🌹Alea POV🌹
Hari ini tepat kepulangan mas Alvin, aku hanya ingin dia bersamaku. Dengan bayi yang aku kandung, sekarang posisiku semakin kuat. Mama Ana dan Papa Nugra harusnya tidak punya lagi alasan untuk menyingkirkan aku.
Sudah cukup kesabaranku selama ini, melihat milikku harus menjadi milik orang lain. Terkadang kita perlu egois untuk mempertahankan milik kita bukan ?
"Angel"
"Apa nda ?"tanyanya menghampiriku.
"Ayo ikut bunda ke kamar, ada yang mau bunda omongin sama Angel"
"Ote"
Aku menggiring Angel sampai ke kamarku. Aku butuh sedikit pendukung untuk misiku dan kali ini Angel.
"Angel sayang gak sama bunda ?"
"tayang, anet. Angel tayang anet cama unda"jawabnya tersenyum menampilkan gigi putihnya.
"Angel sedih nggak kalau papa bakal ninggalin kita ?"pancingku.
"cedih unda"jawabnya menunduk.
"Angel, kamu harus tau mama Nafi sama Ara bakal bikin papa ninggalin kita. Ninggalin Angel, bunda sama adik Angel"ucapku memasang wajah sedih. Astaga dia benar benar percaya denganku, terbukti dengan mata bundarnya yang berkaca. Aku akui kemiripan Reinaldi memang lebih banyak pada putriku, dia memang tampan meskipun sudah sedikit berumur.
"Angel ndak au papa tingal unda, ndak au"
"Kalo Angel nggak mau, Angel mau bantu bunda nggak buat jauhin mama Nafi sama Ara dari papa ?"
"antu apa unda ?"tanyanya.
"Sini bunda bisikin"
Setelah aku membisikkan sesuatu yang harus ia lakukan, ia mengangguk dengan patuh.
"Kalo Angel beneran sayang bunda, Angel harus nurut sama bunda"
"Yaudah ayo kita tunggu papa di depan. Inget apa kata bunda"
"Iya unda"
Sesampainya di ruang tamu, aku melihat Nafilah dan Ara yang tampak berbincang diiringi gelak tawa.
"Ehemm"dehemku mengalihkan perhatian mereka.
"Eh, mbak Le"ucap Nafilah tersenyum.
"Kak Ngel, anti main bonea ole papa ya"ajak gadis cerewet itu pada Angel.
Kulirik Angel, ia melengos dan tidak menjawab permintaan sang adik. Itu artinya, Angel dapat aku andalkan.
'Ceklek'
Perhatian kita teralih setelah mendapati pintu yang terbuka. Aku langsung berlari kecil menuju mas Alvin.
"Jangan lari Le"peringatnya berjalan mendekatiku.
"Aku rindu mas Alvin"ucapku manja, sengaja memang. Aku ingin Nafilah menyerah, hanya itu.
"Manja sekali bumil ini. Loh anak anak kok diam ? Tidak mau menyambut papa dan mengambil oleh oleh kalian ?" tanya mas Alvin melihat perbedaan di kepulangannya kali ini.
Kulihat Ara yang murung sedari penolakan dan sikap dingin Angel tadi, dan Nafilah yang tampak memandang ke arah lain. Aku yakin dia mengalihkan pandangan dari posisiku dan mas Alvin sekarang. Dasar lemah !
"Kak Angel, ini boneka pandanya"
"Mbak Ara, ini berbinya" seru mas Alvin mengeluarkan oleh oleh mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nafilah (On Going) ~ Poligami Series
CasualeFollow dulu sebelum bacaaaa yaaa.. Don't be silent readers dengan baca nggak VOTE😂 Cerita ini bener bener menguras pikiran, hati dan emosi. Untuk part part awal emang dibaca rada bingung. Maklumin aja ya, aku baru belajar soalnya. Typo juga banyak...