Keretanya berhenti, Ashton turun lalu berjalan menghampiri Larry. Memberinya sapaan sembari menyodorkan topinya, seperti biasa Larry akan berbisik memberi tahunya keberadaan Darrellyn dari kepala pelayan Mary, lalu Ashton akan memberinya sedikit tips sebelum masuk kedalam sana.Setelah sedikit berbasa-basi bersama James, seperti biasa Ashton akan segera pergi ketempat kesukaan sang Lady. tempatnya menghabiskan hari dengan membaca buku.
"Selamat siang My Lady."
Ashton melangkah mendekati Darrellyn dikursinya. Darrellyn yang menyadari itu langsung menutup bukunya dan memberi hormat. Sesaat Ashton merasa dirinya disambut dengan baik oleh Lady satu ini. Namun sayangnya, setelah memberi sapaan itu Darrellyn hendak keluar dari perpustakaan bersama dengan bukunya.
"Apa aku mengganggumu?" Darrellyn terdiam, saat satu langkah lagi ia ambil Ashton kembali bersuara.
"Aku tidak beniat pulang jika tujuanku kemari berakhir sia-sia." Darrellyn berbalik, ia hendak melakukan perlawanan tapi Ashton juga kini berbalik kearahnya. mereka saling berhadapan sekarang.
"Baiklah, Apa yang ingin anda katakan Your Grace."
"Aku tidak mengabaikanmu. Aku hanya perlu waktu mengalihkan pikiranku setelah kepergian Ayahku dulu. Aku sesali apa yang telah kita akhiri dulu, seandainya kita mampu bertahan saat itu. Maka, kau tidak akan sesakit saat ini."
Darrellyn menutup matanya, akhir dari perkataan Ashton begitu mengena dihatinya. Dapat ia rasakan ketika tiba-tiba saja tangan Ashton membelai pelan rambutnya.
"Anda tidak tahu apapun Your Grace. Anda tidak boleh menyesali sesuatu yang bukan diperbuat oleh anda, ini adalah nasibku." Mata Darrellyn mulai berkaca-kaca.
"Bagaimana tidak aku sesali? jika saja hari itu aku pulang, kau tidak akan jatuh pada pria lain. Terlebih pria berengsek sepertinya."
"Sudah kubilang, Anda tidak tahu apapun. Aku tidak pernah marah atau menyesali hubungan antara kita dulu sehingga terjadi hari ini. Anda tidak ada hubungannya dengan semua ini. Your Grace."
"Aku tahu, tapi melihatmu menjadi seperti ini membuatku menyesali sesuatu itu." Ashton begitu emosional, ia menggebu ingin sekali Darrellyn tahu bahwa ia menyesali hubungan yang telah mereka buang dulu.
"Aku tahu anda mengsihaniku Your Grace, terima kasih atas kepedulianmu." Darrellyn berbalik, tapi tangan Ashton dengan lancang memeluk tubuhnya dari belakang.
"Aku mengasihimu, bukan mengasihanimu. Aku perduli kepadamu, dan lebih dari itu. Jadi biarkan aku menghapus semua kesedihanmu. Kenalkan aku padanya, biar aku beri ia pelajaran." Ashton menutup matanya, menghirup aroma rambut Darrellyn dalam pelukannya sebelum wanita itu mulai berontak. "Aku tidak tahu dari mana anda mengetahui semua ini. Tapi anda tidak perlu ikut campur dalam masalah ini apa lagi menyalahkan diri anda sendiri. Maaf, aku harus pergi."
Darrellyn lantas pergi meninggalkan Ashton dalam keadaan campur aduk. Sebenarnya Ashton menemui Michael, mudah saja membuatnya memberi informasi apapun mengenai keluarga Orva darinya. Jika Michael tidak membantunya ia kan membongkar rahasia Michael bersama Lady Calloraine.
Michael pagi tadi datang ke Edinburgh. Berbicang layaknya seorang teman ditengah-tengah pekerjaan Ashton. Michael bercerita banyak dari awal mula Viscount Thomas datang ditengah-tengah keluarga Orva, hingga membuat Darrellyn berubah menjadi sedingin ini.
Darrellyn tidak pernah keluar kamar, ia hanya pergi ke perpustakaan siang hari lalu kembali ke kamar ketika jam tidur tiba. Kelima puteri Orva yang lain juga kesulitan berbica bersama Darrellyn. Tanpa wanita itu sadari saudari-saudarinya ikut sedih atasnya, lantas mulai menutup diri mereka masing-masing. Keluarga Orva jadi sedikit berantakan dibuatnya.
Tidak ada lagi Zane dan Floretta yang berlari-lari menuju ruang makan dipagi hari, tidak ada suara Valerrie yang melerai Zane dan Flo, tidak pula ada suara-suara Madeline dan Calloraine dimalam hari yang saling berbagi cerita atau sekedar membicarakan gaun indah terbaik yang dibakai seorang Lady dipesta dansa.
James sibuk diruang kerja, sesekali Michael membantu mengurus pekerjaannya sehingga James bisa memberi sedikit perhatiannya kepada putri-putrinya. Tapi, semua tidak lagi sama, semuanya mulai memiliki pemikiran masing-masing. Hanya berkumpul untuk sarapan dan makan malam, selebihnya tidak ada lagi canda tawa diantara mereka. Berbanding terbalik sebelum kejadian Viscount Thomas dengan Lady Darrellyn.
***
Paul mendekat seraya berusaha menghentikan aksi minum-minum gila kakaknya ini. Terakhir kali ia melihat Ashton seperti ini ialah saat ayah mereka meninggal dunia. Ashton juga sering mengirim surat bahwa ia tidak pernah lagi minum hingga mabuk. Tapi kali ini.. untuk pertama kalinya lagi.
"Kau bilang sudah berhenti seperti ini bukan?" Todong Paul.
"Aku tidak bicara aku berhenti minum, aku bicara kalau aku berhenti mabuk. Dan aku tidak mabuk saat ini.. uhukk.."
Ashton hendak merampas gelasnya dari tangan Paul. Namun, Paul tentu lebih kuat dari orang mabuk yang berpura-pura waras ini.
"Apa yang kalian bicarakan tadi? kenapa kau jadi mendadak seperti ini.?" Tanya Paul, sedangkan Ashton malah terkikik, ia menyerah mengambil gelasnya kembali lalu duduk di kursinya.
"Dia bilang semua ini bukan salah ku, dia bilang aku tidak usah ikut campur .."
Paul dapat merasakan betapa sakitnya perasaan Ashton saat ini. di saat ia begitu peduli, ia malah di perintah mundur. Meski tertawa, Paul tahu air mata yang malu untuk menetes itu ia tahan sedari tadi.
"Padahal aku kira hubungan kita akan membaik barusan. Aku bahkan hendak memintanya merekomendasikan tumbuhan hiasan untuk ku simpan disini, tapi ternyata semuanya malah semakin memburuk.." Paul hanya mampu menatap miris sang kakak yang kini tertawa seperti orang gila.
"Dia tidak mau kau ikut campur.?"
"hmm.."
"Dia bilang ini semua bukan salahmu.?"
"hmm.."
"Dia tidak lagi memilikimu dalam hatinya.?"
"hmm.."
"Dia bukan Darrellyn yang mencintaimu seperti dulu.?"
"Yaa.."
"Kalau begitu berhentilah menaruh perasaan kepadanya.!" Seru Paul, Ashton mendongkak menatap Paul dengan mata sendunya. Jelas tertera disana bahwa yang dikatakan Paul barusan adalah hal yang mustahil, mengingat selama lima tahun ini ia juga telah berusaha melupakan, tapi hati nya menentang untuk melakukan.
"Kau tampan, kau kaya, kau punya jabatan, kau pemilik Edinburgh. dan kau harus segera memenuhi syaratmu untuk segera menikah. Lupakan Darrellyn, menikahlah dengan wanita lain."
"Hahaha.. bersama siapa memang?" Ashton tertawa.
"Kau bisa meminang Lady Madeline, aku dengar sir.James ingin segera menikahkan puterinya Lady Madeline."
"Haruskah..?"
"Ya, pilihlah dia. Sir. James pasti memberikannya untukmu, dia mungkin lebih baik secara emosional dibanding Lady Darrellyn."
...
![](https://img.wattpad.com/cover/168980953-288-k457157.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled Love (Our Lady Orva)
Любовные романыLady Darrellyn Orva, adalah kakak tertua dari enam bersaudara. Suatu ketika nama keluarga Orva tercoreng olehnya karena gagal melangsungkan pernikahan dengan seorang Viscount berengsek yang malah mengkhianatinya dengan menikahi wanita lain. Sejak sa...