Bab 7 Sri Adista Wijayatunggaldewi

633 55 1
                                    


Reno dan sang gadis mendarat disekitar danau yang tidak jauh dari lokasi air terjun.

Reno dan sang gadis mendarat diatas rumput gajah mini nan hijau yang bersebelahan dengan danau.

Rumput gajah mini adalah rumput taman yang biasa tumbuh dipekarangan rumah – rumah mewah dunia nyata.

Rumputnya sangat indah dipandang mata dengan bentuknya pendek namun tersusun rata.

Anehnya, rumput – rumput gajah mini ini tumbuh subur disekitar lokasi air terjun.

Sementara itu, sang gadis yang saat ini dirangkul oleh Reno terdiam, ia terus memandangi pemuda dihadapannya dari ujung kaki hingga ujung rambut.

Raut wajah yang penuh dengan kekaguman tampak terlihat dari muka sang gadis yang terkesima dengan wajah Reno yang sangat muda dan tampan.

Wajah pemuda yang menolongnya itu tidak begitu jelas dipandang mata ketika sang gadis berada didalam danau namun ketika sang gadis sudah berada diluar danau, seketika itu pula sang gadis baru menyadari bahwa pemuda yang menyelamatkannya sangat tampan.

Sang gadis mulai mengigit - gigit bibirnya yang tipis, ada perasaan gugup bercampur dengan getaran – getaran aneh mulai berkecamuk didalam hatinya.

"Nona, apakah anda baik – baik saja?" Tanya Reno "Nona?", "Nona?" Reno berkali – kali memanggil sang gadis dengan panggilan "Nona".

Alasan Reno memanggil sang gadis dengan "Nona" karena dia belum mengenal gadis muda tersebut.

Lagipula, dimata Reno panggilan "Nona" adalah panggilan penuh kesopanan bagi seorang wanita didunia nyata.

Sekian kali Reno memanggil – manggil sang gadis yang termenung diam menatap dirinya, alhasil sia – sia, Reno tidak mendapatkan tanggapan dari sang gadis.

Sang gadis hanya diam mematung.

Raut muka sang gadis masih tampak termenung takjub dengan sosok pemuda dihadapannya.

"Nona? apakah anda terluka?" Reno sekali lagi bertanya lalu menyentuh dan mengoyang - goyangkan pundak sang gadis agar sang gadis sadar.

"huh? Ah...." sang gadis mulai sadar dan menjawab, ada raut muka malu terlihat dari ekspresi sang gadis.

"Tuan muda, maaf, aku masih terkejut dengan kejadian didalam danau" jawab sang gadis.

"Syukur jika nona baik – baik saja" Reno berkata sambil mengelus – ngelus dada.

Reno juga sebenarnya cukup terkejut dengan kejadian yang baru saja ia alami.

Ada rasa takut dan ragu apakah dirinya harus bertindak menyelamatkan sang gadis atau tidak?

Bagaimanapun juga Reno masih beranggapan bahwa dunia yang saat ini ia datangi hanya sebatas ilusi semata.

Namun begitu Reno langsung melompat dan menolong sang gadis karena pada dasarnya ia adalah anak yang memiliki moral yang bagus.

"Tuan muda, aku sangat berterima kasih dengan tuan muda. Apabila tuan muda tidak datang dan menolong, mungkin aku sudah menjadi bangkai dibawah danau itu" sang gadis kemudian berkata.

"Nona, anda terlalu sopan, tidak perlu berterima kasih seperti itu, lagipula, tindakanku wajar dilakukan karena pada dasarnya aku adalah pria yang sudah seharusnya menolong nona, jadi tidak perlu dibesar – besarkan" Reno menjawab dengan bijaksana.

Mendengar betapa bijaknya jawaban sang pemuda, Gadis berkebaya hijau itu semakin terkesima dengan jawaban Reno.

Jawaban sang pemuda sontak membuat sang gadis menaruh rasa hormat yang tinggi kepada Reno karena saat ini pria muda dihadapannya tidak hanya tampan dan kuat tetapi juga sopan dan bijaksana.

Sang gadis terus menatap mata Reno yang penuh dengan kepolosan, mata pemuda dihadapan sang gadis tidak memiliki itikad yang tidak baik kepada sang gadis, karena bagaimanapun juga sang gadis adalah sosok yang luar biasa cantik dan menggoda.

Gadis berkebaya hijau yang baru diselamatkan oleh Reno memiliki pandangan buruk terhadap setiap lelaki ditanah astral karena dirinya biasa digoda oleh banyak kaum lelaki.

Setiap kali sang gadis berpapasan dengan lelaki seketika itu pula para lelaki pasti akan melihat dirinya dengan pandangan penuh nafsu.

Dimata sang gadis hampir seluruh laki – laki yang ia temui merupakan pria hidung belang, penggoda wanita dan tidak memiliki ketulusan dalam mendefinisikan cinta.

Berbeda dengan bagaimana Reno melihat sang gadis yang sungguh bertolak belakang dengan lelaki yang sang gadis biasa hadapi selama ini membuat wanita yang baru saja diselamatkan Reno itu semakin terpesona dengan sosok pahlawan dihadapannya.

"Tuan muda, sudikah engkau untuk memberitahukan nama tuan muda?" Sang gadis bertanya lalu menunduk.

"Reno, Reno Prayuda, Nona bisa panggil aku Reno" sambil tersenyum Reno menjawab.

"Reno?" sang gadis terdiam sejenak lalu kembali berbicara "Tuan Muda Reno, aku akan selalu mengingat nama tuan muda"

"Apakah Nona sudi memberitahukan nama nona kepada hamba yang rendah dan kotor ini?" Reno kemudian bertanya

Pertanyaan Reno sontak membuat sang gadis terkejut "Tuan Muda Reno, bagaimana mungkin tuan muda rendah dan kotor, tanpa kehadiran tuan muda entah apa yang akan terjadi dengan nasibku"

Reno tersenyum dengan jawaban sang gadis lalu wanita dihadapan Reno itu mulai memperkenalkan dirinya kepada sang pemuda "perkenalkan namaku adalah Sri Adista Wijayatunggaldewi, panggil saja aku Adis"


------------------------------------------------------------------------------------------------

Apabila Para pembaca yang sangat budiman menyukai cerita ini, mohon sekiranya dapat membantu memberikan nilai "bintang" serta menyebar "share" tulisan ini atau membeli tulisan asli penulis di "playstore"/ "Google Books"/ "Play Book" dengan keyword "Tanah Astral" untuk mendukung Penulis agar terus semangat menulis dan melanjutkan tulisan - tulisannya kedepan.

Tanah Astral Awal Mula SegalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang