"Di mana mereka semua? Apa kita yang lebih dulu datang?" kata Irene. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri.Hari ini adalah hari dimana untuk mereka pergi ke desa tepatnya di vila milik orang tua Lee Taeyong. Apakah ini bisa dibilang liburan secara singkat? Ya, mungkin Irene akan menganggap itu sebagai liburan semata saja. Rasanya memang asyik, tapi tetap saja ada sedikit rasa cemas yang tidak dimengerti oleh gadis itu sendiri.
Lee Taeyong menyuruh mereka berkumpul di depan kampus. Kemudian mereka akan berangkat bersama dengan mobil milik Taeyong. Irene dan Sehun sudah sampai di depan kampus. Namun, tidak ada seorang pun yang terlihat kecuali mereka berdua.
"Sepertinya kita datang lebih awal," gumam Irene.
Irene yang tengah sibuk mencari-cari orang melalui tatapannya, ia pun merasa ada sesuatu yang aneh. Oh Sehun diam saja. Sebenarnya pria itu sudah membisu dari kemarin, hingga sampai hari ini. Meskipun Irene masih terus bertanya agar Sehun berhenti mengabaikannya. Namun, pria itu tetap kukuh terus mendiamkan Irene. Dia masih merajuk atas pertengkaran kecil yang mereka lakukan kemarin.
"Kau benar-benar tidak mau berbicara padaku?" tanya Irene.
Raut wajah Oh Sehun begitu masam. Dia bahkan tidak menatap Irene sedetik pun. Pria itu lebih memilih untuk membuang pandangannya entah ke mana.
"Aku masih tidak setuju kau ikut seperti ini," jawab Sehun malas.
Irene menghela napas. "Terserah kau saja. Aku lelah harus menjelaskan alasan apa lagi padamu agar kau bisa berhenti mengkhawatirkanku yang berlebihan seperti ini."
Pria itu pun mendengus sebal. Sial! Sesekali Sehun menggerutu di dalam hati. Suasana hatinya benar-benar buruk hari ini. Sungguh, rasanya dia ingin pulang saja.
Ada banyak alasan, mengapa Oh Sehun tidak mood sekarang. Pertama, tentu saja karena pria itu masih tidak menyetujui Irene untuk pergi liburan seperti ini.
Kedua, karena dia menyesal harus mengabaikan Irene. Awalnya dia merasa harus mendiamkan Irene, karena mungkin saja Irene akan merubah keputusannya. Namun ternyata semua itu tidak berarti bagi Sehun, gadis itu masih tetap ingin pergi juga. Dan sekarang Sehun harus tetap terus mendiamkan Irene, demi harga dirinya yang tinggi itu.Dan terakhir alasan yang paling kuat untuk saat ini adalah... Oh Sehun kebelet pipis.
Kedua sejoli itu masih menunggu sekitar dua menit. Dan pria itu sudah tidak tahan lagi menahan kemihnya. Sehun bisa saja ke toilet sekarang juga. Namun, dia tidak bisa meninggalkan Irene sendirian. Area kampus sangat sepi, karena hari ini adalah hari libur untuk mahasiswa. Mungkin Oh Sehun harus menunggu Yoona datang. Tapi, demi apapun! Dia tak bisa menahannya lagi.
Bibir Sehun sudah pucat. Ia berdiri gelisah berjalan ke kanan dan ke kiri. Sesekali pria itu mengigit bibir bawahnya. Sial, sial, sial! Berkali-kali dia mengumpat dalam hati. Berharap Yoona segera datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
FanficBae Irene benci pada laki-laki. Namun hanya satu laki-laki yang ia percaya, yaitu Oh Sehun. Started : 30 September 2018