Why?
•••
Minggu, hari terbaik menurut Bella. Ia menghabiskan waktunya seharian bersama Laras. Pagi tadi, ia memulai perjalanannya ke dunia fantasi, lalu ia pergi belanja kemudian dilanjutkan menonton film di bioskop. Rencananya, hari ini akan ia penuhi dengan bersenang-senang saja.
"Gila, film nya seru banget yak. Itu tadi si Melody romantis banget sama Dylan. Mereka chemistrynya dapet banget dah, cocok mereka tuh. Tapi sayang, di dunia nyata mereka udah punya pacar masing-masing. Ehh lo inget nggak tadi adegan pas mereka pertama ketemu. Mereka-," Laras tak ada henti-hentinya mengoceh tak bermutu menurut Bella.
"Isshhh, iya iya tau semua kok. Berisik banget lo. Mendingan kita cari makan. Ini cacing-cacing di perut udah saling keroyokan." Kata Bella yang sedang memegangi perutnya dan di tatap sejenak oleh Laras.
"Hmm makan terooss. Perasaan tadi sebelum masuk theatre udah makan deh kamu. Udah laper lagi?"
"Ho oh" jawab Bella sambil mengerucutkan bibirnya.
"Dasar tukang makan!"
Bella tak menghiraukan ejekan Laras dan langsung menarik tangan sahabatnya itu menuju ke salah satu stand makan di mall. Dia memesan satu gelas matcha tea dan satu gelas cappucino.
"Lahh, katanya tadi laper. Kok cuman beli es?"
"Udah gak laper, haus doang."
"Yaelahh."
"Yaudah, minum dulu. Habis ini kita lanjutt" ucap Bella.
Laras mengangguk sambil meneguk minuman miliknya hingga habis.
Mereka melanjutkan perjalanan mereka ke suatu tempat photobooth disana. Seperti biasa, mereka selalu mengabadikan setiap kenangan yang mungkin akan menjadi sejarah nantinya.
Kemudian lanjut ke taman kota. Bella dan Laras memang suka menikmati senja di taman kota. Banyak burung terbang kesana kemari. Ada juga anak-anak yang berlarian di bundaran kolam sambil memainkan air. Di taman kota, merupakan pusat orang-orang menghabiskan waktu bersama keluarganya. Asyik memang. Melihat keluarga yang akur saling beradu candaan, seru.
Pandangan Bella tiba-tiba tertuju ke arah jarum jam dua. Dia melihat ada seorang laki-laki dan perempuan. Sepertinya mereka bukan sepasang kekasih. Terlihat dari cara bicaranya dan wajah yang nampak mirip, sepertinya mereka adik kakak. Mereka tampak akur.
'Seandainya, kakak punya waktu luang buat aku. Pasti aku seneng banget kak ngehabisin waktu aku sama kakak. Aku juga pengen kayak cewek itu, kak. Yang bisa diajak jalan sama kakaknya. Dia bahagia banget kak kelihatannya. Kalau dibandingkan aku? Beda jauh. Aku yang cuma bisa bertemu kakak di meja makan, gak bisa merasakan bahagianya punya kakak yang hampir seumuran. Kapan kakak bisa punya waktu buat aku? Buat kita, kak. Semenjak kakak punya pacar, kakak beda'
Tepukan tangan Laras di pundak Bella membuat Bella terpaksa membuyarkan lamunannya.
"Kenapa? Ada masalah?"
"Enggak, gapapa kok."
"Heleh, bohong."
"Beneran,"
KAMU SEDANG MEMBACA
An Unexpected [On Going]
Genç KurguCerita ini dibuat untuk kamu yang telah membuat karangan kisah di masa depanmu sesempurna mungkin, namun ternyata rencana itu tak ada artinya setelah takdir berkata lain. Kamu bisa belajar dari Reno, saat kebahagiaannya terenggut oleh ketetapan yang...