21. Penyesalan yang kembali datang

973 193 31
                                    

Rasa hangat di dalam dadanya begitu terasa. Yang biasanya selalu sesak, kini Sehun begitu bahagia. Pikirannya mulai memikirkan positif. Akankah Irene juga menyukai dirinya? Jika tidak, lalu apa arti dari ciuman ini? Atau akankah cintanya itu tidak bertepuk sebelah tangan? Sehun sangat berharap itu.

Namun pikirannya yang positif itu pun kandas semua. Jangan dibilang itu semua hanyalah pikiran postif. Yang sejujurnya itu adalah khayalan seorang Oh Sehun. Dan khayalan yang indah itu pun hancur, ketika Sehun baru saja teringat bahwa Irene sedang mabuk malam ini.

Irene melepas ciumannya. Gadis itu cengengesan dengan kaki yang daritadi sudah tidak seimbang. Sesekali ia menyelipkan sehelai rambut panjanganya di telinga.

"A-ada apa denganmu?" tanya Sehun begitu heran.

Gadis itu tersenyum begitu manis dengan kepala yang menunduk. Sesekali ia tertawa kecil sembari menutup wajahnya dengan tangannya. Seolah-olah Irene malu karena baru saja berciuman yang mungkin bersama pria idamannya. Oh, tentu saja ini suatu pandangan yang langka bagi Oh Sehun karena melihat Irene tersipu malu di hadapannya.

"Terima kasih." Irene terdiam sebentar. "Untuk ciumannya, Song Joong Ki."

Bruk.

Kemudian gadis itu pun terkapar di aspal jalanan. Irene tertidur dengan lelap. Sehun membisu. Suara anjing yang menggonggong terdengar lagi. Yang lagi-lagi menertawakan penderitaan Oh Sehun. Ternyata dipikiran Irene bukan Oh Sehun yang diciumnya, tapi seorang aktor tampan yang bernama Song Joong Ki itu. Rasa bahagia Sehun pun hancur seketika.

"Baiklah, terima kasih kembali Bae Irene. Sekarang ayo bangun, kita pulang."

Sehun hanya bisa pasrah dan menerima kenyataan. Meskipun dia beruntung bisa mencium gadis idamannya itu. Pemuda itu berusaha membangunkan Irene, tapi Irene masih tidur dan tidak bangun sama sekali.

"Irene bangunlah. Kau ingin tidur di sini semalaman?"

Irene tak menggubris. Gadis itu malah mendengkur karena terlalu lelah. Iya, memang lumayan lama Irene bisa menahan mabuknya itu. Biasanya gadis itu tidak bisa menahan mabuknya dan langsung tidur begitu saja. Namun, kali ini dia benar-benar kacau.

"Astaga! Aku frustasi sekali," gerutu Sehun.

Sehun pun mengambil kedua tangan Irene. Lalu dilingkarkan tangan gadis itu ke pundaknya. Ia mengangkat Irene. Kemudian akhirnya ia menggendong Irene di punggungnya. Sesekali pemuda itu meringis karena ternyata Irene berat juga.

Jalanan sudah sangat sepi. Tidak ada orang yang lewat dan bahkan kendaraan pun juga tidak ada. Sehun hanya berjalan dengan bibir yang membisu sembari menggendong Irene. Gadis itu sungguh nyenyak tidur di pundak lebar Sehun. Bahkan Sehun bisa merasakan ada yang basah di kausnya. Dia tahu, bahwa Irene pasti sedang mengiler.

"S-sehun," lirih Irene nyaris tak terdengar.

Sehun menghela napas. "Ada apa?"

"Kau benar-benar, Sehun?"

Sehun menoleh ke belakang. Dia kira Irene sudah bangun ternyata gadis itu hanya mengigau.

"Iya, aku Sehun dan bukan Song Joong Ki," jawab Sehun.

Tiba-tiba Irene menangis pelan. Gadis itu mempererat lingkaran tangannya di leher Sehun. Air mata pun membasahi kaus Sehun. Sehun terkejut. Dia menoleh ke belakang lagi untuk melihat Irene.

"Ada apa? Apa kau bermimpi buruk?" tanya Sehun khawatir.

"Jangan tinggalkan aku," ujar Irene.

"Aku tidak akan--"

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang