Jika saja tidak terjadi apa-apa mungkin Darrellyn tidak perlu berada disini sekarang. Ia tidak suka berada didalam satu kereta bersama Ashton, apalagi mereka hanya berdua saat ini. Berkali-kali ia membuang muka menghindari tatapan Ashton tapi pria itu sama sekali tidak mengerti bahwa tatapannya sangat membuat Darrellyn tak nyaman.Kali ini ia menyenderkan tubuhnya, melipat kedua tangan didepan dada, dan mengembuskan napas dengan teratur tanpa melepas pandangannya. Bagaimana Darrellyn bisa meminta pria ini untuk berhenti memperhatikannya? ia baru saja berhutang nyawa padanya.
"Kau harus mulai membiasakan ini." Darrellyn mendongkak menatap si pemilik suara bariton dihadapannya.
"Kau tidak akan lepas dari perhatianku mulai saat ini." Lanjutnya, lantas ia tutup matanya dengan tenang kala Darrellyn hendak mengutarakan responnya.
"Apa maks.."
"Kau tidak diizinkan menolak. huft .. Kau milikku sekarang tapi kau tidak membuatku mudah, aku malah mendapatkan tugas lain sekarang." Keluh Ashton.
"Tugas apa? kita bahkan belum mendiskusikan apapun." Tanya Darrellyn bingung.
"Tugasku?? Membuatmu mencintaiku." Ucap Ashton dengan enteng, ia lalu membuka matanya dan memberikan tatapan tak biasa pada Darrellyn.
"Aku tidak memin.."
"Tapi aku ingin, sudah ku bilang kau tidak diizinkan untuk menolak." kekeuh Ashton.
"Aku tidak akan pernah jatuh cinta lagi." Ucap Darrellyn penuh penekanan.
"Ahh pria itu terlalu banyak merubahmu. Kita lihat saja sampai kapan kau mampu mempertahankan ucapanmu itu." Tutur Ashton.
"Kau akan terluka kalau seperti itu."
"Kalau begitu jangan banyak bicara, itu tak kan menolongmu. Karena aku tidak bisa menghentikan perasaanku saat mendengarmu bicara." Mendengar itu Darrellyn bungkam. tak ingin lagi bicara dengan pria dihadapannya ini sampai ia kembali ke rumah.
***
Kereta Ashton berhenti tepat didepan kediaman Orva, diikuti kereta Darrellyn yang dibawa oleh Louis dibelakangnya. Marry membopong Larry menuruni kereta dengan hati-hati sedangkan Darrellyn yang barusaja turun dari kereta tampak aneh dengan mansionnya. Seharusnya pintu rumah tidak pernah terbuka diwaktu semalam ini. Dengan panik Darrellyn berlari memasuki rumahnya itu, ia berpapasan dengan Madeline yang begitu dingin kepadanya. Melihat itu ia menjadi semakin panik dan bingung, beruntung ia melihat Floretta yang baru saja keluar dari ruangan kerja sang ayah.
"Flo, apa yang terjadi??" tanyanya dengan hati-hati.
"Kau masih ingin bertanya?? kau pikir semua ini salah siapa??" Floretta malah menangis dan itu semakin membuat Darrellyn panik.
"Aku tidak mengerti, kenapa kau menyalahkan ku? sedangkan seharian aku tidak ada dirumah."
"Ya, kau mana perduli pada orang lain? kau seharian pergi tanpa tahu ayah pergi bekerja dan pulang dengan terluka. Kau mana tau..!!!" Jeritan Floretta begitu mengena dihati Darrellyn. Flo bukan anak gadis seperti ini, ia lembut dan hanya diam jika marah. Melihat Flo sampai seperti ini berarti Flo telah benar-benar muak saat ini. Valerrie yang kini keluar dari ruang kerja Sir.James, ia menghampiri Darrellyn juga Floretta disana.
"Syukurlah kau cepat pulang, ayah terluka sepulang dari perjalanan bisnisnya bersama Michael. Lukanya sedang Annabeth bersihkan, kau bisa masuk, didalam ada Zane dan Calloraine juga." Valerrie hanya mengatakan itu, ia lantas menggenggam bahu Floretta dan membawanya pergi menuju kamar.
"Tunggu, Kenapa Ayah bisa terluka?" Valerrie tak berbalik untuk menjawab padahal jaraknya masih memungkinkannya untuk mendengarkan Darrellyn.
Ya tuhan, Darrellyn merasa dikucilkan saat ini. Sudah jelas mereka menuduh Darrellyn dengan sesuatu yang tidak ia ketahui sama sekali. Diliriknya Ashton, Marry, juga Larry dibelakangnya. Orang-orang itu memang tidak bisa ia hindari untuk melihat sisi menyedihkan dirinya lagi. Begitu pula dengan Ashton, mulai sekarang ia akan mengetahui seluruh sisi buruk kehidupannya. Sudah terlanjur mereka melihat semuanya. Darrellyn bisa apa? toh memang ia begitu menyedihkan. Segera ia usap air mata yang menetes sebelum masuk ke ruang kerja sang ayah.
Ia lihat beberapa orang didalam sana. salah satunya Annabeth pelayan yang biasa mengurus segala kebutuhan Madeline sejak kecil kini dengan cekatan membalut perban diperut James yang terluka. "Ayah? apa yang terjadi.?" Darrellyn berlari menghampiri James yang terbaring di sofa.
"Darrellyn kau darimana saja? Ayah sampai seperti ini kau malah tidak ada dirumah." Ucap Zane yang tak jauh berdiri disampingnya.
"Maafkan aku. Sebenarnya apa yang terjadi pada ayah?" tanya Darrellyn sembari terus menggenggam tangan James yang begitu lemas.
"Ayah tadi..."
"Apa..kalian bisa pergi dulu? biar ayah yang bicara dengan Darrellyn." Pinta James, mau tak mau Zane juga Calloraine pergi dari ruangan kerja sang ayah.
"Kau darimana? kenapa baru pulang?" James membangkitkan tubuhnya dalam posisi duduk dengan susah payah. Sedangkan Annabeth yang baru saja selesai dengan tugasnya meminta izin untuk kembali kebelakang. Tinggal Michael dan Jerremy diantara mereka sekarang.
"Maafkan aku ayah. Aku pergi ke Edinburgh pagi tadi." Ungkap Darrellyn.
"Menemui Duke of Edinburgh? untuk apa sayang?" tanya James penasaran. Sampai pada akhirnya terdengar suara ketukan pintu dan Ashton masuk.
"Your Grace, kau mengantar putriku pulang ternyata. Maaf aku tidak bisa menyambutmu karena.."
"Ayah, jangan banyak bergerak." panik Darrellyn.
"Apa yang membuatmu seperti ini Sir?" Ashton berjalan menghampiri James lalu duduk disalah satu sofa.
"Kurang lebih satu bulan lalu kudengar ada seseorang yang akan menjual tanahnya. Karena lokasinya sangat strategis untuk usaha, membuat para ton berebut untuk membelinya. Tak kusangka kami yang mendapatkannya, kami bahkan telah membayar semuanya tapi, sebuah surat pembatalan datang tadi siang. Mereka memberikan kembali seluruh uang kami dengan alasan tak masuk akal, ia bilang seseorang atas nama Eleana Russell telah membelinya dengan menawarkan harga yang lebih tinggi dari apa yang kuberi. Mereka benar-benar mendapatkannya dengan ilegal. Jadi aku pergi menghampiri mereka dan hanya ini yang bisa kubawa pulang." James pun memperlihatkan luka tusuk diperutnya.
"Padahal kemarin mereka baru saja memblokade seluruh jalur bisnisku. Sekarang ini juga.." James tertawa, lebih tepatnya menertawakan bisnisnya yang gagal dan itu membuat Darrellyn mati-matian menahan tangisannya.
"Maafkan aku ayah. Ini semua salahku." Darrellyn menunduk merasa sangat bersalah karena semua yang menimpa keluarganya disebabkan olehnya. Tetesan air mata kini dengan bebas terjun tanpa bisa ditahan, Darrellyn pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya sebelum semua pria diruangan ini melihat tangisannya.
"Sir. sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan pula." Ujar Ashton setelah Darrellyn meninggalkan ruangan kerja sang ayah.
"Baiklah, kalau begitu Michael, Jerremy kalian tinggalkan kami berdua." Michael dan Jerremy menunduk lalu pergi meninggalkan ruangan.
"Pertama, aku ingin membatalkan pinanganku kepada Lady Madeline, selanjutnya aku akan memberimu bisnis baru, aku memiliki kenalan di London. Ia seorang Earl dan cukup dekat denganku, kita bisa memulai bisnis baru di London lewat bantuannya." Ungkap Ashton.
"Kenapa anda berubah pikiran Your Grace? apa Darrellynku datang kesana untuk mengatakan ini padamu?" Tanya James penasaran.
"Ia begitu menyayangi keluarganya. Mengesampingkan ego ia datang meminta perlindunganku agar ia bisa melindungi kalian, dan aku tidak bisa menolaknya. Kau paling tahu perasaanku padanya Sir."
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled Love (Our Lady Orva)
RomanceLady Darrellyn Orva, adalah kakak tertua dari enam bersaudara. Suatu ketika nama keluarga Orva tercoreng olehnya karena gagal melangsungkan pernikahan dengan seorang Viscount berengsek yang malah mengkhianatinya dengan menikahi wanita lain. Sejak sa...