James bertepuk tangan tanda ia begitu setuju dan mengagumi setiap gagasan seorang Michael Wyclife mengenai strateginya mengambil alih suatu wilayah baru. Ia memang tidak pernah salah membawa Michael ke kediaman Orva dan mempekerjakannya sebagai asisten pribadinya. Pria ini masih begitu muda, pintar berbisnis, menyusun strategi, dan dapat ia andalkan. Ia juga memiliki paras yang tampan, tubuh yang tinggi dan gagah. Michael sudah banyak membantu James selama ini. Kurang lebih satu setengah tahun ini, tapi James begitu mempercayainya, bahkan ia selalu menganggap Michael sebagai anak laki-lakinya."Aku begitu menyukai semua gagasanmu Michael. Sampai-sampai aku tidak sabar lagi untuk bersaing dengan para ton lain nya."
"Aku senang jika anda merasa puas dengan gagasanku Sir." Ungkap Michael.
"Ya aku senang sekali, terimakasih Michael." Dengan senang hati Michael membungkuk hormat menerima ungkapan terimakasih dari James.
"Permisi Sir, Duke of Edinburgh telah sampai kemari. Ia ingin bertemu dengan anda Sir." Ucapan Larry membuat James lantas tersenyum senang. Ia akan menyambut pria itu dengan baik, mengingat ayah dari sang Duke adalah kawan bisnisnya dulu.
"Kau bisa kembali nanti Michael. Aku harus menyambut seseorang yang baru pulang setelah bertahun-tahun itu." Michael menangguk mengerti lalu keluar dari ruangan kerja James.
Michael tidak berniat untuk terburu-buru pulang kerumahnya. Ia ingin berlama lama ditempat ini, sebenarnya ia sedang memikirkan tawaran James yang memintanya untuk tinggal bersama dengan keluarga Orva. Ia merasa ragu untuk beberapa hal, tapi ia senang karena ia akan dapat dengan mudah bertemu dengan seseorang.
Michael berjalan menuju kamar Calloraine. Ia merindukan wanita itu, wanita yang ia cintai dan satu-satunya alasan kenapa ia mau membantu keluarga Orva sampai sejauh ini. Jantungnya terpacu dengan cepat ketika melihat Calloraine baru saja keluar dari kamarnya, mata mereka bertemu untuk sesaat sampai akhirnya Calloraine berjalan dengan dingin melewatinya. Demi apapun Michael tidak bisa menahan sikap Calloraine yang seperti ini terhadapnya. Dicengramnya lengan Calloraine sebelum wanita itu benar-benar pergi melewati dirinya.
"Mau sampai kapan kau seperti ini?"
Calloraine tetap tidak bersuara hingga Michael mempererat cengkramannya. Terdengar sedikit ringisan dari mulutnya tapi Calloraine tetap diam tidak mau berbicara sedikitpun bahkan untuk menghentikan perlakuan Michael. Michael mulai geram, dengan cepat ia membalik tubuh Calloraine hingga menghadap kearahnya lalu menciumnya. Tidak ada penolakan dari Calloraine sama sekali ia malah ikut terhanyut dan membalas ciuman Michael.
Disisi lain tanpa mereka sadari seorang pria sedang berada disana memperhatikan mereka. Tidak mau berlama-lama menontoni adegan itu membuatnya berdehem pelan, mencoba menyadarkan mereka akan aksistensinya disana. Michael dan Calloraine terkesiap, mereka menyudahi ciuman panas mereka dengan malu-malu. Calloraine sampai mengumpat dalam hati, bagaimana ia bisa ketahuan sedang berciuman oleh Ashton. Ashton? Tunggu, apa itu benar Ashton Duke of Edinburgh? Kekasih lama Darrellyn? ia telah kembali kemari?
Calloraine malah sibuk dengan pikirannya sendiri sedangkan Michael mencoba meyakinkan Duke of Edinburgh bahwa kejadian barusan adalah kesalah pahaman. Ia takut Duke of Edinburgh itu memberitahu James prihal ini, bisa hancur semua rencananya bersama Calloraine untuk menutupi hubungan mereka selama ini. Sesungguhnya ini salahnya, ia tidak bisa menahan diri sampai-sampai mencium Calloraine ditempat yang bisa saja dilihat para keluarga Orva atau pelayan-pelayannya.
"Aku berencana pergi ke ujung sana. Dan untuk kesana aku harus melewati kalian, rasanya agak tidak sopan jika aku melewati kalian begitu saja jadi.."
"Tidak Your Grace, itu salah paham. Sungguh.." Ungkap Michael.
"Apapun yang kalian lakukan itu bukan urusanku, tidak perlu repot-repot menjelaskannya. Aku hanya perlu pergi kesana." Tunjuknya kearah perpustakaan.
"Baiklah, Your Grace. Tolong maafkan kelancanganku." Michael membungkuk hormat hingga Duke of Edinburgh itu tersenyum dan menepuk bahunya sebelum kembali ketujuan awal. Setelah meninggalkan Michael dan Calloraine dalam kecanggungan, jauh dari belakang punggungnya Duke of Edinburgh tersenyum menyayangkan hal yang telah mereka tutupi malah terlihat olehnya begitu saja.
Ia berjalan memasuki sebuah lorong, jika ia tidak salah dilorong itu ada dua ruangan yang saling berhadapan, satunya ruangan perpustakaan dan yang satunya adalah kamar Darrellyn. Ia tidak berniat masuk kekamar Darrellyn tentunya, tujuannya adalah perpustakaan siapa tahu ia dipertemukan dalam ketidak sengajaan bersama Darrellyn nantinya.
Beruntungnya pintu perpustakaan terbuka. Itu memudahkannya untuk mengetahui yang mana perpustakaan dan yang mana kamar Darrellyn. jika ia salah masuk tentu itu akan berakibat fatal. Duke of Edinburgh memasuki perpustakaan itu hingga ia melihat seorang wanita yang tertidur disalah satu kursi tepat disamping jendela, dengan sebuah buku klasik didalam pelukan kedua tangannya.
Wanita itu terlihat begitu tenang, seolah-olah sudah lama ia tidak tidur dan ia begitu menikmati tidur siangnya ini. Jendela yang sedikit terbuka membawa serta semilir angin masuk kedalam hingga membuat helaian-helaian rambut wanita itu sedikit berterbangan. Duke of Edinburgh asik memperhatikan wanita itu, wanita itu terlihat semakin cantik padahal dulu saja ia sudah merasa kecantikan wanita ini terlalu berlebihan baginya. Dan ia dapat merasakan sesuatu yang dulu sekali ia rasakan ketika pertama kali bertemu dengan wanita ini, entah kenapa rasa itu masih ada.
Seulas senyuman semakin memperindah wajah tampannya kala menikmati pemandangan yang dapat menyejukan hatinya itu. Seolah ia tidak tertarik dengan semua buku, beberapa koleksi antik, atau interior antik diperpustakaan itu. Satu-satunya yang menarik perhatiannya hanyalah Darrellyn, wanita yang berada di hadapannya saat ini.
Beberapa kali terlintas dipikirannya apakah jika ia sekali dua kali mencuri ciuman dari wanita ini ia tidak akan ketahuan? Bagaimana jika wanita ini tiba-tiba bangun? Atau yang lebih buruknya jika wanita ini sudah bersuami dan suaminya akan memergoki dirinya? Duke of Edinburgh segera menggeleng-gelengkan kepala mencoba mengusir seluruh pikiran tersebut. Yang jelas untuk saat ini ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmati pemandangan di hadapannya ini.
Tanpa aba-aba tiba-tiba Darrellyn bergerak dalam tidurnya, membuat Duke of Edinburgh terkesiap kaget seolah-olah ia merasa baru saja ketahuan mencuri. Ya memang ia sedang mencuri, mencuri-curi pandang pada Darrellyn ketika wanita ini sedang sibuk dengan dunia mimpinya. Setelah Darrellyn berhenti bergerak Duke of Edinburgh kembali bernafas lega. Ia sedikit berjalan mendekat untuk kembali memperhatikan Darrellyn, tapi lagi-lagi dengan tiba-tiba Darrellyn membuka matanya.
Mata sayu itu menatap mata Duke of Edinburgh. Demi apapun rasanya ia sedang jatuh cinta saat ini, bahkan jantungnya terpacu lebih cepat dibandingkan saat ia memperhatikan Darrellyn tidur barusan.
"Your Grace.." Duke of Edinburgh berani bersumpah, bahkan suaranya saja terdengar begitu lembut ditelinganya.
"Hmmm" Duke of Edinburgh bangkit, lalu memperlihatkan senyumannya kepada Darrellyn seolah kejadian saat ia memperhatikan Darrellyn tidur barusan tidak pernah ada tadi.
"Anda.."
"Ya, aku sudah kembali."
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled Love (Our Lady Orva)
RomanceLady Darrellyn Orva, adalah kakak tertua dari enam bersaudara. Suatu ketika nama keluarga Orva tercoreng olehnya karena gagal melangsungkan pernikahan dengan seorang Viscount berengsek yang malah mengkhianatinya dengan menikahi wanita lain. Sejak sa...