BAB 19

11.9K 710 127
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh semuaaa😍😍

selamat pagi..

ini yang pada komen kenapa Alvin pengen nikahi Alea meskipun Alea lagi hamidun...

**************

Seminggu kemudian....

Setelah semua persiapan yang dilakukan secara terburu buru , semua urusan pernikahan Alvin dan Alea bisa terlaksana hari ini. Hampir semuanya yang mengurus Nafilah karna Alvin dan Alea mengurus perceraian Alea yang memang tidak mudah mengingat Alea sedang hamil untung saja Renaldi tidak mempersulit semuanya.

Pesta pernikahan diadakan sangat mewah sesuai keinginan Alea bahkan ada ribuan tamu undangan termasuk kolega kolega Alvin dan tetek bengek nya, bahkan satu hotel itu dikhususkan untuk pernikahan Alvin dan Alea.

Nafilah tampak cantik dengan balutan gamis brokat putih dan khimar panjangnya, kali ini ia menutup mukanya dengan sebuah kain entah kenapa ia ingin menggunakannya, mengingat acara ini dihadiri banyak tamu. Meskipun tertutup rapat siapapun yang melihatnya akan terkesima, mata indah dan sisa wajah yang tak tertutup begitu berseri seri. Apalagi mata yang selalu menyipit mengartikan ia sedang tersenyum dibalik kain itu.

Nafilah berjalan keluar dari kamar hotelnya menuju kamar Alea, untuk melihat persiapan calon madunya.

"Assalamualaikum"ucap Nafilah dengan membuka pintu.

"waalaikumsalam"jawab penata rias dan Alea.

"bagaimana mbak? apakah ada yang perlu diurus lagi?"tanya Nafilah.

"ah, aku rasa tidak ada. semua tampak sempurna, terimakasih Nafilah" ucap Alea menggenggam tangan Nafilah.

"syukurlah kalau mbak suka, bagaimana dengan gaunnya?"tanya Nafilah.

"sangat indah, aku cantik bukan?"tanya Alea dengan senyuman indah.

Nafilah memandang penampilan Alea yang sempurna, gaun putih yang mengembang dengan aksen berlian disetiap lekukan sungguh mewah, rambut yang tertata rapi membuat Alea seperti seorang ratu sungguhan.

"Mbak sangat sempurna" karenanya suamiku juga mencintaimu dengan begitu sempurna nya lanjut Nafilah dalam hati.

"Terimakasih Naf, kau juga tampak cantik"

"Kalau begitu aku keluar dulu ya mbak"

"iya"

Setelah keluar dari kamar hotel Alea, Nafilah menuju kamar suaminya.

"Assalamualaikum"ucap Nafilah membuka pintu.

"waalaikumsalam"jawab Alvin dan mama Ana.

"ah rupanya menantuku, yasudah mama akan keluar dulu"ucap Ana sembari menghapus air matanya. Sungguh sejak kejadian seminggu yang lalu Ana selalu saja meneteskan air mata ketika melihat Nafilah menantu kesayangannnya itu.

"Mas"panggil Nafilah menghampiri Alvin.

"Iya, kemarilah Syah"

"Apa kau bahagia?"tanya Nafilah sembari membenarkan jas pengantin yang Alvin kenakan.

"tentu saja"jawab Alvin memandang Nafilah dengan senyuman.

"apa kau tak bahagia?"tanya Alvin.

"Bagaimana bisa aku bahagia mas? semua istri ku kira tak akan ada yang bahagia melihat hari pernikahan suaminya dengan wanita lain"ucap Nafilah menatap Alvin dengan senyuman.

"Maafkan aku"jawab Alvin mengusap wajah Nafilah yang tertutup kain.

"Tak apa, aku akan berusaha nampak bahagia. tenang saja mas"

Nafilah (On Going) ~ Poligami SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang