SEBUAH SURAT

585 55 1
                                    

Dear, pahlawanku...

Selamat pagi pangeran bodohku. Bagaimana dengan tidurmu? Aku harap kau tidak kaget saat menemukan surat ini. Tapi aku tidak bisa menyangkalnya. Kurasa kau akan lebih terkejut seribu kali lipat. Sebab saat kau membaca surat ini, aku sudah tidak ada di sisimu lagi.

Aku minta maaf.

Ah, kau sudah muak ya mendengar permintaan maafku, bukan? Kali ini yang terakhir. Aku janji Oh Sehun. Karena, kita tidak boleh bertemu lagi. Ini bukan kesalahanmu. Aku mohon, jangan menyalahkan dirimu. Biar aku yang salah. Biar aku saja yang menimpa semua ini.

Aku sudah tidak kuat lagi, Sehun. Dan aku tidak ingin menyakitimu lagi. Setelah sekian lamanya kau berjuang untukku. Namun, hanya akulah yang berhasil membuatmu menangis. lagi, lagi, dan lagi.

Saat ini... Aku ingin sendiri. Biarkan aku yang menimpa semua beban hidupku. Tanpa harus melibatkanmu. Meskipun sangat berat untuk pergi meninggalkanmu, Sehun. Sebab kau adalah satu-satunya orang yang bisa kupercaya di dunia ini. Tapi, aku tidak bisa. Aku harus pergi untuk menyadarkan diriku. Aku sudah memikirkan ini sejak kemarin. Bahwa, pergi meninggalkanmu adalah jalan yang terbaik.

Aku akan selalu mencintaimu, jangan menungguku.

Sebab aku tidak akan datang lagi.


Kupu-kupumu.

Kupu-kupumu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang