Sehun kira Irene akan histeris. Sehun kira Irene akan ketakutan. Semua perkiraannya itu ternyata salah. Bukankah pemuda itu seharusnya senang? Jika melihat Irene yang baru saja terkunci di dalam ruangan, tapi keadaan gadis itu baik-baik saja. Ya, seharusnya Sehun lega melihat hal itu. Tapi ternyata sebaliknya. Pemuda itu marah. Kesal yang berapi-api terasa ingin meledak. Di saat Sehun khawatir, Irene malah tampak biasa saja. Sebab gadis itu tidak sendiri. Ada Jung Jaewon di sampingnya. Tapi tunggu, tangan itu... Kenapa mereka berpegangan tangan?
Irene langsung menarik tangannya ketika terpegok oleh Sehun. Ah, Irene merasa seperti pencuri yang sudah tertangkap basah. Kedua insan itu pun bangkit. Tatapan mereka benar-benar terkejut melihat kehadiran Sehun yang mendadak muncul dengan aroma amarah. Dan kebimbangan begitu menghantui gadis itu. Irene merasa melakukan kesalahan, tapi dia tidak tahu letak kesalahannya. Hanya saja, Irene heran. Sebenarnya apa yang baru saja ia lakukan dengan Jung Jaewon tadi?
"Syukurlah kau datang," kata Irene mencoba untuk tersenyum.
Tapi Sehun membalasnya dengan senyuman pahit. Lalu berkata, "Ya, kurasa kau baik-baik saja."
Jaewon bahkan tidak mengharapkan Sehun datang. Rasanya waktu begitu cepat bisa bersama Irene. Dia ingin berlama-lama lagi. Namun, setelah melihat ekspresi Irene sekarang, Jaewon tidak yakin untuk itu. Gadis itu benar-benar terlihat bimbang.
"Terima kasih sudah membuka pintunya, Sehun," katanya. Tapi Jaewon tidak ingin menyerah begitu saja. Dia ingin terus bersama Irene. Dia juga ingin melindungi Irene. Seperti Sehun yang selalu melindunginya. Ah, bukankah Jaewon juga berhak untuk bersama Irene?
"Irene, jika kau ingin melanjutkan. Temui aku di taman dekat rumahmu. Salah, maksudku rumah kalian berdua," kata Jaewon.
Sehun terkejut. Tapi bukan terkejut bahwa Jaewon sudah tahu dirinya tinggal bersama Irene. Ada kata yang membuat Sehun merasa sesak di dalam hatinya. Melanjutkan... Melanjutkan apa? Itu yang dipikiran Sehun sekarang. Apa yang sedang mereka bicarakan sebelumnya? Tapi, Irene malah memikirkan hal yang lain. Membulat juga manik indah Irene ketika mendengar suatu fakta lainnya. Jung Jaewon tahu tentang mereka yang tinggal bersama.
Buru-buru Jaewon melanjutkan, "Ah, jangan di taman karena tempat itu sepi. Di depan minimarket. Di sana ramai sebab banyak orang yang berlalu-lalang. Datanglah jam 8 malam, jika kau masih percaya padaku, Irene."
Tanpa berpikir panjang, Jaewon pun pergi. Bagus sekali. Seolah-olah tidak ingin diinterogasi Sehun, Jaewon pun melarikan diri. Kini terlihat raut wajah Sehun yang begitu mengintimidasi menatap gadis itu. Bertanya melalui tatapannya kepada Irene. Irene hanya berdeham, dan beranjak pergi melangkahkan kakinya.
"Oh, sepertinya persahabatan kalian semakin dekat, ya?" kata Sehun. Kakinya terus mengekori Irene. Nyeri hati pemuda itu ketika ia mengatakan itu. Dekat... semakin dekat..... Itu satu-satunya yang Sehun takuti. Ia benar-benar takut jika Irene akan meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
FanfictionBae Irene benci pada laki-laki. Namun hanya satu laki-laki yang ia percaya, yaitu Oh Sehun. Started : 30 September 2018