Hari ini aku UP dua chapter,, bonus di hari ahad dariku😘😘
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
°°°Alea POV°°°
Aku tak bisa tinggal diam, dia bukan wanita lemah yang aku kira. Bagaimanapun caranya Mas Alvin harus berada di genggamanku.
tok tok tok
"Alea buka pintunya sayang"suara Mas Alvin memanggilku.
"sayang , mas mau masuk. Kita bicarakan baik baik sayang" sepertinya membuat Mas Alvin terus membujuk ku seperti ini sangat menyakitkan bagi wanita itu. Biarlah saja dia gemboran di depan pintu.
"ayo buka pintunya"
"sayang, dengarkan mas"
"ayo kita bicarakan sama sama sayang"seruan nya masih saja terdengar.
"TIDAK PERLU! JIKA AKU MEMANG PENGGANGGU DI RUMAH KALIAN , BIARKAN AKU YANG PERGI"teriakku sebisa mungkin menunjukkan bahwa aku sedang terluka.
"Tidak sayang , mas mohon buka pintunya"
Aku rasa sudah cukup sandiwaraku, pasti Nafilah juga sudah mendengar suara Mas Alvin yang memohon padaku.
ceklek
"Yaallah sayang"baru saja membuka pintu Mas Alvin sudah memelukku.
Aku melihat Nafilah diujung tangga, saatnya.....
"hiks hiks hiks, biarkan aku pergi mas. Aku memang tidak pantas berada di rumah ini hiks hiks, maafkan aku hiks"isakkanku terdengar pilu.
"tidak sayang, adanya kamu dirumahku membuatku nyaman. sungguh, jangan bicara seperti itu karna aku mencintaimu . Bagaimana bisa aku hidup tanpa kamu sayang"ucap Alvin memohon memelukku erat . Ku lihat Nafilah membekap mulutnya dan berpuluh air mata jatuh, ia berlari ke arah kamarnya dan menutup pintu kamar pelan.
"Ayo, masuk dulu dan bicarakan baik baik"ajak Alvin padaku.
Mas Alvin mengajakku memasuki kamar dengan aku yang berada di pelukannya. Menggiringku untuk duduk ditepi ranjang untuk berbicara dengannya.
"Sayang, jangan berkata bahwa kau akan pergi dariku ya"ucap Mas Alvin memohon padaku.
"Tapi dengan satu syarat"ucapku sesegukan.
"apapun sayang"jawab Mas Alvin dengan senyuman.
"Mas Alvin harus mengabaikan Nafilah dalam keadaan apapun"pintaku.
"Ap-apa? bagaimana bisa sayang, dia sedang mengandung anakku juga. Tentu saja aku harus sedikit memperhatikannya le"terang Mas Alvin lembut.
"Yasudah, aku yang akan pergi dan kembali pada Renaldi"jawabku beranjak berdiri dengan hati was was, aku juga takut Mas Alvin lebih memilih Nafilah.
"No! baiklah, aku akan acuh padanya. tolong jangan bicara seperti itu"
"Terimakasih, aku mencintaimu Mas"ucapku mencium bibirnya.
"Akupun mencintaimu, sekarang tidurlah"ajaknya membaringkan tubuhku dan mendekapku. Tak lama aku merakasan kantuk , sepertinya aku akan mimpi indah.
°°°Nafilah POV°°°
Tak ada lagi tangisan raungan milikku, yang ada hanya air mata yang menetes dalam diam. Aku mendengarnya, aku mendengar bagaimana suamiku merayunya dan memohon padanya, semuanya lebih sakit dari apa yang aku bayangkan. Aku berdoa semoga saja tak ada wanita yang mengalami apa yang aku alami, jikapun ada kuatkan hatinya dan hatiku Ya Robbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nafilah (On Going) ~ Poligami Series
RandomFollow dulu sebelum bacaaaa yaaa.. Don't be silent readers dengan baca nggak VOTE😂 Cerita ini bener bener menguras pikiran, hati dan emosi. Untuk part part awal emang dibaca rada bingung. Maklumin aja ya, aku baru belajar soalnya. Typo juga banyak...