"Jangan mudah menyimpulkan rasa dengan sikap seseorang yang terlalu baik sama kita. Bisa jadi kita hanya salah satu dari korban baper"
•••
kriing kriing
Bel istirahat berbunyi sehingga hampir semua siswa di SMAN Trandana berlarian keluar kelas menuju kantin.
"Aduhh habis ini pelajaran biologi, gue belum selesai tugasnya, Bel. Kita hari ini gausah jajan deh ya ngerjain pr aja." Dengan tatapan memelas, Laras memberi kode pada Bella untuk memberikan salinan tugasnya.
"Dasar anak siapa sih lo, masih aja main kode-kode an sama gue." Bella mengoceh sambil membuka resleting tasnya, "Nihh," lalu menyodorkannya tepat ke wajah Laras.
"Yaelah santai dong, Bel." Laras menempa buku itu dengan wajah kesal.
"Dihh gue kan emang santai."
"Ohh iya Bel, habis ini kita jajan apa, bakso? Mie ayam? Atau-." Belum selesai ngomong, Bella sudah meletakkan tangannya di atas mulut ember sahabatnya itu.
"Aishhh" Bella melepaskan tangannya, "Udah kerjain aja dulu, cepetan lima menit. Kalo gak mau gue tinggal ke kantin sendiri lo."
Laras membalas dengan memanyunkan bibir merahnya sambil cepat-cepat menyelesaikan tugasnya itu. Laras memang nampak cute saat dia memajukan bibirnya. Warna bibir yang merah asli membuat dia nampak terlihat anggun. Tak heran, jika banyak cowok yang mencoba mendekatinya namun Laras hanya menstuckkan hatinya pada cowok pintar kelas sebelah, di 10 IPS 2. Namanya Andre. Cowok yang berkulit kecoklatan namun manis. Perfect menurutnya.
Laras menutup bukunya dan langsung menarik tangan Bella dengan keras hingga Bella merintih kesakitan. Mereka berjalan menuju kantin melihat ke seluruh penjuru kantin untuk mencari meja yang masih kosong. Namun sayang, tidak ada meja yang kosong. Kemudian mata Bella menuju ke satu arah ujung kantin, dia bertemu tatapan yang sedang memperhatikannya.
'Sial! Ada kak Reno'
"Bella, Laras. Sini gabung." Lambaian tangan Nico persis dari arah ujung kantin yang barusan Bella perhatikan. Disana ada Andre, Vino, Nico, dan Reno. Bella tak dapat berbohong, jantungnya berdebar dengan cepat dan wajahnya memucat. Reno adalah anak kelas 11 IPA 2 yang disukainya sejak mereka bertemu pada salah satu kegiatan sekolah dulu.
"Bel, ada kak Reno tuh. Yuk kesana. Lumayan ada Andre juga." Laras menunjukkan jarinya ke arah ujung kantin.
"Ishhh apaan sih, mau ditaruh mana muka gue, Ras. Lo tau sendiri kan gue grogi banget kalo ada dia. Nanti kalo pas makan sendoknya ketelen juga gimana dong."
"Lebay, gak gitu juga kali, Bel. Udah ayo kesana."
Tanpa persetujuan Bella dan mengabaikan Bella yang terus saja merengek tak mau diajak gabung bersama Reno and the geng, Laras langsung menarik Bella berjalan kearah mereka dan mendudukkan Bella. Bella tak karuan menahan rasa grogi nya dekat dengan cowok idamannya. Bagaimana tidak, ia dihadapkan dengan lelaki pujaannya, Reno.
'Ahhh, Laras. Gak suka ah kalo kayak gini'
'Tuh kan bener apa kata gue tadi, udah pasti disini diem-diem an gini. Gak asik banget. Kak Reno juga dingin banget sih jadi orang. Gak mikir apa kalo nanti beku gimana, kan gantengnya jadi ilang deh'
Bella memesan satu mangkuk bakso dan segelas matcha tea ice favoritnya.
Saat Bella tengah menyuapkan sesendok bakso dengan kuahnya ke mulutnya, ia menyadari Reno sedang memperhatikannya. Namun, ia tak berani menatap ke arah Reno.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Unexpected [On Going]
Teen FictionCerita ini dibuat untuk kamu yang telah membuat karangan kisah di masa depanmu sesempurna mungkin, namun ternyata rencana itu tak ada artinya setelah takdir berkata lain. Kamu bisa belajar dari Reno, saat kebahagiaannya terenggut oleh ketetapan yang...