"Kenapa kamu mulai mengecewakan?"
•••
Bella bergeming, menatap lekat objek jauh di seberang sana. Cukup jauh. Sekitar seratus meter dari meja yang sedang ia tempati di kantin. Matanya masih menangkap sosok berbadan tegap yang mengenakan baju kutung basket berwarna biru. Terlihat kucel, namun masih tetap terlihat sempurna di mata gadis itu.
Reno Dewanto. Sosok yang menjadi salah satu anggota tim basket di sekolahnya. Hingga membuat Bella tak pernah absen untuk sekedar melihatnya memainkan bola basket itu.
Bruuggg
Bella kaget. Pandangannya tajam. Melihat Rendi yang menjatuhkan nampan miliknya di meja Bella. Kini, pandangannya teralih pada sebuah nampan yang dijatuhkan Rendi. Terlihat ada sepiring nasi goreng, semangkuk bakso, sepiring kentang goreng, dan jus mangga. 'Hah?'
"Gue boleh duduk sini,? tanpa persetujuan Bella, Rendi langsung duduk di tepat di depannya.
"Hah?"
"Kenapa? Ada yang salah?"
"Ini mau diapain semua makanannya?" tanya Bella.
"Ya di makan, lah," ujar Rendi tak jelas. Mulutnya masih dipenuhi sesuap nasi goreng yang masih akan ia telan, "Lo mau?"
Bella menggeleng.
'Sebanyak ini?'
Seperti tidak ada tempat lain saja. Padahal, disana terlihat banyak meja yang masih kosong. Namun, mungkin Rendi sengaja duduk mendekati Bella. Ia memandangi Rendi yang menghabiskan makanannya itu dengan lahap. Memperhatikan lesung pipinya yang ikut bergerak saat ia mengunyah makanannya, wajah yang sangat mulus untuk ukuran pria. Dan, bola mata itu, berwarna cokelat. Indah sekali. Dulu, dirinya sempat pernah mengagumi lelaki dihadapannya itu. Ya, sebelum mengenal Reno lebih dalam. Jika diperhatikan, keduanya mirip, seperti adik kakak. Hanya saja, kulit Reno tidak seputih punya Rendi. Saat tengah memperhatikan, tiba-tiba Rendi menoleh sontak ke arah Bella dan membuatnya kepergok tengah memandanginya.
"Lo merhatiin gue, ya" ucap Rendi sambil tersenyum manis.
"Ehh, enggak, ah" Bella membela diri kemudian mengalihkan pandangannya pada sosok di kejauhan yang dipandanginya tadi sebelum Rendi.
"Ngaku aja, Bel. Gapapa kok, hehe," goda Rendi sambil meneguk jus mangga miliknya.
Bella hanya tersenyum melegakan Rendi.
"Eh, Bel."
"Apa?" jawab Bella sinis.
"Idihh, jutek," goda Rendi sambil memainkan alisnya.
"Hehe, iya kak ada apa?"
"Nahh, gitu dong. Ramah. Kalo jutek cantiknya ilang loh."
Rendi semakin menggoda Bella dan membuatnya malah geli. Namun, ia tetap menanggapinya karena akan tidak sopan jika ia meninggalkan Rendi begitu saja dan tak menghiraukan pembicaraannya.
Rendi mengambil tisu kemudian mengusapnya lembut di mulutnya, " Lo mau gak, jalan sama gue?"
"Jalan?" jawab Bella sambil menyerngitkan keningnya.
"Iya, nanti sore gue jemput, ya" ujar Rendi sambil beranjak pergi dari hadapan Bella tanpa persetujuan gadis yang diajaknya bicara itu.
'Aneh!'
----
Reno sengaja mengetukkan keras setiap langkahnya. Menimbulkan suara ketukan dari pantovel miliknya yang memenuhi area hening di setiap koridor sekolah pada sore itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Unexpected [On Going]
Teen FictionCerita ini dibuat untuk kamu yang telah membuat karangan kisah di masa depanmu sesempurna mungkin, namun ternyata rencana itu tak ada artinya setelah takdir berkata lain. Kamu bisa belajar dari Reno, saat kebahagiaannya terenggut oleh ketetapan yang...