Kembali melakukan aktivitas di kampus. Seperti biasa Bae Irene berangkat ke kampus bersama Oh Sehun dengan menaiki bis. Dan Oh Sehun tentu saja tidak akan pernah berhenti melakukan kebiasaan buruknya yaitu bangun siang. Meskipun kali ini Irene berhasil membangunkan Sehun lebih awal, hingga mereka tidak terlambat untuk masuk ke kelas awal.
Kedua insan itu sudah sampai di kampus. Mereka berjalan tenang dengan tidak bertengkar, karena Irene sudah lelah. Atau mungkin Sehun tidak ingin membuat Irene kesal karena kejadian kemarin yang membuat gadis itu ketakutan. Walaupun Irene tidak akan memedulikan Lay lagi. Irene yakin, ia akan aman jika bersama Oh Sehun terus. Dan Lay tidak akan mungkin macam-macam pada gadis itu sekarang.
"Tunggu sebentar. Tali sepatumu terlepas," kata Sehun hingga membuat Irene berhenti melangkah.
"Oh, benar."
Baru saja gadis itu menunduk ingin mengikat tali sepatunya. Dengan cepat Sehun menyelanya. Pria itu lebih dulu berjongkok lalu mengikat tali sepatu Irene.
Detak jantung Irene berdegup lagi. Perasaan anehnya kembali datang. Irene berdeham lalu mengalihkan pandangan. Sedikit orang memperhatikan mereka berdua. Semoga mereka tidak memikirkan yang aneh-aneh.
"Kau ini selalu ceroboh. Kau bisa terjatuh jika ini dibiarkan," kata Sehun.
"Ini semua karenamu. Jika kau tidak bangun siang, aku akan lebih hati-hati," balas Irene sembari merengut.
Sehun berdiri setelah berhasil mengikat tali sepatu Irene. Pria itu mendengus sebal. "Iya, iya aku yang salah lagi."
Mereka kembali berjalan menuju kelas.
"Kak lay menghubungimu lagi?" tanya Sehun. Raut wajah cemas pria itu muncul lagi.
"Belum."
"Kenapa kau bilang belum?"
"Karena firasatku mengatakan, jika pria itu akan menghubungiku lagi."
Sehun menghentikan langkah kaki. Ia menahan tangan Irene hingga Irene ikut juga terhenti langkahnya. Gadis itu terlihat cemas lagi, meskipun dia berhasil menyembunyikannya. Sehun memegang kedua pundak Irene. Pria itu menatap penuh arti.
"Semua akan baik-baik saja. Kau jangan takut," kata Sehun berusaha meyakinkan.
Irene mengangguk. "Kali ini aku tidak akan takut."
"Jika dia menghubungimu lagi. Block saja nomornya."
"Aku tahu. Sudahlah jangan cemas."
Irene pergi melangkah. Namun, Sehun mengenggam tangan gadis itu lagi.
"Jika sesuatu terjadi. Hubungi aku," kata Sehun masih penuh kekhawatiran.
Irene mendesah frustasi. "Baiklah, Oh Sehun. Aku akan datang padamu, pahlawanku."
Sehun tertawa mendengarnya.
"Ah, kurasa aku memang cocok jadi pahlawan."
"Iya. Bukankah kau Superman? Superman bercelana dalam polkadot."
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
Hayran KurguBae Irene benci pada laki-laki. Namun hanya satu laki-laki yang ia percaya, yaitu Oh Sehun. Started : 30 September 2018