9. Memulai Hal Baru

219 5 0
                                    

Setelah pulang dari membeli peralatan tulis, Alena merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Matanya terpejam, bukan untuk tidur hanya berusaha mengingat semua kenangan yang pernah dia lalui bersama Delvin. Setidaknya dia ingin mengingat laki-laki itu sebelum benar-benar melupakannya.

Alena membuka matanya, ditatapnya langit-langit kamarnya yang ditempeli bintang berwarna-warni permintaan Elvara-agar mirip seperti kamarnya. Terkadang Alena ingin segera lulus agar tidak bertemu dengan Delvin lagi. Dengan begitu Alena bisa leluasa menghapus semuanya. Bukankah cara yang paling mudah untuk melupakan adalah perpisahan. Maka perpisahan itulah yang dia inginkan.

Alena beralih ke meja belajarnya. Dia membuka laci meja. Di sana ada banyak sekali hal tentang Delvin yang ditulisnya. Dari mulai puisi, cerpen, novel, biografi, bahkan ada satu buku khusus yang dia buat untuk mengabadikan setiap momen yang pernah diambil Alena lewat ponselnya. Lalu mencetaknya dengan kertas foto. Terserah orang lain menganggapnya gila sampai berlaku seperti seorang paparazi. Namun Alena melakulan itu hanya berusaha mengingat Delvin dengan caranya. Cara mencintai Alena itu berbeda, dia tidak ingin mendekati orang yang dia suka dengan cara murahan seperti yang lainnya.

Pada lembar pertama adalah foto Delvin yang diambil dari samping. Hidungnya yang mancung terlihat sempurna, rambutnya terbuai oleh angin. Benar-benar pemandangan yang indah bagi Alena saat itu. Di bawah foto, Alena menulis satu kalimat panjang untuk menjelaskan makna Delvin baginya.

Delvin Verrio Abiza, seseorang yang lahir pada tanggal 15 Desember 2000 yang suka tersenyum pada setiap orang yang bahkan sangat dikagumi perempuan lainnya. Dan Alena Prisia adalah salah satunya dari perempuan itu.

Lalu lembar berikutnya, foto saat mereka berada dalam satu event keorganisasian. Di sana ada foto panitia, foto Delvin dan teman-temannya yang menata kursi, dan foto Delvin yang mengatur koordinir lainnya.

Lembar berikutnya berisi seluruh foto yang ada di instagram Delvin. Alena mencetaknya juga. Bahkan ada salah satu instastory laki-laki itu yang dia screenshot ikut dia tempel di sana. Gambar yang memperlihatkan dua orang perempuan dan dua orang laki-laki-salah satunya Delvin, mereka merayakan ultah Delvin kala itu. Delvin diapit oleh dua sahabatnya, di samping kanan ada teman laki-lakinya dan di samping sebelah kiri ada perempuan yang Alena tahu bernama Nabila Kusuma dan di samping Nabila ada sahabat perempuan mereka juga. Di foto itu terlihat Delvin dan Nabila memegang kue bersama. Delvin menatap Nabila. Alena tidak bodoh ketika melihat arti tatapan Delvin. Tergambar jelas bahwa laki-laki itu sungguh mencintai sahabatnya.

Alena tidak kuat lagi untuk melihat semuanya. Dia menutup buku itu. Diambilnya kotak berukuran sedang yang ada di atas almari. Lalu memasukkan semua kenangan itu ke dalam kotak. Kali ini dia benar-benar ingin melupakan Delvin.

Alena keluar dari kamarnya sambil membawa kotak itu. Elvara yang berada di ruang keluarga terlihat bingung dengan apa yang dilakukan Alena saat ini.

"Kakak mau bawa kotak itu kemana?"

"Ke gudang." Alena membalas dengan nada ketus. Perasaannya benar-benar buruk.

"Santai dong kak, ditanyain baik-baik balasnya ketus," gerutu Elvara yang cukup di dengar Alena.

Sekembalinya Alena dari gudang, dia duduk di samping Elvara. Memainkan rambut adiknya dengan menariknya ke bawah. Elvara merasa terganggu akan perbuatan kakaknya.

"Apaan sih kak, ganggu banget beneran. Biasanya juga di dalem kamar mulu, ngapain keluar?" Elvara berkata ketus sambil menghindarkan rambutnya dari gangguan kakaknya.

"Ikut kakak ke salon yuk, potong rambut." Elvara menatap kakaknya dengan tatapan tidak percaya. Dulu dia pernah mengajak kakaknya untuk potong rambut, tapi kakaknya itu tidak mau. Alasannya sayang jika dipotong, udah panjang.

"Tumben? Dulu nggak mau?" tanya Elvara dengan penuh tanda tanya. Tapi Elvara berjalan ke kamarnya untuk bersiap-siap.

"Hah, ngapain tanya kalau mau juga ngikut," gumam Alena yang masih berada di ruang keluarga.

"Kakak nggak siap-siap?" teriak Elvara dari dalam kamarnya.

"Nggak. Udah cepetan."

***

Alena dan Elvara masuk ke dalam salon. Keadaan di sana ramai akan banyaknya pengunjung. Alena dan Elvara memilih duduk di ruang tunggu. Mereka memainkan ponsel masing-masing.

"Var!" panggil Alena. Elvara menoleh ke arah Alena dengan pandangan bertanya. "Arzaq itu siapa?" tanya Alena yang membuat Elvara terkejut.

"Apaan sih kak." Bukannya menjawab justru Elvara merengut kesal. Perempuan itu menyenderkan tubuhnya ke belakang.

"Lohh. Kakak tanya lohh," kata Alena dengan polos. Padahal kenyataannya dia tahu benar Arzaq itu siapa. Sewaktu dia meminjam ponsel Elvara, Alena memanfaatkannya untuk membaca setiap chat di akun sosmed Elvara.

"Kakak nyebelin deh."

"Itu nggak sih orangnya?" Alena menunjuk laki-laki seumuran adiknya yang duduk di sebrang mereka. Melihat mata Elvara yang membulat penuh ketidakpercayaan, membuat Alena yakin itu adalah Arzaq yang sering dibicarakan Elvara dan teman-temannya.

"Kok bisa disini," gumam Elvara dengan lirih.

"Dek, suka sama orang itu boleh. Tapi jangan berharap dia menyukai balik. Yang ada malah tersiksa sama rasa suka yang kamu punya."

"Aku nggak suka kok sama dia. Dia itu adik kelas aku, aku sukanya yang seumuran."

"Kakak nggak tanya lohh kamu suka sama dia apa enggak."

"Lah tadi kakak bilang kalau suka sama orang itu boleh dan bla bla bla. Terus itu namanya apa?"

"Kan aku bilang, bukan tanya. Kamu sih terlalu senang ngelihat dia jadi kakak disalahin. Lebih baik kamu samperin gih. Kakak mau masuk dulu."

"Kak Lennn. Nyebelin banget sih kak."

Alena meninggalkan Elvara begitu saja. Bagi Alena, menyembuhkan luka dengan cara menggoda adiknya adalah obat yang paling mujarab. Alena tidak mudah untuk melupakan seseorang. Namun, usahanya untuk melupakan orang itu akan dimulai saat ini. Di mana tidak ada lagi hal yang perlu untuk diingat kembali. Dia sudah cukup bertahan, sekarang waktunya untuk mengikhlaskan.


—--Bersambung--—

Between Us √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang