17. Bukan tidak peduli, tapi cemburu

882 200 40
                                    

Hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hening. Semua orang membisu sehingga melupakan masakan Yoona yang enak itu. Tatapan mereka begitu heran tak berhenti memandang Sehun dan Irene. Suasana mendadak serius. Yoona, Taeyong dan Jaewon benar-benar tidak mengerti tentang suasana ini.

"Aku sudah bilang padamu untuk jangan curiga lagi. Jung Jaewon hanyalah--"

"Tidak Sehun! Aku tidak bilang apa pun tentang curiga. Aku hanya bertanya," potong Irene cepat.

Raut wajah Sehun tampak kesal. Suasana hatinya juga buruk. Dia tidak mood untuk melanjutkan melahap makanannya lagi. Dan lagi-lagi Irene curiga padanya. Hatinya seperti teriris.

"Wah, aku tidak percaya ini. Kurasa hari ini memang hari yang terburuk bagiku," ujar pria itu.

"Pertama, aku harus menahan kemihku yang ingin bocor. Kedua, aku harus menguras tenagaku dengan mengejar sebuah minivan yang berjalan begitu laju," gerutunya. Mata Sehun menilik ke arah Taeyong. Membuat Taeyong mengalihkan pandangannya dari Sehun segera. Taeyong mengigit bibir bawah, ia merasa menyesal.

"Dan ketiga, lagi-lagi aku harus menguras tenagaku untuk membeli sebuah daging. Di tengah jalan ponselku mati. Lalu si Jaewon yang bodoh begitu buta melihat GPS. Dia lebih mementingkan game, hingga akhirnya membuat kami tersesat. Dan kemudian, aku kembali terjebak dengan kecurigaan yang paling menyebalkan ini."

Semua orang semakin tidak mengerti dengan ucapan Sehun. Irene memijat pelipisnya. Mendadak ia merasa pening.

"Bukan begitu. Maksudku, aku hanya bertanya, Sehun. Aku tidak curiga padamu. Lagipula, jika itu benar, itu semua adalah hakmu," kata Irene. Ia terdiam sebentar lalu menghela napas. "Dan, aku tidak akan memedulikannya."

Sehun tertawa hambar. "Kau tidak akan mempedulikanku?"

"Iya, karena itu keputusanmu. Aku hanya akan mendukungmu."

Hening lagi. Semua orang terdiam dengan pikirannya masing-masing. Rasa sesak kembali menyerbu hati Sehun. Mau bagaimana pun dan apapun yang terjadi. Jika kenyataannya dia adalah gay, seorang Bae Irene pun tidak akan memedulikan Oh Sehun.

"Tunggu-tunggu, apa yang terjadi sebenarnya? Apa maksud kalian?" kata Taeyong yang akhirnya ia berani untuk bertanya.

Sehun dan Irene hanya terdiam. Tak menjawab.

"Apa yang harus dicurigai?" sahut Jaewon. Pria itu merasa bahwa dia terlibat dengan pertengkaran kecil Sehun dan Irene sekarang. Meskipun dia benar-benar tidak mengerti.

Sehun menggeleng lemah. "Tidak ada. Tiba-tiba aku merasa sudah kenyang." Sehun pun berdiri dan pergi meninggalkan meja makan.

"Mengapa jadi seperti ini, Irene? Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Yoona.

Irene beranjak dari duduk. "Aku juga sudah kenyang. Terima kasih untuk makanannya." Kemudian gadis itu pergi meninggalkan meja makan.

Sungguh, dia tidak mengerti perasaan Sehun. Dengan cepat Irene mengejarnya. Bahkan Sehun pergi ke luar dari villa.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang