30. Bukan siapa-siapa

13 3 0
                                    

"Aku hanyalah cahaya kecil bukan bara api yang sering kau lupakan saat begitu banyak bintang di atas langitmu"

•••

"BELLA!" Terdengar teriakan seseorang dari arah parkiran membuat Bella menoleh ke sumber suara. Dia melihat seorang cewek yang sangat ia kenali melambaikan tangan ke arahnya.

Bella tersenyum tipis, meskipun entah orang itu bisa melihat senyuman Bella atau tidak. Langkah kaki Bella perlahan menghampiri orang yang memanggilnya itu.

"Ada apa kak Venny?" tanya Bella.

Meski dulu saat Bella masih ada hubungan dengan Reno, Venny sering bersikap kurang baik pada Bella, namun sekarang perlahan Venny mulai bersikap sewajarnya ke Bella.

"Nanti sepulang sekolah ada rapat osis buat persiapan promnightnya anak kelas dua belas." Venny menjawab pelan.

"Ohh, oke kak. Siap."

"Yaudah, gue duluan, ya." Kata Venny lalu pergi dari hadapan Bella dan menghampiri seseorang yang telah menunggunya di bawah pohon dari tadi. Bella mulai terbiasa dengan pemandangan ini. Saat Venny melingkarkan lengannya ke tubuh Reno di belakang dan tanpa dihindari oleh Reno itu.

Lamunan Bella buyar ketika seseorang dari belakang menutup mata Bella. Bella lalu melepaskan pegangan tangan itu dan tersenyum padanya saat seseorang itu tertawa. Kemudian mereka berjalan beriringan sambil bercanda di sepanjang koridor.

"Aku boleh tanya sesuatu?" Tanya Rendi sambil berjalan.

"Tanya aja." Bella menjawab enteng.

"Perasaan kamu sama aku sebenernya gimana?"

Pertanyaan Rendi membuat Bella menghentikan langkahnya. Ia tak bisa menjawab pertanyaan itu. Entah kenapa, padahal selama ia bersama Rendi, dia sudah mulai nyaman. Bahkan, saat Rendi tak mengabarinya sehari saja dia juga khawatir. Tapi, kali ini Bella tak bisa mengerti sendiri bagaimana isi hatinya.

"Kok diem?"

"Hah?" Bella menolehkan wajahnya ke atas menghadap wajah Rendi.

Rendi menyerngitkan alisnya. "Kamu masih suka sama Reno?"

"Hah, enggak enggak. Siapa yang suka sama kak Reno juga." Jawab Bella sedikit gugup dan ragu.

"Aku lebih seneng kamu jujur." Balas Rendi lalu menyelipkan rambut Bella ke belakang telinganya.

Bella tersenyum hangat mencoba meyakinkan Rendi atas ucapannya. "Sekarang aku udah sama kamu, apa aku punya alasan buat suka sama yang lain?"

Ucapan Bella sedikit melegakan Rendi. Meski Rendi tahu, Bella terpaksa mengucapkan ini. Tapi Rendi ingin Bella jujur mengenai perasaannya yang sebenarnya.

"Aku tau, gak segampang itu kamu lupain Reno." Ujar Rendi yang hanya di balas tatapan heran oleh Bella. "Kalo kamu mau, izinin aku buat bisa buka hati kamu yang udah Reno kunci rapat-rapat." Lalu Rendi tersenyum.

Rendi benar, mungkin Bella memang membutuhkan itu. Bella harus melupakan Reno dan belajar membuka pintu hatinya untuk Rendi. Rendi masa depannya, dan Reno hanya sebagian dari serpihan masa lalunya.

An Unexpected [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang