonnie, apa tadi aku memarahimu?" Tanya Rose khawatir.

"Tidak apa apa. Aku tahu keadaanmu sedang buruk. Tak usah di fikirkan." Ucap Jisoo sambil tersenyum riang.

"Tunggu, tadi aku melukai Jungkook, kan? Bagaimana keadaannya sekarang?" Tanya Rose panik.

"Dia baik baik saja. Tadi dia sudah pulang. Tak usah di fikirkan." Saran Jennie.

"Aku merasa bersalah pada namja itu. Meskipun aku masih marah padanya, tapi aku tak sengaja melukainya." Rose termenung sambil duduk di ranjang Lisa.

"Kookie terluka?" Lisa bertanya dengan serius. Seharusnya mereka tidak membicarakan ini.

Jisoo segera menyela, "Jungkook baik baik saja,Lisa. Tadi dia tersandung kaki Rose lalu terjatuh membentur ranjangmu." Dia terpaksa berbohong. jika Lisa mengetahuinya, Jisoo takut kalau dia akan khawatir.

Jennie yang sudah mengerti maksud Jisoo segera mengiyakan. "Yang di katakan Eonnie itu benar."

"Uh, pasti sakit." Ucap Lisa.

Untuk satu hari, Lalisa Park tidak sekolah dulu. Ini untuk memulihkan psikis gadis itu. Lisa sepertinya masih takut jika bertemu Irene dan komplotannya. Dia diam sendiri di apartement. Ketiga saudarinya itu pergi sekolah.

Ketika melewati Irene, Jennie hanya mendelik jijik diikuti beberapa umpatan yang masih terdengar. Sebetulnya hati Irene terbakar dengan perlakuan Jennie, rasanya dia ingin mencakar gadis itu.

Ketiga yeoja populer itu melewati Bangtan. Hanya cuek. Terkecuali tujuh pria itu, mereka melirik ke arah gadis yang baru saja melewati mereka.

"Sepertinya Rose sudah baik baik saja. Senyumnya terukir lagi." Ucap Jimin diam diam.

"Tapi Jennie dan Jisoo masih terlihat murung. Kenapa mereka?" Jin berkata sambil masih melihat ke arah Jisoo.

Yang lain kompak menggeleng. Tak tahu atas jawaban dari sang Hyung.

Jungkook masih melamun. Sepertinya ada beban yang mengganjal fikirannya. "Kookie, kau kenapa?" Tanya Namjoon sambil menepuk bahu Jungkook.

"Eh, tidak apa apa,Hyung. Aku baik baik saja. Kalau begitu, aku harus ke kelas. Aku mau belajar." Jungkook melangkah cepat meninggalkan semua saudaranya itu. Yang lain hanya menatap heran, "biasanya dia paling malas belajar. Tersedak apa dia semalam?" Selidik Taehyung.

Di kelas,Jungkook masih melamun. Entah apa yang di fikirkannya padahal minggu depan adalah ujian akhir semester mereka.

"Jungkook..." suara seorang perempuan lembut memanggilnya.

Jungkook menoleh dan terkejut saat melihat bahwa itu adalah Rose. Jungkook mulai deg degan, takut apa yang terjadi kemarin terulang lagi.

"Ada apa?" Jungkook mencoba hati hati dengan nada bicaranya. "Kau tak usah takut. Aku ingin minta maaf atas kelakuanku kemarin. Aku benar benar stres sampai tega melakukannya." Nada Rose terdengar membujuk.

For You-Blacktan [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang