Chap 14

5.1K 490 2
                                    


Sudah tiga hari setelah kepergian sang ayah bersama Ashton juga Michael ke London. Selama tiga hari itu pula teror tak pernah berhenti datang ke mansion keluarga Orva. Siapa lagi pelakunya selain Viscountess Russell? bahkan para pelayan berhenti pergi ke pasar untuk beberapa saat, demi menghindari cacian dan perbuatan tak senonoh karena statusnya sebagai pekerja dikeluarga Orva.

Terakhir kali, kamarin sore Valerrie memarahi Jerremy karena tidak becus menjaga kandang ternak, Akibatnya seseorang masuk meracuni kuda kesayangan Zane hingga menyebabkan Zane celaka di hutan. Tanpa menebak Darrellyn sudah tahu siapa pelakunya,

"Kau akan selalu menunggu disini, Darrellyn? sudah ku bilang aku tidak apa-apa." Ucap Zane, sejak kemarin sore Darrellyn menunggunya dikamar, membantu pelayan mengobati Zane, dan tak henti-hentinya mengucap maaf. Meski Zane sebenarnya senang diperhatikan Darrellyn kembali, tapi sungguh ini terlalu berlebihan. Kakinya hanya tergores dan masih sulit untuk berjalan karena linu, selebihnya ia baik-baik saja.

"Kau harus mandi dan makan Darrellyn." Zane meraih tangan Darrellyn dan menggenggamnya, membuat hati si pemilik jadi menghangat atas sikapnya. "Kau memaafkan ku, Zane?" Zane terkekeh pelan lalu menggelengkan kepalanya seraya berkata, "ini bukan salahmu, jadi aku tidak menerima permintaan maafmu."

Meski ucapannya tak sesuai ekspetasi, Darrellyn tahu Zane pasti mengerti penyebabnya dan mampu memaafkan Darrellyn. Darrellyn pun balas menggenggam tangan Zane. "Terima kasih, karena tidak membenciku. Aku akan memperbaiki semuanya, aku janji."

Darrellyn keluar dari kamar Zane, sesuai keinginan Zane ia akan mandi dan makan lalu kembali menemaninya. Dilihatnya Floretta didepan pintu kamarnya, ia berjalan menghampiri Darrellyn dengan perlahan. "Aku... aku minta maaf atas sikapku waktu itu." Darrellyn hendak mengutaran responnya, tapi Flo malah langsung masuk ke kamar Zane, melihat itu Darrellyn hanya bisa mengulum senyum. Ia tahu Flo malu meminta maaf padanya.

"Senang melihat kembali senyuman mu, Darrellyn." Valerrie mendekat, ia hendak ke kamar Zane juga saat ini. "Flo terus memikirkan mu, ia bilang padaku bahwa ia menyesal telah membentakmu saat ayah pulang dengan kondisi terluka. Jadi kusuruh ia meminta maaf."

"Aku tahu Vale, seharusnya aku yang minta maaf pada kalian." Ujar Darrellyn, ia menunduk menyayangkan keretakan hubungan mereka karena ke-egoisannya.

"Kami memaafkanmu Darrellyn." Suara Madeline dan Callorine tiba-tiba terdengar, secara bersamaan, sampai-sampai mereka sendiri terkekeh karena ketidak sengajaan barusan. Entah kenapa tiba-tiba seluruh beban yang Darrellyn alami saat ini terasa begitu ringan, hatinya merasa lebih tenang setelah kembali akrab bersama adik-adiknya. Seharusnya dulu ia tidak pernah mengabaikan adik-adiknya jika saja ia tahu lebih dulu bahwa, merekalah sumber kekuatan Darrellyn.

Tidak ada Thomas dalam pikirannya saat ini. Memikirkan pria itu malah membuatnya sakit dan dipenuhi amarah, itu sebabnya ia benar-benar tidak menganggap Thomas datang kemarin. Ia tak akan perduli, sungguh. yang ia lakukan adalah menunggu ayahnya pulang dengan hati berdebar. Ia ingin tahu bagaimana rencana bisnis sang ayah berjalan disana, lalu merencanakan pembersihan status keluarga Orva tentang stigma masyarakat diluar sana bersama Ashton.

Ashton? ya tuhan, Darrellyn benar-benar terus memikirkaannya akhir-akhir ini. Setiap ucapan pria itu terekam jelas dalam otaknya, tanpa terkecuali permintaanya sebelum pergi ke London, dan janjinya untuk membantu Darrellyn.

"Mary, sejak kapan ada pohon Ash ditaman kita?" Tanya Darrellyn, sembari menatap kearah beberapa pohon yang menjulang tinggi dihadapannya.

"Sejak lima tahun lalu, kau yang memintaku menanamnya. kau bilang kulit kayu dan daunnya bisa digunakan sebagai obat, banyak pula suplemen ekstrak pohon Ash yang digunakan untuk mengatasi demam, arthritis, asam urat, juga masalah kandung kermih. Selain itu kau juga bilang kulit ash dapat digunakan untuk melancarkan siklus menstruasi, mengobati luka kulit, dan gatal. Seperti seorang ahli sains kau berujar kala itu My lady, padahal aku tahu kau menanamnya karena Ashton dari Ash." Darrellyn malah tertawa mendengarkan penuturan Mary barusan. "Benarkah? Sebegitu cintanya aku pada pria itu dulu.?"

Untitled Love (Our Lady Orva)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang