BAB 30

17.5K 928 117
                                    

Assalamualaikum warahmatullah semuanya....🤗🤗🤗

Maaf karna baru bisa UP.. tadinya mau hiatus sampe April tapi sebisa mungkin kalo emng ada waktu dan niat😂 author bakal UP sewaktu waktu..

🏠🏠🏠🏠🏠🏠🏠

Suasana pagi hari ini nampak berbeda di kediaman Alvin Nugraha, tampak Alea termenung di dapurnya tak lupa mata sembab yang tak bisa ia sembunyikan. Semalaman suntuk ia menghabiskan waktunya untuk berpikir, apa yang ia lakukan selama ini adalah kesalahan. Ia akan mencoba memperbaiki, menata kembali hatinya agar mampu menerima hati lain pada hati suaminya.

Alea POV

Aku memang bersalah, tapi menyadari bahwa orang yang aku cintai juga mulai menaruh hati pada cinta lain itu cukup membuatku sesak. Sudah cukup kebodohanku dulu meninggalkan Alvin untuk keegoisanku sendiri, aku sudah mendapatkannya tentu saja aku tak mau melepasnya.

Semalaman suntuk aku memikirkan semua yang Alvin ucapkan semalam, ditambah apa yang mereka lakukan semalam mampu membuatku menyadari cinta Alvin sudah mengalir pada hati Nafilah. Aku ingin egois tapi aku tau, keegoisan justru akan membuatku kehilangan Alvin.

Hari ini aku akan sedikit mengalah pada istri pertama Alvin, ya mengalah sedikit saja. Jika semua berjalan lancar aku tak akan mempermasalahkan tapi jika nanti semua seolah ingin menyingkirkan aku , aku juga akan menyingkirkannya. Niat awal memang aku mendekati Alvin karena harta. Namun, seiring berjalannya waktu aku merasakan bahwa cinta yang dulu kini tumbuh membumbung tinggi di hati.

Lamunanku buyar ketika aku mendengar derap kaki menuruni anak tangga, ku tolehkan kepala dan aku melihat Nafilah di sana, berdiri dengan tatapan canggung padaku. Akupun mendekat, dan segera memeluknya.

"hiks hiks maafkan aku hiks.. maafkan mbak yang egois Naf. Maafkan mbak, mbak mohon"racauku di sela sela tangisan. Aku mengerti hatinya juga terlampau sakit melihat suaminya berdekatan dengan wanita lain, akupun kini sudah merasakan sakit itu. Rasa tak terima ketika kita harus berbagi, sungguh itu menyakitkan.

"Mbak bicara apa? mbak nggak ada salah sama aku mbak"jawab Nafilah dengan lembut. Tangisku semakin pecah kala aku mengetahui rambutnya yang masih basah, hal itu mengingatkan aku pada luka semalam.

"Bisakah kita menjadi saudara? seperti apa yang kau tawarkan dulu padaku?"pintaku tulus.

"Tentu saja mbak, kita memang saudara semenjak mbak Alea menjadi anggota rumah tanggaku"jawabnya dengan senyum dan menghapus air mataku. Jika seperti ini aku merasa benar benar tak tau diri. Ya itulah aku, terserah orang lain akan berkata apapun itu aku tak peduli.

"Sudah ya mbak, aku mau ke belakang dulu. sudah lapar hehe"pamitnya.

"Mau kemana? bukankah ini juga dapurmu?"tanyaku.

"Tapi mbak"

"Sudahlah, bukankah sekarang kita bersaudara? bukankah memasak bersama lebih menyenangkan?"

"Baiklah, ayo kita masak sama sama"jawabnya dengan mata berkaca.

Setelah beberapa menit berlalu, menu sarapanpun sudah siap di meja makan.

*author POV

Alvin turun dengan setelan kerjanya dan terpaku melihat pemandangan di depannya. Dua wanita yang sama sama ia butuhkan bersama menyiapkan menu di meja. Berulang kali mengedipkan mata namun lagi lagi pemandangan itu yang bisa ia lihat.

'Beginilah yang aku harapkan, damai dengan satu cinta meski ada 3 hati di dalamnya. Aku tak menyangka Alea wanitaku akan cepat menerima semua keputusan yang aku ambil. Syukurlah semua berjalan sesuai keinginanku. semoga aku mampu memberikan kebahagiaan untuk keduanya' batin Alvin penuh syukur.

Nafilah (On Going) ~ Poligami SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang