(7)

2.3K 146 22
                                    

Mereka terus saja berdoa untuk keselamatan Lisa. Rose terus mendampingi adiknya di sebelah ranjang.

"Halo,Tae." Jisoo menelfon adiknya dengan tersedu sedu.

"Kau kenapa menangis?" Taehyung terdengar panik.

"Lisa masuk UGD. Kau cepatlah kesini,Tae. Aku butuh teman."

"Ya Tuhan, baiklah. Aku akan kesana." Taehyung lalu menutup telfonnya.

Setengah jam berlalu, seseorang memasuki ruangan tempat Lisa dirawat. "Noona, apa yang terjadi?" Tanya Taehyung pada Jisoo.

Hanya Taehyung, Jennie dan Rose tak memerdulikannya. Namun mereka terjingkrak saat enam orang lagi menyusul Kim Taehyung.

"Tunggu, kenapa kau mengajak yang lain?!" Jisoo terlihat kesal.

Melihat Jeon Jungkook, Rose berdiri dan menghampirinya. Lalu memukul namja itu sekuat tenaga.

"Kenapa kau masih kesini?! Sudah ku bilang jangan pernah perlihatkan dirimu lagi!! Adikku jadi begini karena mencintaimu! Dan lihat keadaannya sekarang!" Rose masih terus memukuli Jungkook tanpa henti. Dan terus menangis.

"Taehyung, aku hanya meminta kau yang datang. Kenapa kau membawa yang lain?" Jisoo masih jengkel pada adiknya itu.

"Tunggu, jadi kau yang menyuruh mereka kesini? Ada apa denganmu, eonnie?" Rose tampak kecewa terhadap Jisoo.

"Aku tidak meminta yang lain. Aku hanya ingin Taehyung yang datang." Jisoo mulai khawatir.

"Sama saja. Kau tahu kan jika mereka ini selalu bersama? Dan aku benci melihat orang ini!!" Rose memaki sambil menunjuk wajah Jungkook. Rose benar benar tertekan saat ini, dia tak mau ada apa pun mengganggunya.

"Dan kau! Jika sekali lagi ku lihat wajah sok manismu itu, akan ku hancurkan kau! Kau menjauh, atau aku dan Lisa yang akan pergi." Tegas Rose pada Jungkook sambil melenggang keluar. Jennie hanya jadi patung di sana, tak menyangka atas semua yang Rose katakan.

Kata kata Roseanne Park sungguh menusuk hati Jungkook dan yang lainnya. Termasuk hati Jisoo. Dia menyesal, seharusnya dia tak meminta Taehyung untuk datang saat ini. "Kenapa jadi begini??" Jisoo duduk di sebelah Jennie. Sedangkan Bangtan, mereka lebih memilih pergi setelahnya. Jungkook pergi dengan air mata.

Tapi belum sempat mereka semua pergi, "Kookie..." suara Lisa terdengar begitu lemah. Lisa bicara tanpa membuka matanya, sepertinya dia sudah siuman.

Jungkook menghampiri Lisa--meski seharusnya jangan. "Kookie..." alunan lirih Lisa membuat Jennie dan Jisoo tak kuat menahan air mata. Jungkook duduk di tempat Rose duduk. Dia memegang tangan Lisa dengan erat.

"Aku disini,Lisa.. aku di sini." Jungkook meneteskan air mata.

Kenapa kesialan selalu datang? Kenapa Rose harus datang di saat seperti ini? Rose melotot melihat Jungkook tengah menggenggam tangan Lisa. Semua orang disana terpaku, takut. Jungkook tak menyadarinya.

"Persetan kau bajingan!!" Rose mendaratkan pukulan kerasnya tepat di hidung Jungkook. Namja itu tersungkur, tapi Rose seperti binatang buas, tak dapat di kendalikan. Beberapa perawat dan pekerja mendatangi ruangan itu. Namun tak ada yang dapat menahan Rose.

"Lepaskan aku!! Aku ingin menghabisi bajingan itu!!" Rose berteriak teriak. Jisoo dan Jennie hanya dapat menangis meratapi sahabat mereka yang hilang kendali.

Tanpa sadar, dia mengambil vas bunga dan melemparnya tepat ke kepala Jungkook. Hal ini jelas membuat Jungkook langsung pingsan. "Aku berharap kau mati setelah ini, Bajingan!!" Dokter lalu menyuntikkan obat penenang pada Rose.

For You-Blacktan [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang