Bab 26: Bertemu dengan Tunggal Yudi

565 29 0
                                    

Suara jangkrik dan burung hantu menghiasi malam tanpa bintang dilangit dimensi kompetisi saat ini.

Angin dan gemuruh halilintar tampak menyelimuti suasana dimensi kompetisi dalam kegelapan yang mencekam.

Suasana langit tanpa kedipan bintang, pertanda hujan akan turun dalam waktu dekat.

"Tik, tik, tik, tik.........................................." Airpun mulai turun dari langit, cukup deras, diikuti gelegar suara angin dan badai.

Gadis oriental itu membuka matanya yang terpejam.

Terkejut menemukan dirinya dalam kegelapan, sang gadis bangun berdiri, mengambil sesuatu dari kantung kecil yang dimilikinya.

Tampak kayu pendek dengan ukuran sekitar seratus centimeter keluar dari dalam kantung kecil ini.

Sang Gadis kemudian mengucapkan beberapa "Mantra" dan mengetuk – ngetuk kayu digenggamannya.

Tidak lama kemudian seberkas cahaya api keluar menerangi gua.

"Huh? Gua? Siapa? Kenapa aku didalam gua?" sang gadis masih bingung dengan pemandangan dihadapannya dan bertanya – tanya, siapa yang membawa dirinya kedalam gua? "Bagaimana mungkin? Aku pikir aku telah mati"

Gadis oriental ini kemudian melihat darah yang menghiasai seluruh pakaiannya, tersadar, ia sempat mendapatkan luka – luka yang cukup parah.

Namun, gadis oriental itu kemudian terperanjat kaget dengan kondisi luka yang sempat ia alami.

Melihat Luka diseluruh tubuhnya sudah sembuh, Sang Gadis tidak percaya dengan penglihatannya saat ini. "Lukaku? Lukaku cukup parah, bagaimana mungkin lukaku tidak meninggalkan bekas sama sekali? Apakah aku berhalusinasi? Sang Gadis terkesima.

Pada awalnya sang gadis mengira dirinya sedang bermimpi, namun hal ini langsung ditepis sang gadis karena bagaimanapun juga darah yang menghiasi pakaian sang gadis adalah bukti dia tidak bermimpi dan sempat terluka cukup parah.

Gadis oriental ini kemudian menoleh, menemukan Reno yang sedang tergolek berlumuran darah disekitar mulutnya.

Pakaian Reno dibagian dada tampak tercabik akibat pertarungan sengit sebelumnya. Melihat Reno tergeletak, Gadis itu kemudian bergumam. "Pemuda ini menyelamatkanku? Tapi bagaimana mungkin?"

Sang Gadis kemudian duduk lalu melihat kondisi Reno, lalu menyentuh pergelangan tangannya, gadis ini sedang mengecek denyut nadi pemuda yang terbaring pingsan dihadapannya.

"tampaknya masih hidup dan hanya pingsan tidak mengkhawatirkan". Sang Gadis memutuskan untuk menunggu Reno sadarkan diri.

Hujan masih tampak mengguyur dimensi kompetisi. Sekitar tengah malam Reno kemudian terbangun lalu menemukan sang gadis duduk bersila, diam mematung bagaikan dewi dari khayangan.

Gadis oriental yang sebelumnya memejamkan mata itu kemudian melirik kearah Reno lalu berkata "Kamu sudah sadar?" menatap Reno dengan penuh misteri.

Mata Reno dan mata sang Gadis saling menatap.

"Belum, belum sadar" Reno berguyon.

"Huft" Sang gadis cemberut.

"Hei, apa yang kamu lakukan dengan lukaku?" Sang Gadis bertanya kepada Reno.

"Apakah penting? Mana ucapan terima kasihmu? Ingat ya, kau berhutang budi kepadaku" Reno kemudian menjawab.

"Hutang? Hutang apa?" Sang gadis pura – pura tidak tahu apa yang dimaksud Reno dengan hutang.

Tanah Astral Awal Mula SegalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang