Chap 6

5.8K 534 8
                                    


Darrellyn baru saja menghabiskan sarapannya ditemani Mary di kamar. Mary bercerita bahwa kemarin ia diminta Calloraine untuk menyampaikan permintaan maafnya kepada Darrellyn, prihal beberapa hari lalu ia menyinggung Darrellyn dimeja makan.

"Dan aku sudah memaafkannya." Ungkap Darrellyn dengan datar.

"Kau memang wanita yang baik Darrellyn, dia pasti senang mendengarnya." Mary terlihat antusias, merasa Ladynya ini telah kembali.

"Ayah memintaku memaafkannya." Namun sungguh, ternyata Darrellyn belum kembali menjadi dirinya yang dulu. Terus acuh tak acuh membuat Mary khawatir Darrellyn akan melupakan pribadinya yang dulu dan larut dalam kegelapannya dalam waktu yang lama.

"Akhir-akhir ini Duke of Edinburgh selalu datang kemari. melihatnya terus-menerus membuatku merasa ia semakin tampan, iya kan?" goda Mary

"Apa maksudmu Mary?"

"Tidak ada. Aku hanya mengulang ucapanmu sekitar 5 tahun yang lalu." Lalu ia terkikik.

"Itu sudah lama. Aku harap kau tidak membicarakannya lagi." Lagi-lagi Darrellyn seolah enggan membicarakannya.

"lalu kau ingin aku membicarakan siapa? Viscount Thomas?"

Darrellyn mematung tanpa menjawab pertanyaan Mary. sesungguhnya ia amat merindukan nama itu terdengar ditelinganya. Tapi ia benci karena mau tak mau ia akan dengan refleks mengingat kenangan buruknya. "Baiklah jika kau mau aku membicarakannya. Dia sudah menikah, dia meninggalkanmu, dia mengkhianatimu, dia membohongimu, dia memilih wanita lain, istrinya sekarang sedang mengandung anak pertama mereka, dan.."

"Stopp Mary..!!!" napas Darrellyn memburu dan jantungnya berdebar dengan kencang menahan emosi. Mary sudah keterlaluan, meski Darrellyn sudah menganggapnya seperti kakak sendiri tapi sungguh itu tidak seharusnya keluar dari mulutnya.

"Kenapa?"

"Kau menyakitiku.." Darrellyn meremas dadanya.

"Kau salah My Lady. Aku hanya mengingatkanmu, yang menyakitimu adalah pria itu, bukan aku." Gumam Mary, sarkastis. Membuat air mata Darrellyn kembali merebak. Ia sudah berkali-kali merenungkan hal itu, sudah berkali-kali pula ia berusaha menerima kenyataan pahit ini. Namun rasanya masih sesak, bahkan terlalu sesak untuk bernapas lagi dan memulai hidup kembali.

"My Lady, kau mungkin bisa mencintai, tapi kau lupa arti kata dibalik cinta. Cinta itu menerima keadaan, tidak memaksakan, dan tidak perlu balasan. Jika cintamu tulus kau tidak akan perduli akhirnya ia akan bersamamu atau tidak."

"Tapi ia mempermalukan keluargaku juga.!" Seru Darrellyn

"Kau menyayangi keluargamu?"

"Tentu saja."

"Lantas kenapa kau mengabaikan mereka setelah kejadian itu.?"

"Bukan seperti itu Mary. Aku hanya butuh waktu"

"Kau butuh waktu mengakui kejahatan seorang penjahat maksudmu?" Lagi-lagi ucapan Mary begitu menohok untuknya.

"Mary kau tidak benar-benar mengerti diriku. Aku ingin sendiri, kau bisa pergi." Tukas Darrellyn.

"Aku akan pergi My Lady, tapi satu yang harus kau ingat. Jika kau perlu waktu memulihkan perasaanmu dan semua orang harus mengerti, mengapa dulu kau tidak bisa mengerti Duke of Edinburgh paska ditinggal sang ayah.? bukankah ia pergi untuk memulihkan perasaannya juga??"

"Mary..."

"Aku akan pergi.." Mary mengalah, ia membungkuk hormat lalu berbalik hendak membuka pintu kamar. "Baiklah, katakan padaku apa ayah dan adik-adikku baik-baik saja? apa yang mereka tengah hadapi saat ini?" Mary tertegun, ia merasa secercah harapan masih mampu ia lihat untuk memperbaiki retaknya hati Darrellyn.

Untitled Love (Our Lady Orva)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang