"Jika rindu itu kembali hadir, salahkah jika rasa ini juga ikut serta?"
•••
Setelah selesai menyirami tanaman miliknya, Bella terbiasa menghabiskan waktu di taman belakang rumahnya. Disana, terdapat sebuah ayunan yang tepat menghadap ke barat. Berayun disana sepertinya sangat nyaman dengan ditemani senja yang merekah bahagia di sore hari. Bella menyukai senja. Karena menurutnya, senja lebih indah daripada sekedar cinta manusia.
Senja, meskipun ia selalu pergi setelah seluruh dunia menikmati kecantikannya, ia selalu menjanjikan untuk kembali lagi untuk melukiskan sinar bola mata kagum di mata mereka yang menikmatinya. Berbeda dengan cinta, cinta terlalu banyak hal yang menjanjikan kebahagiaan dengan tanpa jaminan hal itu akan terwujudkan. Seringkali, banyak juga manusia yang melakukan apapun dengan atas nama cinta, tak perduli itu baik atau buruk.
Kini, pandangan Bella tertuju pada pohon-pohon kecil yang bergoyang tertiup angin sore. Dirinya terngiang bayangan masalalunya bersama Iyan.
-flashback on-
"Bel, kamu suka senja?"
"Suka,"
"Alasannya?"
"Dia indah."
"Indah doang? "
"Hmm..."
"Menurutku, kamu bukan suka senja."
"Lalu?"
"Kamu gak suka senja, tapi kamu lebih suka dengan siapa kamu menikmatinya" ucapan Iyan membuat Bella tersipu malu sambil memukul tangan Iyan. Lelaki ini selalu saja membuat Bella bahagia.
Iyan meraih sesuatu dari saku celananya, ia mengambil sebuah liontin berhias tulisan "i&b" dan memasangkannya pada leher Bella.
"Kalungnya cantik, makasih, Yan."
"Iya, tapi yang pakai lebih cantik."
"Aishh, kamu ini", Bella tersipu malu
-flashback off-
Ingatan itu masih membekas di otak Bella. Iyan adalah lelaki yang sempurna menurutnya. Ia selalu memperlakukan Bella layaknya seorang puteri raja. Ia selalu bersikap dewasa dalam memecahkan setiap masalah yang ada. Dua bulan mereka bersama, setiap hadiah yang selalu Iyan hadiahkan untuk Bella tiap saat, harus berakhir karena sebuah kesalahan telah dilakukan.
Meski hanya tiga bulan, kenangan mereka sudah terlalu banyak terukir hingga sulit untuk dilupakan, bahkan untuk memberi maaf atas kesalahan Iyan pun, Bella masih tak sanggup karena terlalu membekas sakit di hati Bella. Namun, seiring berjalannya waktu, Bella harus membiasakan hidup tanpa kenangannya. Perlahan, ia harus menghapus satu persatu kisah yang pernah ia lalui bersama Iyan. Karena menurutnya, hidupnya harus tetap berjalan, dengan atau tanpa Iyan, apapun yang terjadi. Meskipun ia tau, perasaannya pada Iyan, belum pudar sepenuhnya.
---
Seluruh panitia penyelenggara kegiatan Anniversary SMAN Trandana mulai super sibuk. Mengingat, acara tinggal tiga hari lagi. Persiapan mereka harus lebih ekstra dari sebelumnya. Seperti biasa, Bella pun masih bersama Reno untuk melaksakan tugasnya. Namun, kini mereka tak sedekat hari-hari sebelumnya. Mereka mulai menjauh masing-masing entah apa yang terjadi.
"Stempel nya udah lo ambil?" tanya Reno.
"Astaga, aku lupa kak," Bella menepuk jidatnya sendiri. "Habis ini deh, biar aku ambil. Kemarin aku keburu pulang udah capek, jadi lupa mampir ke toko"
![](https://img.wattpad.com/cover/170243692-288-k881335.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
An Unexpected [On Going]
Ficção AdolescenteCerita ini dibuat untuk kamu yang telah membuat karangan kisah di masa depanmu sesempurna mungkin, namun ternyata rencana itu tak ada artinya setelah takdir berkata lain. Kamu bisa belajar dari Reno, saat kebahagiaannya terenggut oleh ketetapan yang...