20. Malam yang kacau (2)

1K 223 52
                                    

"Apa yang sudah kalian perbuat di belakangku?! Katakan cepat berengsek!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa yang sudah kalian perbuat di belakangku?! Katakan cepat berengsek!"

Gadis itu sudah tidak bisa dikontrol. Bae Irene semakin mencengkram kerah pakaian Jaewon dan terus menginterogasi pria itu dengan pertanyaan anehnya. Sehun frustasi melihat tingkah Irene yang semakin menggila. Sedangkan Jaewon menatap Sehun meminta penjelasan. Apa yang dimaksud Irene sekarang? Berkali-kali ia berpikir, Jaewon masih tidak mengerti.

"Dia mabuk, mabuk," bisik Sehun pada Jaewon. Seolah memberitahu Jaewon bahwa apa yang dibicarakan Irene hanyalah omong kosong karena gadis itu sedang mabuk. Segera Sehun menarik Irene agar membuat Irene berhenti melakukan hal aneh lagi pada Jaewon. "Irene, ayo kita tidur. Ini sudah malam," lanjut Sehun mencoba menenangkan Irene.

Irene menepis tangan Sehun lagi. Dengan pandangan yang terus berputar, juga tubuh yang semakin tidak bisa berdiri tegak lagi, gadis itu masih terus menatap Jaewon dengan tajam. Tatapannya sungguh ingin membunuh, membuat Jaewon sedikit ngeri.

"Ada apa dengan--"

"Diam! Aku tidak suka melihat kalian berdua bersama. Kalian harus berpisah sekarang juga!" teriak Irene. Tiba-tiba air matanya keluar. Irene menangis tersedu-sedu. "Bagaimana bisa kedua laki-laki berkencan? Itu sangat .... hiks."

Mendadak sesuatu yang konyol muncul dipikiran Jaewon. "Jangan-jangan dia--"

Buru-buru Sehun memotong ucapan Jaewon. "Dia semakin mabuk Jaewon, jangan berpikiran yang aneh, ok?"

"Tinggalkan sahabatku, Jaewon! Kau bisa cari laki-laki lain."

Sehun menghela napas melihat Irene dengan kondisi yang semakin memperhatinkan. Bahkan gadis itu menangis meraung-raung yang Sehun sendiri tak mengerti alasannya. Kemudian Sehun menghapus air mata Irene.

"Hey, hey. Kenapa kau menangis? Ayo tidur. Kau sudah mabuk sekali." Namun, Irene masih memberontak tidak ingin.

"Lepaskan aku! Kau juga sama seperti Jaewon!"

Beberapa pecahan kecil yang Irene ucapkan berhasil Jaewon temukan lalu ia kumpulkan. Mata Jaewon membulat ketika baru saja menyadari sesuatu. Bibirnya terbuka begitu terkejut. "Oh, aku mengerti sekarang! Dia pasti mengira kita berkencan, kan?"

Tangan Sehun yang sedang menghapus air mata Irene pun terhenti. Sehun tertawa hambar sembari menggarukan kepala tak gatal. "Hahaha, mungkin? Sudahlah jangan dipikirkan. Kau tahu, bukan? Jika orang sudah mabuk pasti omongannya kacau."

Jaewon menggeleng tak setuju. "Tidak, tidak Sehun. Sebelumnya kalian berdua bertengkar, kan? Apa jangan-jangan itu semua karena aku?!"

"Irene berbicara tentang drama yang ia tonton. Dia seperti ini karena terlalu sering menonton drama."

"Memangnya ada drama yang bercerita tentang laki-laki dan laki-laki?"

Terbongkarlah sudah. Sehun berdecak sebal. Ia berjalan mendekat ke arah Jaewon. Jika sebelumnya Sehun merasa was-was pada Jaewon. Namun, kini Jaewon-lah yang memundurkan langkah kakinya merasa gelisah. Mendadak ia ngeri melihat Sehun.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang