Chap 9

5.4K 533 0
                                    


"Apa yang aku lakukan ini benar Mary?" Darrellyn terus bergumam sepanjang perjalanan pulang, merasa ragu atas kesepakatannya bersama Ashton tadi siang. Sedangkan Mary hanya tersenyum lalu menggenggam kedua tangan Darrellyn berusaha memberinya keyakinan bahwa tidak ada yang salah dengan keputusannya.

Sebab kali ini Mary benar-benar berharap tidak akan ada lagi Darrellyn yang melamun dihadapan jendela perpustakan, tidak lagi Darrellyn dengan sikap masa bodo tentang lingkungannya, apalagi air mata dibalik cemoohan publik dibelakangnya. tidak lagi.. biarkan penuh ambisi, biarkan penuh semangat, seperti semestinya kehidupan berjalan. Toh ini hanya bentuk dari pembelaan diri, tidak ada yang salah dari apa yang Darrellyn putuskan untuk ia lakukan.

"Hari sudah larut, kau bisa tidur dulu My Lady. Perjalanan sekitar satu jam lagi, akan aku bangunkan jika kita sudah sampai."

Sekitar pukul sepuluh malam saat ini. Mary masih terjaga, meski dengan susah payah ia tahan rasa kantuknya ketika hari yang semakin malam semakin senyap mulai menggodanya memasuki alam mimpi, beberapa detik lagi Mary akan benar-benar tertidur jika saja kereta tidak dengan tiba-tiba bergoncang. Mary pikir Larry mengambil jalan tikus agar sampai lebih cepat, tapi..

"Ada apa ini Mary?" Darrellyn terbangun ketika merasakan goncangan didalam kereta, belum sempat Mary berujar tiba-tiba kereta berhenti.

"Larry. apa yang terjadi?" tanya Mary khawatir.

"Jangan panik. tolong pastikan My Lady tidak keluar dari kereta."

"Apa yang terjadi diluar??" Darrellyn angkat suara, dapat mereka rasakan Larry turun dan berjalan menjauhi kereta mereka.

"Mary, kau tetap disini. Aku akan keluar untuk melihat." tangan Darrellyn baru saja hendak membuka pintu kereta tapi Mary menariknya.

"Oh tidak My Lady, aku yang harus menjagamu. Jadi jangan lah keluar.!"

Darrellyn bersikeras ingin turun ia pikir ada sesuatu yang terjadi dengan keretanya hingga mengharuskan mereka berhenti sesaat tapi, suara pukulan tiba-tiba terdengar begitu keras dari luar hingga membuat Darrellyn mengurungkan niatnya untuk turun dan melihat. Sekarang mereka bahkan mendengar suara-suara yang diduga saling memukul satu sama lain. "Siapa yang kau bawa didalam sana.?" tanya seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan sebuah topeng menutupi sebelah kiri sisi wajahnya.

"Aku hanya membawa barang." jawab Larry.

BUGG...

Satu pukulan mengenai ulu hati Larry, padahal awalnya Larry lah pemenang dari perkelahian ini, tapi beberapa orang keluar dari tempat persembunyian mereka dan menyerang Larry secara bersamaan. "Bukankah ini kereta milik Sir.James Orva? apa dia didalam sana.?" Pria dengan topeng itu berjalan mendekati kereta. Larry meronta ingin dilepaskan agar bisa menghentikan pria itu mendekati keretanya. "Aku berani bersumpah didalam sana bukanlah Sir.James." Teriak Larry dengan sisa tenaga yang ia miliki.

"Kalau begitu didalamnya ada salah satu putrinya?? aku rasa itu akan lebih mengasikan, mungkin aku bisa sedikit bermain-main dengannya." Pria itu telah sampai dipintu kereta, ia membukanya dengan satu tarikan dan melihat Darrellyn juga Mary didalam sana.

"Ohh ternyata kau membawa seorang dewi didalam sini. Dewi yang kotor, Darrellyn Orva. Keluarlah.. mari kita sedikit bermain-main." Pria itu menarik kasar tangan Darrellyn sedangkan Mary mati-matian menahan Darrellyn agar tidak terbawa pria itu. Namun pria itu lebih kuat daripada pelukan Mary yang menahan Darrellyn turun, pria itu bahkan padat dengan mudahnya menarik Darrellyn serta Mary dalam waktu bersamaan untuk turun dari kereta.

Darrellyn turun dari kereta dengan wajah yang pucat, ini pertama kalinya ia dihadang penjahat saat berada dalam sebuah perjalanan. Mary malah berteriak histeris sekarang ini dengan memukuli pria itu tapi itu sama sekali tidak membuatnya bergeming, dalam sekali dorongan Mary terjatuh cukup jauh dari tempat pria itu bersama Darrellyn berada.

Untitled Love (Our Lady Orva)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang