Mobil Nafilah tampak memasuki gerbang. Menatap berderet mobil yang sama persis dengan mobil yang kemarin berjejer di depannya. Nafilah bergegas turun.'Ada apa ini ? Ya allah apa yang lagi dilakukan Ara ?'batin Nafilah terus berjalan melewati semua jejeran mobil dan bodyguard. Melihat semua bodyguard menunduk membuat Nafilah bingung. Mengabaikannya Nafilah bergegas membuka pintu.
Dan
"Assalamualaikum, Ya allah Araaaa" Nafilah kaget melihat mainan yang hampir memenuhi ruang tamu itu. Membuat Nafilah melupakan semua orang yang menatapnya geli.
"Ara siapa yang ajarin Ara beli mainan banyak begini ? Mubazir Nak, nggak baik . Mama kan bilang terus sama Ara"cerocos Nafilah tidak peduli dengan keadaan. Wajah lelah tambah sepet liat Ara bolak balik sana sini dengan mainan barunya.
"Mama omel omel tan, Ala dah bilang dayday ndak caya"seru Ara.
"Mama, dengal. Ni cemana manan Ala. Mama nda bole bagi bagi manan Ala. Lo manan lama ndak papa, pi janan manan balu Ala. Mama janan omel omel ala. Mama lo omel omel ndak tantik selti Ala, mama selti mosel"
"Dayday akal, butan Ala. Mama omel omel dayday"jawab Ara berjalan ke arah sofa. Nafilah yang melihat gerakan Ara, tentu saja bola matanya mengikuti kemana Ara pergi.
Krik krik krik
Nafilah menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Disana terdapat 4 pasang mata yang menatap ke arahnya. 1 pasang mata membuat Nafilah mematung.'Kak Lavi'
'Ya allah, Nafi malu'batin Nafilah. Berjalan kikuk dan duduk di sofa tunggal setelah menyalimi mertuanya.
"Tuan, kok nggak salim sama tuan"bisik Azalio yang mendapat injakan di bawah.
"Maaf ya, Nafi nggak liat kalo ada tamu"Nafilah menatap mohon maaf kepada mama dan papa Alvin.
"Tamunya mereka mantu, bukan kita. Kita mah biasa main. Ya gak pa ?"sahut Ana yang mendapat anggukan dan senyuman geli dari Nugraha.
"Pa kita ke belakang yuk, mama laper. Azalio juga laper kan ? Ayo mama masakin makan malam. Kita makan malam sama sama di sini"ajak Ana pada Azalio. Tentu saja sang penggibah sejati menangkap maksud lain dari Ana.
Mereka bertiga bergegas ke arah meja makan dan dapur. Ara sebenarnya mau ikut, tetapi Nafilah larang. Bagaimana bisa ia ditinggal berdua bersama Lavi ?
"Ehmm, Ai" astaga menghadapi partner bisnis besar aja aku nggak segugup ini batin Gerald.
"Iya ?"jawab Nafilah menunduk.
"Maaf ya, aku belikan Ara mainan terlalu banyak"ucap Gerald yang membuat Nafilah mengadahkan kepalanya dan melotot geram pada Gerald.
"Kak, lain kali jangan begitu. Nanti Ara tuman. Kasih dia satu , nggak perlu begini"
"Aku nggak tau, Ai. Kalo kamu biasakan Ara buat beli barang seperlunya"
"Apa perlu aku bawa pulang lagi"lanjut Gerald.
"Bawa aja , kalo Kak Lavi mau bikin Ara nangis semaleman"jawab Nafilah yang membuat Gerald meringis.
Setengah jam'an mereka habiskan mengobrol ringan, Gerald tentu saja belum bisa masuk ke topik berat. Dia tau, suasana ini terlalu ceria jika untuk membahas masalalu.
"Ara, mama geliii"teriak Nafilah yang di serang Ara dengan kepala berbi.
"Ni mama , lacakan"
Gerald terkekeh melihat pemandangan indah di depannya. Rasa lelah rapat besar hari ini dibayar lunas dengan melihat kebahagiaan di depan matanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nafilah (On Going) ~ Poligami Series
De TodoFollow dulu sebelum bacaaaa yaaa.. Don't be silent readers dengan baca nggak VOTE😂 Cerita ini bener bener menguras pikiran, hati dan emosi. Untuk part part awal emang dibaca rada bingung. Maklumin aja ya, aku baru belajar soalnya. Typo juga banyak...