14. Kecemasan sang pahlawan

1K 203 21
                                    

"Aku akan memakanmu, jika hari ini aku terlambat," kata Irene dengan mata yang mendelik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku akan memakanmu, jika hari ini aku terlambat," kata Irene dengan mata yang mendelik.

Oh Sehun hanya mendesah frustasi. Mereka berdua sudah sampai di kampus. Akibat rasa mengalah yang selalu Sehun lakukan ketika mereka sedang merebut sesuatu, akhirnya kedua insan itu tidak terlalu berlama-lama untuk sampai di kampus ini. Sesekali Bae Irene melihat arlojinya. Oh! Sudah pukul 10. Apa mungkin ia berhasil mengejar presentasi itu? Rasanya tidak cukup. Namun Irene tidak akan mungkin untuk melewatkannya. Irene pun memutuskan untuk berlari.

"Hey, jangan berlari. Nanti--"

Bruk!

Benar saja, gadis itu terjatuh terduduk karena menabrak sesuatu. Sialan, kepalanya terbentur oleh sesuatu yang rupanya sangat berat. Sehingga membuat rasa pening di kepala mulai terasa. Sehun membulatkan netranya. Kemudian berlari menghampiri Irene dengan segera.

"Kau baik-baik saja?" tanya Sehun. Pria itu mulai khawatir lagi.

"Maaf."

Irene mendongak menoleh ke sumber suara. Bukan tiang atau tembok yang ia tabrak, melainkan seorang manusia. Seorang laki-laki memakai hoodie berwarna hitam. Dia adalah Jung Jaewon.

"Oh? Jaewon?" kata Sehun baru tersadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh? Jaewon?" kata Sehun baru tersadar.

Jung Jaewon mulai bangkit karena ia juga terjatuh akibat dorongan dahsyatnya Irene. Sedangkan Lee Taeyong yang selamat dari tabrakan gadis itu hendak menolong Jaewon dengan menjulurkan tangan ke pria itu. Tapi Jaewon menolak, lebih memilih untuk berdiri sendiri. Membuat Taeyong menggarukan tengkuknya yang tak gatal merasa canggung. Tangan Jaewon sedang memegang suatu benda, yaitu laptop. Jadi, benda itu yang berhasil membuat kepala Irene sakit.

"Kau ini! Sudah kubilang jangan berlari," kata Sehun mulai mengomel. Ia membantu Irene untuk berdiri.

Irene mendengus. Tangannya memijat keningnya yang masih sedikit pusing. "L-lihat-lihat kalau jalan!" balas Irene kesal. Sedikit ada rasa gugup karena berhadapan begitu dekat dengan seorang laki-laki. Traumanya masih ada, mata indah gadis itu masih tak berani berlama-lama menatap Jung Jaewon.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang