Mengetahui ada 3 orang yang secara diam – diam mengikuti Reno masuk kedalam hutan, Ia membalikan badannya dan berkata dengan tegas "Keluar!"
"Dap"
"Dap"
"Dap"
Seketika itu sekelebat bayangan muncul dihadapan Reno. 3 sosok garang keluar dari semak – semak sambil tersenyum kecut melihat sang pemuda.
"Serahkan tasmu!" ucap salah satu pria garang berkaos putih.
Sejak Reno mengetahui ada beberapa orang yang mengikutinya dari belakang, iapun sadar, orang – orang dihadapannya mengincar tas jinjing yang ia pegang.
Tas Jinjing yang ia pegang saat ini berisi uang ratusan juta didalamnya. Ia tidak habis pikir, tindakannya mengeluarkan uang sembarangan dikhalayak umum mengundang beberapa kucing garong untuk datang.
Reno tidak takut dengan ancaman tiga pria dihadapannya. Ia justru penasaran untuk mencoba kemampuan bela diri yang ia telah serap dari lima buku bela diri yang ada dirumahnya memalui media tubuh halus.
Reno sempat menyerap lima buku bela diri menggunakan tubuh halus sebelumnya, sejak menyerap buku – buku tersebut, ia secara mengejutkan mengerti dengan setiap jurus yang ada pada bela diri karate, silat, kungfu dan, tinju dan pencak silat.
Bukannya takut dengan ancaman yang ada dihadapannya, Reno justru tampak tidak sabar untuk membuktikan jurus – jurus bela diri yang telah ia serap sebelumnya.
Reno kemudian memasang kuda – kuda dan bersiap diri untuk menerima serangan kawanan perampok dihadapannya.
Melihat Reno memasang kuda – kuda untuk bertarung menyebabkan tiga perampok ini naik darah kemudian menyerang Reno secara bersamaan.
Serangan bertubi – tubi berdatangan, mendarat dihadapan Reno. Reno kemudian dengan lihai menangkisnya.
Serangan – serangan yang muncul dihadapan Reno saat ini tampak bergerak sangat lambat seperti "slow motion" dimatanya.
Kemampuan indra penglihatan Reno seperti sudah terlatih berabad – abad silam untuk melihat gerakan – gerakan cepat.
Gerakan – gerakan yang dikeluarkan Reno sendiri secara refleks keluar begitu saja seperti jurus – jurus bela diri yang sudah ia masterkan berabad – abad silam lamanya.
Reno bergerak sangat lihai dan gesit. Gerakan – gerakannyapun tampak seperti gerakan petarung yang sangat menguasai ilmu bela diri tertentu.
"Whosssshhhh"
Reno melompat tinggi diatas kepala kawanan perampok ini dan muncul tepat dibagian belakang para perampok.
"Dap"
"Bang"
"Bang"
"Bang"
Kawanan perampok langsung terpental dan tersungkur sejauh 2-meter dari posisi sebelumnya.
Serangan Reno tampak keras mengenai batok kepala setiap perampok menyebabkan mereka sulit mencoba untuk bangun kembali.
Selain terasa pusing, kepala mereka mengeluarkan darah cukup banyak. Melihat darah yang mengucur bergitu deras, ketiga kawanan perampok tersebut pucat dan memohon ampun kepada Reno.
"Ampun Bang, ampun"
"Kami ngaku salah bang, ampun, kami akan menuruti perintah abang"
"Betul, betul...arghhhhhhhh...kepalaku sakit sekali."
Hanya dengan sekali pukulan, Reno berhasil menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Melihat bagaimana Reno bertarung dengan lihai nyali para perampok tersebut ciut.
"Heh? Apa kata kalian, enak saja, hari ini aku akan hajar kalian habis – habisan" Ucap Reno kesal.
Begitu Reno hendak menyerang ketiga perampok yang masih tersungkur ditanah secara tiba – tiba mereka bersujud dan menyembah Reno sambil berteriak minta ampun.
"Ampun bang, ampun, mohon lepaskan kami bang, kami berjanji akan nurut sama abang!"
"Ampun, kasihani kami bang"
"Betul, betul, betul kami janji akan menuruti perintah abang!"
Reno iba dan kasihan melihat pemandangan dihadapannya saat ini. Emosi Reno sedikit demi sedikit berkurang.
"Jika kalian benar berjanji untuk tidak mengulangi hal ini maka aku akan lepaskan kalian" Ucap Reno.
Mendengar Reno hendak melepaskan mereka, rasa gembira terpancar dari wajah tiga sekawan dihadapan Reno. Ucapan terima kasih kemudian keluar dari mulut mereka berulang – ulang kali.
"Kalian bilang mau mengikuti perintahku?" Tanya Reno.
"Betul bang, kami janji ngikutin perintah abang" Jawab salah satu kawanan perampok
"Oke, kalau begitu, daripada kalian kerjaannya cuma merampok, bagaimana jika kalian ikut denganku bekerja?" Ucap Reno.
"Di perusahaan bang?" Ucap salah satu kawanan perampok termenung.
"Ya perusahaan, tapi memang belum ada perusahaannya, baru mau dibuat, jika mau, kalian akan saya pekerjakan disana daripada kalian semua merampok?" Ucap Reno dengan tenang
Mendengar tawaran Reno, mata kawanan perampok berkaca – kaca. Reno tidak saja memaafkan dan melepaskan mereka namun juga juga menawarkan pekerjaan kepada mereka.
Walaupun perusahaan yang ia tawarkan belum ada, namun dalam waktu dekat ia hendak membentuk badan hukum perusahaan sendiri dan rencana ini akan ia realisasikan secepat mungkin.
Ketiga kawanan perampok dihadapan Reno saat ini menanggur tanpa pekerjaan karena mereka tidak memiliki "skill" apapun termasuk kemampuan komputer ataupun administrasi. Mereka sudah cukup lama menganggur karena tidak ada perusahaan yang mau menerima mereka.
Bertahun – tahun tanpa pekerjaan menyebabkan kawanan perampok bekerja serabutan, kadang menjadi tukang parkir, bahkan terkadang merampok atau memalak anak sekolah yang lewat dihadapan mereka.
"Makasih bang, makasih, kalau begitu kami nurut aja bang" ucap salah satu kawanan perampok.
"Reno Prayuda, panggil saja aku Reno"
"Saya Parjo"
"Saya Peri"
"Saya Pepeng bang"
Ketiga kawanan perampok masing – masing memperkenalkan diri.
"Ok Parjo, Peri dan Pepeng, ini masing – masing 500.000 ya, tunggu aku di Mal DungBang dekat toko berlian dalam waktu 1 minggu kedepan pukul sepuluh pagi" Ucap Reno.
Melihat uang yang disodorkan Reno, mereka melotot tidak percaya.
Reno tidak hanya mengampuni mereka, namun juga memberikan mereka pekerjaan dan sejumlah uang. Hal ini membuat mereka terharu dengan tindakan Reno.
Setelah menerima uang dari Reno, mereka langsung pergi meninggalkan hutan dan kembali menuju kota sambil menunggu waktu 1 minggu kemudian. Entah apa yang Reno rencanakan dalam waktu 1 minggu kedepan dipertemuan selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanah Astral Awal Mula Segalanya
FantasyTanas Astral Jilid I adalah Novel Fantasi karya anak bangsa yang menggabungkan unsur - unsur Nusantara dengan kehidupan fantasi. Novel ini sendiri merupakan bacaan berseri yang menceritakan perjalanan seorang pemuda bernama Reno Prayuda bertualang d...