"Tidak perlu memaksa orang lain untuk mengerti dirimu, tak perlu meminta untuk dipahami. Orang yang memang peduli akan mengerti tanpa kau minta"
•••
Rapat ditutup setelah sekitar satu jam. Beberapa pengurus osis langsung pulang, ada juga beberapa yang masih tinggal di sekolah. Bella melangkahkan kaki pelan melewati koridor sekolah menuju gerbang hitam di depan. Dilihatnya kanan kiri jalan raya, ia tidak menemukan mobil bang Amin. Mungkin sebentar lagi datang, pikirnya. Dia lebih memilih untuk berdiri bersandar di dinding gapura, daripada duduk.
Terdengar seperti suara keributan dari arah parkiran motor, membuat Bella menoleh ke arah sumber suara. Ditemuinya dua orang yang sangat tak asing untuknya. Bella masih memperhatikan dua orang itu yang ternyata tidak sedang ribut, hanya saja bercanda dengan suara yang sedikit keras sehingga terdengar seperti ada keributan di sana.
Lalu orang itu akhirnya melajukan kendaraannya dengan satu orang di belakang yang melingkarkan tangannya ke perut orang di hadapannya, melewati Bella tanpa menoleh sama sekali, atau hanya sekadar mengatakan duluan ya, tidak! Tidak ada satu katapun. Mungkin Bella memang tidak terlalu penting untuk mereka.
Bella masih menatap kendaraan yang telah berlalu itu hingga terlihat jauh, betapa tidak terlihatnya Bella di mata Reno. Padahal tempat ini, pertama kali Reno bersikap baik pada Bella di sini. Bella memperhatikan beberapa obyek di sekitarnya dan tersenyum singkat. Sesingkat kisahnya dengan Reno.
Hanya sekitar tiga puluh lima menit ia menunggu bang Amin sekaligus perjalanannya pulang, akhirnya ia telah memasuki gerbang rumahnya. Sesegera mungkin ia turun lalu berlari ke kamarnya. Ia melempar tas miliknya di meja belajar lalu merebahkan tubuhnya ke ranjang.
Drttt.. Drtt..
Bunyi getar ponsel Bella membuat dirinya memaksa beranjak untuk mengambil ponsel di atas meja belajar yang lebih dulu ia taruh. Ia lalu membuka pesan masuk dari Laras.
Laras
Hari ini ada acara gak bel?
Gak
Temenin gue yuk
Ke?
Cari kado buat andre
Mau ultah dia?
Iyee
Oke. Gw siap2 dl
Dandan yg cantik ye, siapa tau ketemu kak Reno😋
Heleh wkwk
Haha. Jam 3 gw jemput lo
Kemudian Bella menutup ponselnya dan segera mengambil handuk lalu ke kamar mandi. Tak lama, kini dia sudah berada di depan cermin. Ia melukiskan sedikit eyeliner dan blush on tipis, lalu memakai lipmatte cherry. Sempurna! Kali ini dia memuji dirinya sendiri, karena jarang sekali ia bisa memakai make up seperti ini.
Ia berlari menuruni anak tangga menuju dapur, mencari keberadaan ibunya. Namun tidak ditemukan. Kemudian dia melangkah pelan ke seluruh ruangan hingga ia menemukan ibunya yang sedang berada di ruang kerja ayahnya berdua. Lalu ia masuk berniat untuk berpamitan, ia duduk di depan mereka yang bersebelahan menghadap laptop.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Unexpected [On Going]
Teen FictionCerita ini dibuat untuk kamu yang telah membuat karangan kisah di masa depanmu sesempurna mungkin, namun ternyata rencana itu tak ada artinya setelah takdir berkata lain. Kamu bisa belajar dari Reno, saat kebahagiaannya terenggut oleh ketetapan yang...