5. Pembuktian

34 4 0
                                    

"Cinta itu bukti"

•••

Hari ini, lapangan basket di SMAN Trandana dipenuhi oleh murid dari kelas 10 IPA 1. Seperti biasa, di awal ajaran semester dua, seluruh siswa harus ikut untuk melaksanakan ujian praktek olahraga sebagai test tahunan. Satu persatu murid dipanggil untuk melakukan beberapa jenis olahraga. Akhirnya, setelah dua jam pelaksanaan, mereka saling bubar karena kegiatan telah selesai.

"Hufth,, capek banget." Keluh Lena.

"Iya gila, masak sih cewek disuruh push up. Pak Doni bener bener gak bisa bedain tenaga cewek ama cowok." Jawab Audrey.

"Eh, gak boleh gitu ish, Drey. Capek capek gini juga buat kita sendiri manfaatnya. Badan jadi segar bugar." Sambung Laras dengan nada sok mengertu tentang dunia olahraga. Padahal, jika tidak di sekolah, Laras tak pernah berolahraga.

"Alah, bisa aja lo, Ras. Sok haha."

Bella berdiri "Kuy ke kantin, gak pada haus apa?"

"Skuy, gue haus bangett." Laras memegang lengan Bella kemudian membawanya lari menuju kantin.

Lalu Laras menoleh sebentar ke dua temannya di belakang tadi "Audrey, Lena. Yukk."

Audrey dan Lena mengikuti langkah mereka yang telah lebih dulu ke kantin.

"Sana, Bel. Pesenin es teh."

"Bu, es teh nya dua. Yang satu es nya banyakin ya."

"Ini neng. Empat ribu."

Bella meraih dua plastik es teh kemudian langsung menyerbu es miliknya. Ia benar-benar kehausan karna praktik tadi. Menguras keringat dan tenanganya, sehingga ia butuh asupan air.

"Nih, Ras. Punya lo." Bella menyodorkan seplastik es teh pada Laras

"Makasih."

Saat Bella tengah meneguk minuman terbungkus plastik yang digenggamnya itu, tiba-tiba dari arah belakang, Vino, anak kelas 11 Bahasa 2, menghampiri Bella yang berposisi duduk di bangku kantin.

"Kalau habis olahraga itu jangan minum es, Bel. Gak baik buat tubuh lo."

Dengan reflek, semua yang ada di kantin hanya bisa tertegun. Mereka berempat hanya bisa saling tatap dengan penuh heran. Pasalnya, Vino adalah ketua osis yang mungkin cowok pemilih untuk siapa yang diajaknya bicara.

Kali ini, Bella. Seingat Laras, semenjak dulu saat ospek sekolah, Vino kelihatan tertarik dengan Bella. Biasanya sering memberi makan atau minuman saat istirahat. Kadang juga menawari Bella untuk pulang bareng dia saat Bella belum dijemput. Yaa, meskipun selalu Bella tolak dengan alasan sungkan. Bella benar benar bodoh. Sudah jelas Vino menyukai gadis itu, Vino juga terlihat tak kalah keren dengan Reno.

"Iya kak, nanti gak lagi deh, hehe."

"Yaudah, gue ke kelas dulu ya, Bel. Jaga diri lo, jangan sakit." Jawab Vino sambil mengelus kepala Bella kemudian berlalu sesaat dari hadapan mereka.

Ahh, bagaimana tidak baper. Cowok sebaik dan seperhatian itu, tersenyum manis. Cewek mana yang tak luluh hatinya jika diperlakukan seperti itu.

An Unexpected [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang