"Apa yang sebenarnya terjadi?"
•••
Mentari bersinar menyilaukan pandangan Bella pada sebuah gorden jendela kamarnya. Bella melihat arah jarum jam beker bermotif hello kitty nya. Sial. Sudah jam enam. Pantas, sudah terang sekali. Bella bergegas bersiap untuk berangkat sekolah karena hari ini benar-benar terlambat.
Kenapa bisa kesiangan sih, Ibu juga kenapa gak bangunin aku. Kalo kayak gini kan bisa terlambat, ehh pasti ini udah terlambat. Nyampe sekolah jam berapa nanti aku.
Setelah berseragam rapi dengan mengenakan sweater warna peach, Bella nampak lebih cute. Namun, saat ia tengah menyisir rambutnya, entah mengapa ia tiba-tiba merasa pusing. Ia meraih bangku yang ada disebelahnya dan menaruh badannya yang sempoyongan di atas bangku itu. Tak biasanya, bahkan akhir-akhir ini Bella sering merasa seperti ini. Dan, ya. Bella berlari ke kamar mandi karena merasa mual. Kejadian lagi. Muntah darah lagi. Ia menatap cermin dengan menyelipkan rambutnya yang terurai. Ia memandangi dirinya sendiri bertanya-tanya. Apa yang terjadi pada dirinya?
----
"Bel, sarapan dulu lah." Yulia berteriak sambil memandangi punggung anaknya yang berlari ke arah mobil.
"Udah, bu. Nanti sarapan di sekolah aja, udah terlambat banget ini."
Mobil berwarna hitam itu kini melaju dengan kencangnya.
----
Jam menunjukkan pukul tujuh. Terlambat. Sekolah itu kini telah di tutupi gerbang hitam yang dijaga satpam disebelahnya. Bella memohon agar dibukakan pintu gerbang. Awalnya ditolak oleh seseorang yang menjaga pintu itu, namun setelah Bella merengek dengan sejuta alasan, akhirnya ia dibukakan pintu oleh pria itu.
Kemudian Bella disarankan untuk lewat lapangan basket jika akan menuju kelasnya. Karena mungkin disana aman, tidak ada guru piket. Bella pun menyetujuinya dengan anggukan. Tanpa berpikir panjang, gadis itu berjalan pelan seperti seseorang yang telah mencuri dan takut ketahuan karena ia melewati beberapa koridor kelas yang disana pasti ada guru.
Tak memperhatikan apa yang ada di depannya, ia berjalan sambil menoleh ke belakang karena was was. Ia kini berada di samping lapangan basket yang sepertinya disana ada kelas yang sedang melakukan kegiatan olahraga.
Brukk..
Seseorang melambungkan bola tepat di kepala Bella hingga ia tak sadarkan diri karena bola itu terlalu keras mengenai kepalanya. Hingga seseorang yang melambungkan bola tadi menggendong gadis itu menuju uks.
"Udah enakan?" tanya seseorang yang kini ada di samping ranjangnya.
Penglihatan Bella masih terlalu kabur untuk menangkap wajah sosok itu. Tapi, suaranya sangat tidak asing bagi dirinya.
Seseorang itu makin menatapnya intens untuk memastikan gadis itu baik-baik saja, karena tidak ada balasan sama sekali saat ia berbicara kepada gadis itu.
"Bel?"
Kini penglihatannya sudah jelas. Dugaannya benar, ia adalah Reno.
"Iya kak, aku gak papa kok."
"Tadi kenapa baru dateng? Telat?" tanya Reno.
![](https://img.wattpad.com/cover/170243692-288-k881335.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
An Unexpected [On Going]
Novela JuvenilCerita ini dibuat untuk kamu yang telah membuat karangan kisah di masa depanmu sesempurna mungkin, namun ternyata rencana itu tak ada artinya setelah takdir berkata lain. Kamu bisa belajar dari Reno, saat kebahagiaannya terenggut oleh ketetapan yang...