Bab 12: Mengejutkan

488 32 1
                                    


Mendapatkan ijin dari putri Adista, Reno langsung melompat dari balkon lantai 2

"Whossshh",

Lalu mendarat dengan aman dilapangan

"Dap"

Ia kemudian melesat menuju lokasi ujian saringan masuk sambil berteriak "tunggu".

Tindakan Reno sontak membuat seluruh peserta, penjaga kerajaan, dan para laksamana yang tadinya hendak pergi meninggalkan lokasi ujian berhenti dan menoleh.

Semua mata saat ini terfokus kepada sosok anak muda tampan yang berjalan dengan sangat gagah menuju panggung.

"Laksamana, ijinkan hamba mengukur kekuatan hamba" Ucap Reno kepada tiga laksamana dihadapannya yang baru saja hendak pergi meninggalkan podium.

Laksamana tidak langsung mengamini permintaan pemuda dihadapannya namun terdiam kemudian menengok kearah Putri Adista diatas balkon.

Sang Laksamana tahu bahwa sosok pemuda dihadapannya saat ini adalah tamu istimewa dari sang Putri kerajaan.

Para laksamana juga tahu selama tuan putri memberikan ijin maka para laksamana tidak akan berani menolak permintaan Reno.

Tidak lama kemudian Putri Adista memberikan kode persetujuan kepada laksamana agar dilanjutkan.

"Tuan Muda, silahkan" melihat sosok Reno merupakan tamu kerajaan yang sudah mendapat persetujuan sang putri maka sang laksamana tidak sudi bertindak sembarangan menolak permintaan Reno.

Begitu Reno menyentuh batu mulia giok dihadapannya, batu mulia tersebut mulai bersinar.

Semua mata terfokus kepada batu mulia yang mulai menunjukan angka – angka diatas podium.

Seribu orang peserta dibawah mimbar, termasuk didalamnya peserta yang berhasil dan tidak berhasil lolos sebagai calon penjaga kerajaan masih belum meninggalkan lokasi ujian.

Mereka masih berbaur diatas lapangan, memandangi sosok pemuda dihadapan mereka dengan rasa penasaran.

Putri Adista dan keempat gadis diatas balkon juga menunjukan raut muka yang percis sama dengan para peserta dilapangan yaitu raut muka penasaran dengan hasil yang keluar dari batu mulia giok didepan panggung.

Putri Adista dan keempat gadis diatas balkon semua tampak bertanya – tanya didalam benak mereka, apakah Reno akan memberikan kejutan atau justru kekecewaan yang memalukan.

Para penjaga kerajaan dan ketiga laksamana diatas mimbar juga menunjukan raut muka yang tidak jauh berbeda dengan semua orang.

Tidak lama kemudian batu giok hijau itu mulai dengan jelas mengeluarkan angka – angka.

Terkejut dengan hasil yang keluar dari batu giok hijau, para laksamana mulai pucat melihat angka – angka yang keluar.

Beberapa kali para laksamana menggosok – gosokan matanya, berpikir mungkin hasil yang dilihatnya salah.

Tidak lama kemudian ketiga laksamana menarik nafas panjang lalu menghembuskannya, menengok kesebelah laksamana yang lain, raut wajah mereka tidak ada yang beres, raut muka tidak percaya tersirat dari wajah mereka semua.

Para penjaga, Para peserta, termasuk rombongan Putri Adista diatas balkon juga menunjukan raut wajah harap – harap cemas dengan pengumuman laksamana diatas mimbar.

"16......."

"16......."

Laksamana tampak gugup bahkan tidak percaya dengan pencapaian Reno yang sangat mustahil dilakukan untuk pemuda seumurannya.

"16.5.2.1" Laksamana kemudian berteriak memberikan pengumuman yang cukup menggema diatas panggung.

Seketika itu, suasana disekitar lokasi ujian sepi dan hening. Namun tidak lama kemudian, kericuhan mulai menggema dan kembali terjadi.

"Apa!!!"

"Tidak mungkin, pasti ada yang salah"

"Coba tes ulang, ini pasti salah"

"Mustahil!!!!"

"Gila apa, anak semuda itu? Bagaimana mungkin tingkat kultivasinya setinggi itu?"

"Bahkan ia menguasai lima kemampuan bela diri?"

"16 tahun?"

Terjadi keributan dikerumunan para peserta, mereka sontak terkejut dan tidak percaya dengan hasil yang dikeluarkan batu giok hijau diatas podium.

Para peserta terus berkomentar dengan ucapan rasa ketidakpercayaan mereka terhadap hasil diatas podium saat ini.

Tidak hanya para peserta, bahkan ketiga laksamana juga menunjukan raut wajah tidak percaya dengan hasil pencapaian Reno.

Dibalik rasa tidak percaya yang dialami semua orang, bagaimanapun juga mereka semua sadar bahwa batu giok hijau itu tidak mungkin salah dalam memberikan penilaian.

Selama lebih dari ribuan tahun batu giok hijau ini digunakan untuk mengukur kekuatan mahluk astral dengan tingkat akurasinya yang sudah pasti seratus persen akurat dan belum pernah memberikan hasil salah.

Melihat hasil yang keluar diatas podium, Sri Adista semakin terkesima dengan Reno karena apa yang Sri adista simpulkan dari Reno selama ini terjawab sudah.

Selain muda dan tampan, ia juga kuat dan perkasa. Reno adalah sosok yang tidak hanya berbakat dalam hal bela diri namun juga dalam hal kultivasi.

"Tuan Putri, tuan muda Reno sangat luar biasa" sebut salah satu gadis berkebaya biru disamping Adis.

"Tuan Putri, jika tuan putri tidak keberatan, hamba bersedia jadi istri tuan muda Reno, hahahaha..." Sebut salah satu gadis berkebaya merah disebelah gadis berkebaya biru itu

"Luar biasa tuan Muda, bahkan aku siap dimadu oleh tuan muda, hahahaha" kembali salah satu gadis lain berkebaya merah muda menimpalkan sambil berguyon.

Hanya satu gadis tampak diam mematung dan tidak meresponse ucapan – ucapan para gadis disebelahnya. Walau diam gadis ini seperti terhipnotis dengan hasil yang dicapai Reno.

Sri Adista tidak menjawab godaan – godaan para gadis lain dibelakangnya. Sang gadis hanya termenung diam dan terpesona dengan hasil yang dikeluarkan batu giok saat ini. Dibenak Sri Adista, posisi Reno saat ini semakin tinggi dan tampak sangat mempesona dimatanya.

------------------------------------------------------------------------------------------------------

Apabila Para pembaca yang sangat budiman menyukai cerita ini, mohon sekiranya dapat membantu memberikan nilai "bintang" serta menyebar "share" tulisan ini atau membeli tulisan asli penulis di "playstore"/ "Google Books"/ "Play Book" dengan keyword "Tanah Astral" untuk mendukung Penulis agar terus semangat menulis dan melanjutkan tulisan - tulisannya kedepan.

Tanah Astral Awal Mula SegalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang